Pekerja informal di Jabodetabek, yang pendapatannya berkurang, berpotensi pulang ke kampung halaman. Jika tidak diantisipasi, hal ini bisa memperluas penyebaran Covid-19.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
KOMPAS/IQBAL BASYARI
Prajurit TNI menjaga pintu masuk rumah sakit darurat Covid-19 di Wisma Atlet, Jakarta, Selasa (24/3/2020). Rumah sakit itu untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
JAKARTA, KOMPAS — Penurunan aktivitas ekonomi di DKI Jakarta dan daerah sekitarnya akibat wabah Covid-19 berpotensi memicu arus migrasi lokal pekerja sektor informal ke daerah asal. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu mengantisipasinya agar tidak memperluas penyebaran penyakit itu.
Hingga Rabu (25/3/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 790 kasus atau naik 105 kasus dibandingkan sehari sebelumnya. Kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta. Korban meninggal akibat Covid-19 mencapai 58 orang, bertambah tiga orang dari hari sebelumnya.
Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono, di Jakarta, mendorong pemerintah memberikan kebijakan wajib kepada masyarakat agar pembatasan sosial atau pembatasan fisik untuk mencegah penyebaran Covid-19 berjalan lebih optimal.
Perlu ada insentif yang bisa menahan mereka tetap mampu memenuhi kebutuhan hidup, selain juga ada larangan pertemuan di area publik.
Potensi pergerakan masyarakat kian tinggi, terutama pada pekerja informal, seperti pedagang kali lima di Jabodetabek, yang pendapatannya berkurang sejak perusahaan memberlakukan sistem bekerja dari rumah. Mereka memilih pulang ke kampung halaman.
Padahal, lanjut Pandu, perpindahan orang dari Jabodetabek ke daerah lain bisa membuat penularan lebih luas mengingat tingginya angka pasien terinfeksi di Jakarta dan sekitarnya. Meski terlihat tidak sakit, para pekerja informal tetap bisa membawa virus korona baru penyebab Covid-19. Sementara itu, biasanya orang yang tinggal di kampung halaman para pekerja informal ini berusia lanjut, kelompok usia yang sangat rentan terhadap Covid-19.
”Perlu ada insentif yang bisa menahan mereka tetap mampu memenuhi kebutuhan hidup, selain juga ada larangan pertemuan di area publik,” kata Pandu. Beberapa pekerja mengatakan sudah meninggalkan Jakarta. Fawwaz Abiyyu (22), pekerja harian di Rawamangun, Jakarta Timur, meninggalkan Jakarta sepekan lalu.
Sejumlah gerai di pusat perbelanjaan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, mengumumkan tutup, Senin (23/3/2020). Penurunan aktivitas ekonomi di Jakarta dikhawatirkan memicu migrasi lokal pekerja sektor informal ke daerah asal.
Ia pulang ke Indramayu, Jawa Barat, karena kasus Covid-19 yang terus meningkat di Jakarta. ”Saya tinggal di Klender, Jakarta Timur, yang sudah masuk zona merah. Saya putuskan pulang kampung, kemarin, pakai kereta,” katanya. Petugas kebersihan di perusahaan manufaktur di Jakarta Timur, Rohim Siandi (27), juga memutuskan pulang ke Brebes, Jawa Tengah.
Ia pulang tak hanya karena takut tertular, tetapi juga karena sudah empat hari belum dibayar perusahaan tempatnya bekerja. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan, pemerintah sejauh ini belum memberlakukan larangan pulang kampung. Namun, arahan terkait pembatasan sosial dan pembatasan fisik tetap menjadi acuan.
Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng mengingatkan pemerintah pusat untuk tegas membatasi arus balik dari Jabodetabek ke daerah asal. Menurut dia, pemerintah daerah, terutama di wilayah kepulauan, tak memiliki sumber daya manusia dan alat memadai untuk menangani Covid-19 seperti di Pulau Jawa.
Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Kastorius Sinaga menuturkan, arahan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian kepada kepala daerah sudah jelas, antara lain warga tetap berada di rumah, tidak bepergian ke luar kota dengan transportasi umum, dan menjalankan pembatasan sosial.
Kompas/Hendra A Setyawan
Pembatasan sosial yang memaksa orang untuk berdiam di rumah saat pendemi Covid-19 melanda Tanah Air menjadi berkah bagi para pedagang sayur keliling. Omzet dagangan mereka naik sekitar 50 persen dibandingkan sebelum wabah melanda. Hal ini seperti dituturkan beberapa pedagang di sebuah perumahan di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (24/3/2020).
Pemda antisipasi
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan, ”rembesan pemudik” ke Jateng telah diprediksi. Pemerintah Provinsi Jateng akan berkomunikasi dengan pemda lain, terutama DKI Jakarta dan Jawa Barat, untuk mengantisipasi dampak negatif hal ini.
”Saya mengusulkan agar sebelum keluar Jakarta atau Jabar ada kerja sama di perbatasan untuk mencatat kondisi masing-masing. Insya Allah kami komunikasikan. Lebih baik lagi jika yang ada di tempat kerja saat ini tak usah mudik dulu dan yang ada di sini tidak usah nengok dulu,” katanya.
Imbauan agar pekerja informal tidak pulang ke daerah asal juga datang dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. ”Saya mengimbau warga tidak bepergian, khususnya warga Jabar yang jauh dari kampung halaman agar tidak mudik. Sumber mayoritas pandemi Covid-19 berada di Jakarta. Kalau pulang sebelum rapid test (tes cepat) dilaksanakan, warga yang pulang berpotensi sebagai ODP (orang dalam pemantauan),” tuturnya.
Saya mengusulkan agar sebelum keluar Jakarta atau Jabar ada kerja sama di perbatasan untuk mencatat kondisi masing-masing.
Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah Leonard S Ampung mengatakan, pihaknya menyiapkan petugas di setiap pelabuhan dan bandara untuk memeriksa arus masuk. Menurut dia, sebagian besar ODP di Kalteng memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta, Surabaya, dan daerah lain.
Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, juga mengeluarkan kebijakan menutup sementara Bandar Udara Labuan Bajo dan pelabuhan di wilayahnya. Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong yang dihubungi dari Jakarta menyatakan, penutupan bandar udara dan pelabuhan laut sudah melalui persetujuan Kementerian Perhubungan. ”Hal ini merupakan upaya menghentikan penyebaran wabah ke wilayah kami,” ujarnya.
KOMPAS/PANDU WIYOGA
Sejumlah pekerja tengah merampungkan bangunan ruang isolasi rumah sakit khusus penyakit menular di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu (25/3/2020). Fasilitas kesehatan itu dibangun menggunakan model modular meniru rumah sakit khusus Covid-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Hampir selesai
Pembangunan rumah sakit khusus korona di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, sudah hampir selesai. Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto seusai meninjau proses pembangunan rumah sakit itu menuturkan, warga DKI Jakarta yang positif Covid-19 dapat menjadi pasien prioritas di Pulau Galang.
”Sekarang kemajuannya lebih dari 78 persen. Menurut rencana, Sabtu harus selesai. Namun, karena harus melatih pengelolanya terlebih dahulu, pengoperasian rumah sakit tersebut baru hari Senin (30/3/2020),” ujar Hadi. (BOW/TAN/RTG/BRO/REK/HRS/DIT/AIN/NAD/HAR/EDN/IDO/GIO/NDU/LOK)