Khawatir Kena Korona, Jumlah Pendonor Darah di Magelang Berkurang
Stok darah PMI di Magelang menurun drastis akibat kekhawatiran Covid-19. Aksi donor darah massal dibatalkan, pendonor pun enggan datang ke PMI karena khawatir berdekatan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Dipicu oleh ketakutan dan kekhawatiran tertular penyakit coronavirus disease 2019 atau Covid-19, minat masyarakat untuk mendonorkan darah di Kabupaten Temanggung serta Kabupaten dan Kota Magelang, Jawa Tengah, merosot drastis. Minimnya minat dan jumlah pendonor ini pada akhirnya membuat stok darah di Palang Merah Indonesia menipis, bahkan cenderung kritis.
Kepala Markas PMI Kabupaten Magelang Arief Seyohadi mengatakan, acara donor darah, terutama donor darah massal yang biasanya diselenggarakan oleh lembaga, dinas dan instansi tersebut, dibatalkan atau ditunda dengan alasan khawatir nantinya acara tersebut justru menimbulkan kerumunan, yang pada akhirnya berpotensi menularkan Covid-19.
”Karena kekhawatiran membuat kerumunan itulah, maka selama dua minggu terakhir ini, lebih dari 12 acara donor danar ditunda atau dibatalkan,” ujarnya, Rabu (25/3/2020).
Padahal, acara donor darah berkontribusi besar pada stok darah di PMI. Dari satu kali kegiatan donor darah saja bisa didapatkan lebih dari 50 kantong darah.
Karena kekhawatiran membuat kerumunan itulah, maka selama dua minggu terakhir ini, lebih dari 12 acara donor danar ditunda atau dibatalkan
Kondisi ini pada akhirnya membuat stok darah jauh dari standar aman. Dengan kewajiban melayani permintaan darah dari tujuh rumah sakit, PMI Kabupaten Magelang seharusnya setiap hari menyediakan 80 kantong darah dari berbagai golongan darah. Namun, selama dua minggu terakhir, rata-rata stok per hari hanya berkisar 25-30 kantong darah.
Pelaksana teknis Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Temanggung, Nurma Zunita, mengatakan, sebelum ada wabah Covid-19, sedikitnya ada tiga acara donor darah massal yang diselenggarakan tiap minggu oleh lembaga, dinas, dan instansi. Namun, selama dua minggu terakhir, lebih dari enam acara donor darah dibatalkan. Padahal, dari satu kali kegiatan donor darah biasanya bisa didapatkan 80-120 kantong darah.
Nurma mengatakan, pendonor yang datang ke UDD PMI Kabupaten Temanggung saat ini tidak bisa diharapkan karena rata-rata jumlah pendonor 4-5 orang per hari. Jumlah pendonor baru meningkat menjadi 25 orang setelah sebelumnya pihak PMI mendata dan menelepon semua pendonor rutin untuk segera datang dan mendonorkan darah sesuai jadwal.
Di tengah minimnya minat masyarakat untuk mendonorkan darah, Nurma mengatakan, pihaknya bahkan pernah menelepon pendonor rutin dan menawarkan layanan penjemputan untuk datang ke UDD PMI.
”Kami sudah menawarkan menjemput. Namun, mereka tetap saja menolak karena khawatir bertemu dan berdekatan dengan orang lain termasuk petugas PMI,” ujarnya.
Kondisi tersebut pada akhirnya membuat stok darah dalam kondisi kritis. Pada Rabu (25/3/2020), stok golongan darah O dan B masing-masing hanya terdapat dua kantong, stok darah untuk golongan AB empat kantong, dan stok darah untuk golongan darah A 26 kantong. Stok untuk golongan darah AB, B, dan O tergolong mengkhawatirkan karena stok dinyatakan aman saat jumlah kantong darah tersedia per golongan darah mencapai minimal lima kantong per hari.
Nurma mengatakan, kondisi ini mengkhawatirkan karena di satu sisi PMI harus siaga memenuhi permintaan darah, terutama dari pasien DBD yang saat ini jumlah kasusnya juga melonjak.
Ketua PMI Kota Magelang Sumartono mengatakan, jumlah pendonor yang datang ke UDD PMI Kota Magelang yang semula berkisar 20-30 orang per hari, kini merosot drastis, maksimal hanya lima pendonor per hari.
Menyikapi kondisi tersebut, Sumartono mengatakan, pihaknya pun kini menerapkan kebijakan bahwa setiap keluarga pasien yang membutuhkan darah harus menyiapkan donor pengganti, untuk menggantikan stok donor darah yang diambil.
Di luar itu, menurut dia, PMI juga masih melakukan upaya jemput bola, menggelar aksi donor darah di sejumlah tempat, termasuk di kantor dinas dan instansi di Kota Magelang.