Merespons wabah Covid-19, pola penyampaian informasi kepada pers di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat berubah dari tatap muka menjadi penggunaan media sosial.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pola penyampaian informasi kepada pers di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat berubah dari tatap muka menjadi penggunaan media sosial. Perubahan dilakukan untuk membatasi interaksi (social distancing) antara pihak pemerintah dan media massa.
Pihak Humas Provinsi Jabar memaksimalkan aplikasi media sosial untuk menyampaikan pesan kepada insan media, seperti diterapkan pada Minggu (22/3/2020) saat Gubernur Jabar Ridwan Kamil melaksanakan kunjungan ke Bogor untuk rapat koordinasi persiapan tes Covid-19. Rapat disiarkan melalui akun Instagram Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat.
Kamil juga mengunjungi RSUD Bogor untuk memastikan kesiapan rumah sakit dan mengunjungi Wali Kota Bogor Arya Bima yang dirawat. Di sana, Kamil melihat kondisi Arya dari balik pintu kaca yang berjarak lebih kurang 10 meter dari ruang perawatan Arya. Mereka hanya bisa berkomunikasi menggunakan telepon.
”Kami meminta masyarakat mengikuti imbauan, terutama menghindari kerumunan (social distancing). Semoga tidak ada lagi penambahan yang positif,” ujarnya.
Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Hermansyah saat dihubungi di Bandung menuturkan, penyiaran menggunakan media sosial menjadi opsi untuk menjaga jarak sehingga wartawan tidak perlu melakukan aktivitas tatap muka di Gedung Sate. Hal itu dilakukan untuk membatasi interaksi dalam aktivitas di ranah pemerintahan Provinsi Jabar yang berpusat di Gedung Sate.
”Kebijakan ini dilakukan menyesuaikan dengan anjuran social distancing dari pemerintah. Jika memang ada penambahan waktu, kami akan bicarakan kembali terkait mekanismenya,” kata Hermansyah.
Warga yang dites adalah warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP). Hingga Minggu (22/3/2020) sore, Pikobar mencatat 978 ODP dan 121 PDP.
Hermansyah menambahkan, meski menggunakan media sosial satu arah, Humas Jabar tetap membuka komunikasi dua arah kepada para wartawan dengan menggunakan obrolan di grup. Di dalam grup, wartawan bisa melakukan konfirmasi hingga memberi pertanyaan terkait rilis dan dokumentasi yang diberikan.
”Yang penting menjaga jarak dulu. Gedung Sate juga harus bisa memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana social distancing,” ujarnya.
Tes massal
Selain rapat, akun ini juga menyiarkan informasi lain, seperti rencana penggunaan Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, sebagai lokasi pelaksanaan tes Covid-19 serta rapat koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten Bandung.
Warga yang dites adalah warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP). Hingga Minggu (22/3/2020) sore, Pikobar mencatat 978 ODP dan 121 PDP. Kamil menuturkan, pemeriksaan warga akan menggunakan metode tes cepat (rapid test) yang dapat diketahui dalam waktu 10 menit dengan tingkat akurasi 95 persen.
Berikutnya, warga yang akan dites adalah 50 orang terdekat dan melakukan kontak dengan PDP dan ODP. Di luar itu, warga yang berhubungan dengan orang banyak, seperti perangkat daerah dan pemuka agama, akan dites.
”Tes tidak akan dilakukan sekaligus dalam satu waktu karena terlalu banyak. Jadi, setelah tahap satu selesai (PDP dan ODP), kami akan mengetes yang lainnya seiring datangnya alat tes yang baru,” katanya.