Ujian jenjang SMA di Kalimantan Barat ditunda karena pandemi Covid-19. Rencananya, ujian digelar akhir Maret 2020.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS – Ujian jenjang SMA di Kalimantan Barat yang rencananya digelar akhir Maret 2020 ditunda, karena pandemi Covid-19 yang belum juga bisa diatasi. Siswa kelas XII diliburkan dan diharapkan tetap menerapkan perilaku hidup sehat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat Suprianus Herman, Minggu (22/3/2020), telah mengirim surat kepada seluruh kepala SMA/SMK dan SLB se-Kalbar pada Minggu. Satuan pendidikan tersebut diminta menunda seluruh kegiatan siswa kelas XII SMA, SMK, dan SLB, baik negeri maupun swasta.
“Kegiatan yang ditunda, yakni ujian nasional berbasis komputer (UNBK), ujian satuan pendidikan (USP) dan ujian kompetensi keahlian (UKK). Penundaan itu sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” ujarnya.
Seluruh siswa kelas XII juga diliburkan mulai 23 Maret sampai 2 April. Siswa diminta belajar di rumah. Proses belajar dapat dilakukan secara daring. Kepala satuan pendidikan bisa mengatur jadwal piket sekolah. Siswa diminta untuk tidak berkeliaran di luar.
Salah satu petugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat, mempraktikan cara menggunakan alat pelindung diri. Alat itu akan digunakan jika nanti ada pasien yang terkena virus korona. Namun, hingga kini tidak ada warga Kalbar yang terkena virus korona.Upaya mencegah penyebaran Covid-19 terus dilakukan. Pemerintah Kota Pontianak pada Minggu pagi, dengan melibatkan berbagai institusi, antara lain pemadam kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak menyemprotkan disinfektan ke sejumlah lokasi. Hal itu sudah dilakukan beberapa kali dalam minggu ini.
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak juga setiap hari berkeliling kota memastikan tidak ada kerumunan orang di warung kopi dan kafe. Warung kopi dan kafe tetap diizinkan buka, tetapi konsumen tidak boleh makan atau minum di kafe, melainkan makanannya dibawa pulang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson, menuturkan, pada Minggu (22/3/2020), terdapat tiga pasien dalam pengawasan (PDP) baru yang sedang dirawat di RSUD Abdul Aziz Singkawang dan RSUD Agoesdjam Ketapang. Di Singkawang ada 2 orang, 1 di antaranya siswa di salah satu pondok pesantren di daerah Cipayung. “Sejak di sana dia sudah batuk. Tanggal 20 Maret dibawa orangtuanya pulang ke Singkawang,” ujarnya.
Setibanya di Singkawang, anak itu dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan sebagai PDP dan sedang menjalani isolasi. Oleh karena ayahnya kontak intens, maka juga masuk dalam PDP. Sementara itu, 1 orang lagi ada PDP di Ketapang. Yang bersangkutan pada tanggal 26-29 Februari menghadiri acara kerohanian di Bogor, Jawa Barat.
“Pada saat acara di Bogor pasien sempat kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi Covid-19. Sepulangnya ke Kalbar masih ke Kabupaten Sanggau lalu pulang ke Ketapang. Sampai di Ketapang pasien demam, batuk, dan pneumonia sehingga dia dinyatakan PDP,” ungkap Harisson.
Status pada hari ini (Minggu) Kalbar totalnya merawat 20 pasien PDP di sejumlah rumah sakit. Di RSUD Soedarso 5 orang, RSUD Abdul Aziz Singkawang 6 orang, RS Pemangkat 1 orang, RS Sambas 2 orang, RSUD Ade Mohammad Djoen 2 orang, Kartika Husada 1 orang, Melawi 1 orang, RS Mitra Medika Pontianak 1 orang, RSUD Agoesdjam Ketapang 1 orang.
Hingga kini, pasien positif Covid-19 di Kalbar ada 2 orang, 1 pasien di RSUD Soedarso Pontianak dan 1 lagi di RSUD Abdul Aziz Singkawang. “Tidak ada kasus positif baru. Pasien yang meninggal karena Covid-19 juga tidak ada,” kata Harisson.
Pekerja migran
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalbar Yuline Marhaeni, menuturkan, pada Sabtu (21/3/2020) malam, terdapat 178 pekerja migran Indonesia (PMI) yang tiba di Kalbar dari Sawarak, Malaysia. Sebanyak 146 orang dideportasi dan 32 orang repatriasi.
Mereka berasal dari Provinsi Jawa Timur (10), Jawa Barat (5), Jawa Tengah (3), Nusa Tenggara Barat (20) dan Nusa Tenggara Timur (3), Bantan (1), Riau (1), Sulawesi Selatan (42), Sulawesi Barat (6). Ada juga dari Lampung (1), Aceh (7), Yogyakarta (1) dan Kalbar (78).
“Mereka yang dari luar Kalbar ditampung di Shelter Dinas Sosial Kalbar. Adapun dari Kalbar sudah dipulangkan dengan transportasi darat. Dari luar Kalbar hari ini 11 orang dipulangkan naik pesawat. Sisanya ada 20 orang dipulangkan Senin (22/3/2020) pagi. Mereka dikarantina di rumah masing-masing,” ujarnya.
Terkait PMI tersebut, Harisson menuturkan, dari 178 PMI yang dipulangkan dari Sarawak Malaysia tersebut, ada tiga orang yang diisolasi sebagai PDP di RSUD Soedarso Pontianak. Sebanyak dua pasien asal Kalbar dan satu pasien dari NTT. Mereka demam, batuk dan pilek sehingga dimasukkan sebagai PDP.
Spesimennya segera dikirim ke Jakarta. Kemudian, yang masih ada di Shelter Dinas Sosial Provinsi Kalbar, ada sebanyak empat orang sedang demam, batuk, pilek sehingga statusnya sebagai orang dalam pemantauan (ODP).