Upacara Melasti di Petirtaan Jolotundo Mojokerto Berlangsung Singkat
Umat Hindu Kota dan Kabupaten Mojokerto tetap melaksanakan upacara Melasti di tengah pademi Covid-19 di Petirtaan Jolotundo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (22/3/2020).
Oleh
BAHANA PATRIA GUPTA/AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
MOJOKERTO,KOMPAS — Umat Hindu di Kota dan Kabupaten Mojokerto tetap melaksanakan upacara Melasti di tengah pademi Covid-19 di Petirtaan Jolotundo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (22/3/2020). Umat yang hadir wajib menjalani pemeriksaan kesehatan yang ketat, selain mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjalani pengukuran suhu tubuh.
Kegiatan dalam rangka menyambut hari raya Nyepi tahun baru Saka 1942 itu pun harus menyesuaikan kondisi. Selain jumlah yang hadir dikurangi, ritual upacara Melasti pun dipercepat. Kegiatan dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 10.00.
Kami harus patuh terhadap Guru Wisesa kami, dalam hal ini pemerintah. Patuh apa yang diarahkan pemerintah. Kita bersama-sama bertanggung jawab untuk membantu pemerintah menangani Covid-19.
Padahal, dalam kondisi normal, kegiatan yang sama biasanya berlangsung hingga pukul 12.00. Umat yang hadir dalam sitausi normal bisa mencapai 600 orang. Kali ini, di tengah mewabahnya virus korona, yang hadir hanya 150 orang. Mereka datang dari Mojokerto, Sidoarjo, dan Pasuruan.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Mojokerto Sri Wangi Peni pada Minggu (22/3/2020) mengungkapkan, kegiatan berlangsung mengikuti arahan pihak-pihak terkait. ”Kami harus patuh terhadap Guru Wisesa kami, dalam hal ini pemerintah. Patuh apa yang diarahkan pemerintah. Kita bersama-sama bertanggung jawab untuk membantu pemerintah menangani Covid-19,” ujarnya.
Mengenai wabah yang saat ini terjadi, ia juga telah berpesan kepada umat agar tidak perlu kecewa karena telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari.
”Semua tidak boleh menyepelekan wabah ini, standar kebersihan harus dilakukan. Oleh sebab itu, kita harus melakukan penyesuaian agar diri dan lingkungan selamat,” lanjutnya.
Saat berlangsung Melasti di kompleks Petirtaan Jolotundo, hanya ada umat Hindu yang mengikuti ritual Melasti.
Upaya preventif untuk mencegah penyebaran Covid-19 terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Selain masif melakukan penyemprotan disinfektan, Pemkot juga memasang dua bilik sterilisasi di terminal kedatangan 1 dan 2 Bandara Internasional Juanda, Minggu (22/03/2020).
Setiap pengunjung yang berada di terminal kedatangan domestik ataupun internasional akan melewati proses penapisan (screening) melalui bilik sterilisasi tersebut.
Kepala Seksi Pemeliharaan Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya, dan Tata Ruang Kota Surabaya Anggoro Himawan mengatakan, pemasangan dua bilik sterilisasi di Terminal 1 dan 2 Bandara Juanda berdasarkan arahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Hal ini sebagai upaya preventif untuk mencegah penyebaran Covid-19, khususnya di salah satu pintu masuk ke Kota Surabaya.
Ia menjelaskan, bilik sterilisasi tipe tunnel (terowongan) saat ini sudah dipasang di terminal 1 kedatangan domestik. Sementara di terminal 2 (kedatangan internasional) dipasang bilik sterilisasi tipe chamber (ruangan). Namun, berdasarkan kajian yang dilakukan, ke depan bilik tipe ruangan di Terminal 2 Bandara Juanda akan diganti dengan tipe terowongan agar lebih cepat dan efektif saat proses penapisan.
”Pemasangan bilik sterilisasi di tempat umum ini yang pertama kali di T1 dan T2 Juanda,” katanya.
Namun, kata Anggoro, ke depan tidak tertutup kemungkinan bilik sterilisasi ini juga bakal dipasang tempat-tempat atau fasilitas umum, seperti terminal dan stasiun.
Kepala Bidang Kekarantinaan dan Surveilans Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Budi Santoso menyambut baik langkah preventif yang dilakukan Pemkot Surabaya untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pihaknya berharap upaya ini juga dapat mendukung pelayanan kepada masyarakat.
Dalam situasi pandemik seperti ini, kata Budi, tentu penyakit sudah secara sporadik menyebar di beberapa wilayah Indonesia. Karena itu, kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19 tidak hanya dilakukan di layanan penerbangan internasional, tetapi juga domestik.
”Semoga ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Alat ini akan beroperasi mulai dari ada penerbangan di kedatangan dari pagi sampai malam, yakni dari pagi pukul 07.00 hingga pukul 23.00,” ucap Budi.
Communication and Legal Manager Bandara Juanda Surabaya Yuristo Ardhi Hanggoro menyampaikan, di tengah situasi saat ini, tentu diperlukan pencegahan penyebaran yang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pihaknya mengatakan, Bandara Juanda juga telah menerapkan penyemprotan disinfektan, kebijakan pembatasan sosial (social distancing), penyediaan cairan pembersih tangan, hingga pengukuran suhu tubuh.
”Kehadiran bilik sterilisasi dari Pemkot tentunya kami sambut positif karena dapat membantu kami dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” kata Yuris.
Senada dengan Yuris, Airport Operation Landside & Terminal Manager Angkasa Pura Dian Ari S juga mendukung penuh dan mengapresiasi langkah preventif yang dilakukan Pemkot Surabaya tersebut. Menurut Dian, Bandara Juanda sebagai salah satu titik masuk ke Kota Surabaya ini diharapkan juga menjadi pintu gerbang pencegahan penyebaran Covid-19.
”Bandara sebagai pintu masuk masyarakat bisa kami minimalkan adanya pandemi, khususnya di Surabaya. Nantinya ada dua petugas linmas yang jaga,” kata Dian.