Target Kunjungan Tiga Candi di Jateng dan DIY Bakal Disesuaikan
Seluruh kawasan Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko ditutup mulai Jumat hingga Minggu (20-29/3/2020). Terkait dampak pandemi Covid-19, pengelola tiga candi akan menyesuaikan target kunjungan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko menutup seluruh kawasan tiga candi tersebut mulai Jumat (20/3/2020) hingga Minggu (29/3/2020). Terkait dampak pandemi Covid-19, pengelola tiga candi akan menyesuaikan target kunjungan wisatawan.
”Keputusan (tutup sementara) ini diambil setelah kami melakukan konsultasi dengan berbagai pihak. Setiap hari kami berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait, dari tingkat pusat hingga daerah,” kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Edy Setijono, di Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (19/3/2020).
PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko berkonsultasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Penutupan sementara dinilai perlu dijalankan menyikapi perkembangan situasi terkait Covid-19 di Indonesia.
Perusahaan itu menargetkan peningkatan kunjungan hingga 25 persen tahun ini. Target itu bakal disesuaikan kembali menyusul pandemi Covid-19.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Hetty Herawati, mengatakan, perusahaan menargetkan peningkatan kunjungan hingga 25 persen tahun ini. Target itu bakal disesuaikan kembali menyusul pandemi Covid-19. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah bagaimana melewati bencana global tersebut.
”Kami belum akan bicara pertumbuhan kunjungan. Ini waktu bagi kami memperbaiki protokol, khususnya protokol keamanan dan higienitas. Kami akan berusaha melewati ini dan menghentikan decline kunjungan. Penurunan pasti ada, tetapi yang paling penting bagaimana bisa keluar dari (persoalan) ini,” ucap Hetty.
Kunjungan wisman di Candi Borobudur pada Februari 2019 mencapai 16.642 orang, tetapi pada Februari 2020 turun menjadi 11.506 orang.
Berdasarkan pantauan Kompas, PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko masih membuka kunjungan wisata hingga Kamis (19/3/2020). Taman Wisata Candi Prambanan tampak lengang. Belasan wisatawan memasuki taman wisata tersebut, Kamis sore. Wisatawan diperiksa suhu tubuhnya sebelum memasuki kawasan wisata itu.
Edy Setijono mengatakan, pihaknya sempat mengeluarkan pernyataan masih membuka kawasan taman wisata pada Senin (16/3/2020). Operasional taman wisata tetap dilakukan dengan menjalankan protokol pencegahan Covid-19 di area publik. Lalu, saat pernyataan itu dikeluarkan, belum ada instruksi penutupan dari pemerintah daerah. Pihaknya juga siap menutup semua akses masuk apabila ditemukan terduga Covid-19 yang memasuki kawasan wisata tersebut.
”Pertimbangan kami masih membuka, kami tidak ingin memberikan kesan panik berlebih kepada masyarakat. Karena itu, kami menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Selain itu, dari pemerintah daerah belum ada instruksi penutupan destinasi wisata,” tutur Edy.
Masa penutupan sementara ini digunakan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Edy menyampaikan, masa penutupan sementara ini digunakan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Penyemprotan disinfektan yang sudah berlangsung akan terus dilanjutkan, dilakukan di lokasi berkumpulnya wisatawan, seperti gerbang utama, toilet, taman wisata, dan tempat parkir.
”Kami berharap suasana kembali kondusif. Upaya pencegahan yang kami lakukan ini juga akan kami evaluasi setiap hari,” kata Edy.
Selain itu, Edy menambahkan, sebagian karyawan PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko diliburkan selama masa penutupan sementara itu. Namun, jajaran direksi tetap masuk untuk merapatkan langkah-langkah yang harus ditempuh perusahaan setelah dilakukan penutupan.
”Masalah pendapatan yang hilang, atau kerugian, masih akan kami kalkulasi. Sebab, keputusan ini memang diambil hari per hari. Kami akan terus merapatkan langkah antisipasi penyebaran, termasuk potensi kerugiannya nanti,” kata Edy.