Di Candi Prambanan, Peserta Ritual ”Tawur Kesanga” Dibatasi 60 Orang
Peserta ritual “Tawur Kesanga” yang akan digelar di Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (24/3/2020), dibatasi jumlah pesertanya hanya 60 orang.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Peserta ritual ”Tawur Kesanga” yang akan digelar di Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (24/3/2020), dibatasi jumlah pesertanya hanya 60 orang. Peserta itu pun hanya terdiri dari elemen utama ritual dan panitia acara. Langkah tersebut dipilih demi mengantisipasi penyebaran coronavirus disease 2019 atau Covid-19.
”Ini menjadi dilematis. Satu hal, persembayangan (Tawur Kesanga) ini merupakan hal yang wajib, di sisi lain ada Covid-19. Maka, harus diambil jalan tengah. Kami wajib menyelenggarakan ini dengan penuh kehati-hatian,” kata Ketua Parisada Hindhu Dharma Indonesia (PHDI) Klaten I Gusti Gde Hendrata Wisnu di Kantor Taman Wisata Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY, Senin (23/3/2020).
Ritual Tawur Kesanga merupakan rangkaian dalam hari raya Nyepi yang diselenggarakan tiap tahun. Tahun ini, PHDI Klaten bertugas sebagai penyelenggara. PHDI DIY telah memperoleh jatah menjadi penyelenggara acara tersebut pada tahun lalu. Kedua instansi tersebut saling bergantian dari tahun ke tahun.
Ini menjadi dilematis. Satu hal, persembayangan (Tawur Kesanga) ini merupakan hal yang wajib, di sisi lain ada Covid-19. Maka, harus diambil jalan tengah. Kami wajib menyelenggarakan ini dengan penuh kehati-hatian.
Biasanya, ritual tersebut digelar dengan skala nasional setiap tahunnya. Umat Hindu dari sejumlah daerah berkunjung ke Candi Prambanan untuk mengikuti ritual tersebut. Pesertanya pun berjumlah ribuan. Tak hanya itu, tamu kehormatan setingkat menteri juga kerap diundang di gelaran itu.
”Kondisi adanya Covid-19 ini harus disikapi berbeda pula. Kami ambil hikmahnya saja dengan kondisi seperti ini. Artinya, kami bisa bersembahyang dengan khusyuk karena jumlah pesertanya sedikit. Nanti, termuat juga doa tentang keselamatan bangsa agar kita segera terpulihkan dari kondisi ini,” ucap Wisnu.
Wisnu mengatakan, pembatasan jumlah peserta itu membuat skala acara tersebut diperkecil hingga tingkat panitia saja. Padahal, jumlah total panitia sendiri mencapai 125 orang. Pemangkasan kembali dilakukan hingga menyisakan panitia di elemen terpenting acara, yakni ritual.
”Sebanyak 60 orang ini terdiri dari pandita, pinandita (pengurus upacara atau ritual), sararati banten (pengurus sesaji), dan panitia, termasuk jagabaya. Acaranya dipersingkat menjadi ritual inti. Tidak ada lagi seremonial seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Wisnu.
General Manager PT Taman Wisata Candi, Unit Candi Prambanan, Aryono Hendro Malyanto menyampaikan, peserta yang berjumlah 60 orang itu sudah didaftarkan oleh panitia. Mereka nanti akan diberikan kartu identitas khusus. Ini dilakukan agar penerapan pembatasan bisa benar-benar terjamin.
”Pendataan peserta ini juga memudahkan kami untuk melakukan tracing apabila ada salah satu peserta yang menunjukkan gejala Covid-19,” ujar Aryono.
Aryono menyatakan, protokol kesehatan pencegahan Covid-19 juga diterapkan dalam pelaksanaan acara tersebut. Para peserta akan dicek suhu tubuhnya sebelum memasuki area pelaksanaan acara. Apabila ada peserta yang suhu tubuhnya lebih dari 37 derajat celsius, peserta itu akan disendirikan untuk diperiksa lebih lanjut. Jika menunjukkan gejala Covid-19, peserta itu juga bakal dilarikan ke rumah sakit rujukan.
Selanjutnya, Aryono menambahkan, penjarakan juga diberlakukan dalam pelaksanaan acara. Telah dibuat pembatas dari tali untuk memisahkan satu peserta dengan peserta lainnya. Jarak antara satu sama lainnya kurang lebih 1,5 meter.
”Kami berusaha menerapkan protokol kesehatan sebaik mungkin. Tempat pelaksanaan acara juga akan kami semprot disinfektan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Ini semua demi melakukan pencegahan Covid-19,” ujar Aryono.