Aparat kepolisian dan satuan polisi pamong praja mulai berpatroli membubarkan keramaian di berbagai tempat di Medan, Sumatera Utara, Rabu (25/3/2020).
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Aparat kepolisian dan satuan polisi pamong praja mulai berpatroli membubarkan keramaian di sejumlah tempat di Medan, Sumatera Utara, Rabu (25/3/2020). Warga yang berkumpul di kafe, warung kopi, dan warung internet diminta pulang ke rumah. Hal itu untuk memutus rantai penyebaran coronavirus disease 2019 atau Covid-19 di Medan yang semakin luas.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riadil Akhir Lubis dalam konferensi pers yang disiarkan melalui saluran Youtube mengatakan, jumlah pasien positif Covid-19 di Sumut hingga Rabu (25/3/2020) pukul 17.00 sudah sembilan orang atau bertambah satu orang dalam sehari. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) juga bertambah dari 53 orang menjadi 55 orang.
Jumlah pasien yang meninggal juga bertambah satu orang dengan status PDP. Dengan demikian, sudah tiga korban meninggal terkait Covid-19 di Sumut. ”Peningkatan signifikan terjadi pada orang dalam pengawasan (ODP) yang naik dari 1.391 orang menjadi 1.976 orang,” kata Riadil, yang juga merupakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumut itu.
Jika aktivitas masyarakat di keramaian masih terus meluas, kata Riadil, jumlah pasien terkait Covid-19 pun bisa terus meningkat. Berdasarkan pantauan Kompas, aparat kepolisian dan satuan polisi pamong praja mulai berpatroli berkeliling ke berbagai tempat di Kota Medan. Mereka menyampaikan pengumuman bahaya penyebaran penyakit Covid-19 melalui pengeras suara di mobil.
Ada juga aparat yang membawa pelantang suara ke warung kopi dan warung internet untuk menyampaikan pengumuman larangan berkumpul di tempat keramaian. Masyarakat pun membubarkan diri setelah petugas memberikan penjelasan.
Riadil mengatakan, pembatasan kegiatan di keramaian sangat penting untuk memutus rantai penularan Covid-19 di tengah meluasnya penyebaran Covid-19. ”Apalagi saat ini ada 1.976 ODP yang tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Sumut,” kata Riadil.
Menurut Riadil, ODP tersebut berpotensi menjadi PDP yang harus dirawat di kamar isolasi rumah sakit jika mengalami gejala Covid-19. Kebutuhan kamar isolasi pun diperkirakan dapat meningkat pesat mengingat jumlah ODP yang terus meningkat. Dalam dua hari terakhir, ada lebih dari 1.000 tambahan ODP di Sumut.
Untuk mengantisipasi peningkatan status dari ODP menjadi PDP, Sumut pun menyiapkan sejumlah rumah sakit evakuasi utama dengan kapasitas total 500 kamar isolasi. Di Medan, ada beberapa rumah sakit yang disiapkan, antara lain RS Martha Friska 1, RS Martha Friska 2, dan RS Sari Mutiara. Di Deli Serdang juga disiapkan RS dr GL Tobing.
”Kami targetkan semua rumah sakit evakuasi utama ini bisa beroperasi paling lama dalam tiga hari ke depan,” kata Riadil.
Riadil mengatakan, alat pelindung diri (APD) untuk petugas medis juga sudah mereka siapkan. Mereka baru mendapat total 2.850 APD yang akan digunakan di berbagai rumah sakit yang menangani Covid-19.
Pelaksana tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, mereka masih terus memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak berkumpul di tempat keramaian. ”Petugas Satpol PP Pemkot Medan juga terus berpatroli untuk membubarkan keramaian di berbagai tempat di Medan dengan cara persuasif,” ujar Akhyar.
Petugas Satpol PP Pemkot Medan juga terus berpatroli untuk membubarkan keramaian di berbagai tempat di Medan dengan cara persuasif.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Medan Komisaris Besar Jhonny Edison Isir mengatakan, salah satu daerah yang paling luas penyebaran Covid-19 adalah Kota Medan dan sekitarnya. Karena itu, patroli pun terus mereka lakukan di berbagai tempat di Medan.
”Kalau masyarakat tidak mau membubarkan diri, kami juga akan melakukan sedikit paksaan. Namun, saat ini, kami lebih mengedepankan upaya persuasif kepada masyarakat,” ujarnya.
Isir mengatakan, mereka juga menyemprotkan disinfektan di rumah sakit, jalan, pasar, dan sejumlah kompleks perumahan dengan menggunakan kendaraan taktis meriam air.