Pengusaha Dilibatkan Atasi Covid-19
Penanganan pandemi Covid-19 membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk dunia usaha. Di Batam, pengusaha menggalang donasi untuk membeli alat pelindung diri bagi petugas medis.
Penanganan pandemi Covid-19 membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk dunia usaha. Di Batam, pengusaha menggalang donasi untuk membeli alat pelindung diri bagi petugas medis.
BATAM, KOMPAS — Pemerintah Kota Batam menggandeng pengusaha untuk mengatasi pandemi Covid-19. Sumbangan dana dari pengusaha lokal ditargetkan mencapai Rp 20 miliar untuk membeli alat pelindung diri dan alat deteksi.
Keterlibatan pengusaha dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis pada dua rumah sakit rujukan di Batam serta masker bagi warga. Dana yang dikumpulkan dari kalangan pengusaha akan digunakan untuk membeli 3.000 masker dari dalam negeri serta mengimpor APD dari China dan Singapura.
”Semua pengusaha sekarang sedang susah, tetapi enggak usah hitung kerugian dulu. Pengusaha dan warga sekarang harus bersama-sama bantu pemerintah hadapi pandemi,” ujar Presiden PT Sat Nusapersada Abidin Fan, yang mewakili para pengusaha, seusai bertemu Wali Kota Batam Muhammad Rudi, Jumat (20/3/2020).
Sejauh ini, sumbangan dari pengusaha terkumpul lebih kurang Rp 10 miliar. Ia optimistis 10 hari ke depan sumbangan para pengusaha bisa melampaui Rp 20 miliar, seperti yang ditargetkan sebelumnya. Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengapresiasi kepedulian pengusaha untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi Covid-19.
Selain dari pengusaha, pada Jumat (13/3), Pemerintah Singapura juga menyumbang 50 set APD dan 2 ventilator. Sejauh ini, Pemkot Batam mengupayakan deteksi dini bagi warga yang terjangkit Covid-19. Ini dilakukan hingga seminggu ke depan. Rudi mengimbau agar warga beraktivitas di rumah saja sehingga petugas yang datang ke rumah-rumah bisa melakukan pemeriksaan. ”Semua wilayah disisir. Berapa pun biayanya ditanggung pemerintah sekalipun mungkin untuk itu butuh utang,” kata Rudi.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad menyatakan, penyisiran sudah mulai berjalan di dua kecamatan. Dalam seminggu, proses penyisiran diharapkan mampu menghasilkan data komprehensif persebaran Covid-19 di Batam.
Hingga kemarin, tercatat dua pasien positif Covid-19 di Batam. Salah satunya pria berusia 32 tahun yang memiliki riwayat perjalanan ke Singapura, Malaysia, dan Perancis. Pasien tiba di Batam, Kamis (12/3).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi menyatakan, saat ini petugas kesehatan tengah melacak 131 orang yang pernah menjalin kontak dengan pasien positif Covid-19 tersebut. Sesuai rencana, orang dalam pemantauan itu akan diobservasi di Asrama Haji Batam Centre.
Bahan pokok
Di tengah pandemi Covid-19, ketersediaan pasokan kebutuhan bahan pokok menjadi perhatian daerah. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, stok bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, telur ayam, daging sapi, ayam, dan gula, cukup hingga beberapa bulan ke depan.
Stok beras surplus 2,3 juta ton, daging sapi 41.000 ton, bawang merah 335.000 ton, cabai merah 38.000 ton, dan gula pasir 71.000 ton. Adapun stok telur ayam ras 57.000 ton dan jagung 2,2 juta ton. Khofifah mengimbau masyarakat tidak panik dan melakukan pembelian bahan pokok besar-besaran.
Kemarin, Satuan Tugas Pangan Polresta Sidoarjo, Jatim, terus mengawasi aktivitas perdagangan di pasar tradisional, pasar modern, serta gudang-gudang penyimpanan bahan pokok. Hal itu untuk mencegah penimbunan yang berpotensi menyebabkan kelangkaan dan melonjaknya harga di pasar.
Seruan untuk tidak membeli bahan pokok secara berlebihan juga disampaikan Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana. Ia menegaskan, polisi bakal mengusut kemungkinan adanya tindak pidana dari kenaikan harga bahan pokok, terutama gula. Nana, kemarin, memantau harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar, salah satunya di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat. ”Harga gula ada kenaikan dan ini menjadi perhatian kami. Satgas (Satuan Tugas) Pangan akan melakukan penyelidikan terkait langkanya gula,” tuturnya.
Menurut Nana, harga normal gula Rp 12.500 per kilogram. Namun, kini harganya melonjak Rp 16.000-Rp 18.000 per kilogram karena pasokan di pasar berkurang. Polisi bakal menelusuri ada tidaknya penimbunan oleh pelaku usaha gula. Ia mengimbau para distributor dan penjual untuk tidak menimbun agar tidak berhadapan dengan hukum.
Peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati sepakat bahwa masyarakat perlu diimbau untuk tidak berbelanja dengan volume di luar kewajaran akibat panik Covid-19. Dengan demikian, daya beli seluruh lapisan masyarakat terhadap bahan pokok bisa lebih terjaga. Namun, selama akar masalah belum tertangani dengan baik, pembelian bahan pokok secara berlebih bakal sulit dikendalikan. Akar masalah itu adalah laju penularan virus korona baru.
Kebijakan tegas perlu segera diambil jika penyebaran Covid-19 tidak terkendali. Berbagai macam kebijakan di DKI Jakarta, seperti mengalihkan kegiatan belajar dari sekolah ke rumah masing-masing siswa, imbauan tidak beribadah dulu di rumah ibadah, serta imbauan untuk bekerja di rumah, menurut Enny, sebenarnya tergolong pembatasan mobilitas, tetapi dalam taraf terbatas.
Ia meminta pemerintah tidak ragu meningkatkan level pembatasan mobilitas jika kasus penularan virus korona baru kian parah. Terkait dampak ekonomi akibat penerapan pembatasan mobilitas yang lebih ketat, pemerintah bisa merespons dengan berbagai program bantuan sosial. ”Langkah-langkah emergency rescue seperti itu jauh lebih murah secara ekonomi daripada kalau sudah naik ke level yang lebih berbahaya,” ujar Enny.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi merekomendasikan pembatasan sosial parsial dengan melarang total penerbangan internasional ke Indonesia, dari mana pun asal negaranya, seperti sudah dilakukan Malaysia. ”Penerbangan internasional terbukti berkontribusi secara signifikan terhadap kasus Covid-19, khususnya untuk kategori imported case,” tuturnya. (NDU/NIK/JOG)