Masa Darurat Diperpanjang, Perayaan Pekan Suci Disiarkan secara Daring
Keuskupan Agung Semarang resmi memperpanjang masa darurat peribadatan, dari sebelumnya hingga 3 April 2020, menjadi 30 April 2020. Perayaan Pekan Suci dan Misa akan dilaksanakan secara daring.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Keuskupan Agung Semarang resmi memperpanjang masa darurat peribadatan, dari sebelumnya hingga 3 April 2020, menjadi 30 April 2020. Perayaan Pekan Suci dan Misa akan dilaksanakan secara daring, melalui siaran langsung di saluran Youtube dan radio.
Keputusan itu tertuang dalam Surat Edaran Keuskupan Agung Semarang Nomor 0338/A/X/20-15 yang ditandatangani Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko di Semarang, Jumat (23/3/2020). Keputusan dilakukan setelah mempertimbangkan situasi dan kondisi terkait penyebaran virus korona baru yang kian merebak.
Dalam surat itu disebutkan dituliskan perpanjangan peniadaan kegiatan kegerejaan yang melibatkan banyak orang diperpanjang hingga 30 April 2020 atau hingga ada kebijakan baru. Putusan diambil dalam rapat bersama Kuria pada 23 Maret 2020, untuk ditindaklanjuti beberapa kebijakan pastoral.
Peniadaan kegiatan dilakukan meliputi perayaan Pekan Suci, Misa Mingguan, Misa Harian, dan Misa Ujud, baik di gereja, kapel, maupun lingkungan. “Sebagai pengganti akan dilaksanakan Misa online melalui live streaming (youtube) dan radio,” seperti tertulis dalam surat itu.
Peniadaan kegiatan kegerejaan juga dilakukan pada penerimaan Sakramen Baptis bagi katekumen yang sudah dipersiapkan, pengakuan dosa, baik secara massal maupun pribadi dan kegiatan bersama seperti renungan aksi puasa pembangunan (APP), Jalan Salib, kursus-kursus, dan pertemuan lainnya.
Adapun dalam Pekan Suci, para Imam tetap wajib merayakan Ekaristi dan ibadat di komunitas masing-masing tanpa melibatkan umat dari luar komunitas. “Panduan teknis bagi para Romo dalam merayakan Pekan Suci segera dikeluarkan oleh Komisi Liturgi KAS,” kata Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang Romo YR Edy Purwanto.
Romo Edy menambahkan, umat dimohon untuk mematuhi peraturan dari pemerintah dan gereja demi kebaikan semua pihak. “Memang serba tidak ideal, tetapi kita menempuh cara yang untuk saat ini dinilai terbaik untuk semua. Kita hayati Pekan Suci dalam semangat solidaritas global,” katanya.
Saling menyelamatkan
Kepala Paroki Santo Antonius Kota Baru, Kota Yogyakarta M Maharsono Probho, SJ mengatakan pihaknya mengikuti imbauan keuskupan terkait peniadaan Pekan Suci Paskah. Kondisi yang ditimbulkan akibat Covid-19 justru mengembangkan keimanan umat Katolik. Timbul kesadaran untuk saling menyelamatkan dengan mengisolasi diri.
Timbul kesadaran untuk saling menyelamatkan dengan mengisolasi diri.
“Tak bisa dimungkiri, umat pasti akan merasa sangat kehilangan. Tetapi, kita sadar bahwa yang kita hadapi bukan krisis biasa. Dalam hal ini, ada perkembangan hidup dalam gereja atau umat,” kata Maharsono, saat ditemui di Pastoran Gereja Kotabaru, Yogyakarta, Senin, petang.
Maharsono mencontohkan, dengan mengikuti peribadatan secara daring dan mengisolasi dirinya di rumah, setiap umat mendukung keselamatan masyarakat secara umum. Ada kesadaran bersama sebagai sebuah bangsa untuk saling menyelamatkan. Caranya dengan tidak berpergian dan meningkatkan potensi penularan virus.
Selain itu, Maharsono menuturkan, kerinduan umat untuk beribadat bersama sesama umat katolik dapat tergantikan dengan keintiman dalam keluarga. Peribadatan dilakukan dalam keluarga-keluarga kecil melalui streaming Youtube. Keintiman itu amat jarang terjadi di masa-masa sekarang.
“Dimensi sosial kekeluargaan ini terus dikembangkan. Dan, ini sangat besar daya sentuhnya. Kedekatan antar anggota keluarga semakin dipupuk,” kata Maharsono.
Kepentingan lebih banyak umat agar terhindar dari penularan Covid-19 diutamakan.
Kemudian, Maharsono menyatakan, pekan suci yang dijalani dalam suasana krisis juga menjadi bahan perenungan yang luar biasa. Umat diajak ikut memanggul kekhawatiran tenaga medis serta berbagai kekhawatiran di tengah masyarakat. Harapannya, perenungan itu menghasilkan tindakan-tindakan yang nantinya mengarah pada keselamatan bersama.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua II Dewan Paroki Gereja Santo Antonius Kota Baru, Danarto Adiputro, menyampaikan, sebagai perwakilan umat gereja, pihaknya mengikuti segala instruksi yang diterapkan dari Keuskupan Agung Semarang. Kepentingan lebih banyak umat agar terhindar dari penularan Covid-19 diutamakan.
“Ini semua untuk kepentingan yang lebih besar. Tidak hanya diri sendiri saja. Tujuannya agar potensi penularan bisa diminimalkan. Harapannya semua umat bisa tetap sehat hingga wabah ini selesai,” kata Danarto.
Danarto menambahkan, tentu ada yang kurang dengan misa yang digelar secara daring. Misalnya, penerimaan komuni tidak menggunakan hosti, tetapi digantikan dengan doa komuni batin. Kekhusyukan dalam peribadatan jelas dirasanya berbeda. Namun, ia tidak mempermasalahkan hal itu dan akan membiasakan diri.