Gereja Katolik Keuskupan Malang meniadakan Misa mingguan hingga 3 April. Imbauan itu dikeluarkan untuk mengurangi kerumunan sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19.
Oleh
ANDREAS BENOE ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Gereja Katolik Keuskupan Malang meniadakan ibadat Ekaristi Kudus atau Misa sejak 21 Maret hingga 3 April. Keuskupan Malang juga menyampaikan sejumlah pedoman yang dapat diterapkan umat dalam peribadatan selama periode tersebut.
Keputusan tersebut tertuang dalam surat keputusan yang ditandatangani Uskup Malang Mgr Henricus Pidyarto O.Carm di Malang, Jumat (20/3/2020). Dalam surat tersebut, Mgr Henricus terus mengimbau umat Katolik di Keuskupan Malang agar menjaga hidup sehat dan bersih.
”’Kami selaku Uskup Keuskupan Malang memutuskan untuk: Meniadakan Ekaristi Kudus di Seluruh Wilayah Keuskupan Malang terhitung mulai tanggal 21 Maret hingga 3 April 2020’,” tulis Henricus dalam suratnya tersebut.
Dalam surat tersebut dinyatakan, keputusan tersebut didasarkan berbagai hal, antara lain Surat Satgas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Rekomendasi Komunitas Medik Katolik Malang. Selain itu, keputusan tersebut diambil sebagai bentuk kesadaran umat Katolik sebagai anak bangsa.
Lebih lanjut ia menyatakan agar para romo mengadakan misa privat atau misa bersama para romo di komunitas secara live streaming yang bisa diikuti umat dari rumah masing-masing. ”Bertekunlah dalam hidup doa tanpa harus merasa panik,” kata Henricus.
Dalam surat tersebut, Keuskupan Malang juga melampirkan sejumlah pedoman teknis hidup rohani. Sejumlah doa yang dapat dijadikan panduan juga disertakan untuk membantu umat menghayati kondisi saat ini.
Gereja Maria Ratu Damai Banyuwangi, yang masuk dalam wilayah Keuskupan Malang, pada hari ini menggelar misa harian terakhir. Misa harian kali ini berbeda daripada biasanya karena umat diatur duduknya agar berjarak satu sama lain.
Bangku gereja ditempeli kertas-kertas putih yang berjarak satu dengan lainnya. Umat diminta duduk di kertas-kertas putih tersebut. Gereja juga sudah menyediakan cairan antiseptik di pintu masuk gedung gereja.
”Kami melakukan ini sebagai bentuk antisipasi penyebaran Covid-19. Dalam kondisi saat ini, peribadatan yang menjadi kerinduan umat harus disesuaikan,” ujar Pastor Kepala Paroki Maria Ratu Damai RD Bernardus Winuryanto.
Misa pada Jumat sore tersebut menjadi misa terakhir yang digelar secara bersama-sama di gedung gereja. Mulai Sabtu, umat Katolik di Banyuwangi akan menggelar misa secara live streaming.
Mulai Sabtu, umat Katolik di Banyuwangi akan menggelar misa secara live streaming.
Sebelum misa dimulai, Winur menyampaikan pedoman praktis pelaksanaan misa secara streaming tersebut. Salah satunya tetap menyalakan lilin kendati umat menyaksikan video misa dari rumah masing-masing.
”Beribadah di Gereja. Jangan khawatir, imanilah Tuhan hadir di mana saja. Kita berdoa secara bersama-sama dan meminta Tuhan menyertai kita semua,” tutur Winur.
Sementara itu, sejumlah umat Muslim masih menjalankan ibadah shalat Jumat di tengah merebaknya pandemi Covid-19. Namun, jumlah umat yang hadir tidak sebanyak pada kondisi biasanya.
Hal itu tampak di sejumlah masjid yang dipantau Kompas pada Jumat (20/3/2020). Beberapa masjid yang dipantau antara lain Masjid Baabusalam, Masjid Agung Baiturrahman dan Masjid Al Mizan.
Ratusan umat memadati Masjid Baabusalam hingga teras, bahkan di taman yang ada di depan masjid. Biasanya, umat yang melaksanakan ibadah shalat Jumat memang membeludak hingga ke taman. Namun, kali ini, jumlah umat yang menggelar sajadah di taman tak sebanyak biasanya.
Masjid yang berada di kompleks Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tersebut sebenarnya pengurusnya sudah melakukan upaya pencegahan penyebaran virus SARS-CoV-2. Hal itu dilakukan dengan upaya mengurangi jemaah yang datang.
”Sejak kemarin (Kamis, 19/3/2020), kami tidak mengaktifkan pengeras suara atas. Adzan hanya dikumandangkan melalui pengeras suara di dalam masjid. Hal ini dilakukan agar tidak banyak orang dari luar lingkup kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang ikut shalat di sini,” ujar Kepala Bagian Umum Pemerintah Banyuwangi Henik Setyorini.
Berdasarkan pantauan Kompas, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas juga tidak hadir di Masjid Baabusalam. Info dari pihak protokol Banyuwangi, Bupati Anas memilih shalat dari kediamannya untuk mencegah kumpulan banyak orang.