Kampanye untuk tak berkegiatan massal terus digaungkan di Sumatera Selatan. Kampanye ini menjadi bagian dari pencegahan virus korona.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru meminta kepala daerah di 17 kabupaten/kota di Sumsel ikut mengajak masyarakat mengurangi aktivitas yang melibatkan banyak orang. Kalaupun harus dilakukan, itu harus disertai persiapkan peralatan yang memadai.
Herman menegaskan tidak menghalangi niat orang untuk berdoa. Namun, ibadah itu bisa saja dilakukan di dalam rumah dengan memanfaatkan teknologi yang ada dalam waktu bersamaan.
Kalaupun harus digelar, harus dilengkapi dengan alat yang memadai seperti cairan antiseptik dan alat pengukur suhu tubuh sebagai bentuk antisipasi. ”Saya tidak memerangi kerumunan, tetapi memerangi korona,” ucap Herman, Kamis (19/3/2020).
Pernyataan ini disampaikan Herman untuk menanggapi rencana doa bersama yang digagas Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Muara Enim Juarsah. Doa itu digelar untuk meminta perlindungan Tuhan dari wabah Covid-19.
Kepala Bidang Protokol Kabupaten Muara Enim Ari Irawan mengatakan, atas pertimbangan dan masukan dari berbagai pihak, acara shalat Hajat, doa, dan dzikir di halaman kantor Pemerintah Kabupaten Muara Enim dibatalkan. ”Pembatalan baru dilakukan pagi ini,” kata Ari.
Undangan terhadap sejumlah pihak itu dikirimkan pada Selasa (17/3/2020). Kemudian melihat dari perkembangan, akhirnya acara itu dibatalkan. Memang, hingga saat ini, aktivitas di Muara Enim masih berjalan seperti biasa. ”Anak-anak masih belajar seperti biasa di sekolah, dan aparatur sipil negara (ASN) masih bekerja,” katanya.
Ari menerangkan, melihat kondisi sekarang ini, pemerintah telah melakukan pertemuan untuk menerima masukan dari berbagai pihak untuk mengambil kebijakan.
Menerapkan social distancing
Hasilnya, Pemkab Muara Enim akan menerapkan social distancing (menjaga jarak) berupa menghindari keramaian, menghindari kontak fisik, dan sebisa mungkin tetap berada di rumah.
Untuk anak tingkat PAUD sampai TK, dianjurkan belajar di rumah mulai 20 Maret sampai 4 April 2020. Adapun tingkat SD-SMP tetap belajar, tetapi meniadakan aktivitas ekstrakulikuler dan aktivitas lain di luar kelas.
Ari mengatakan, hal ini juga berlaku bagi aparatur sipil negara yang tetap bekerja seperti biasa, tetapi mengurangi kegiatan dinas di luar kota atau luar negeri, kecuali atas perintah bupati. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Muara Enim juga meniadakan kegiatan yang memobilisasi orang banyak dalam satu tempat tertentu.
Sekretaris Daerah Nasrun Umar mengatakan, alangkah baiknya semua pihak mengurangi adanya pertemuan di atas 30 orang. Hal ini dimaksudkan mengurangi risiko penularan Covid-19.
Apalagi saat ini Sumsel sudah menetapkan status Waspada Bencana Non-alam. ”Bahkan, di Sumatera Utara sudah ada satu pasien yang meninggal. Dengan ini, maka kita harus semakin waspada,” katanya.
Bahkan, di Sumatera Utara sudah ada satu pasien yang meninggal. Dengan ini, maka kita harus semakin waspada. (Nasrun Umar)
Nasrun mengatakan, penanggulangan dini terhadap penularan Covid-19 ini terus dilakukan. Seluruh rumah sakit di Sumsel harus berperan dalam penanganan Covid-19. ”Pemerintah Sumsel akan menyediakan rumah sakit garis kedua (second line) untuk menangani Covid-19,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy mengatakan, pembatasan acara yang melibatkan banyak orang merupakan bentuk dari social distancing. Menurut dia, dengan adanya jarak, risiko penularan Covid-19 bisa diperkecil, terutama droplet (partikel kecil dari mulut berupa air liur).
Risiko droplet ini bisa diminimalkan dengan mengurangi adanya kerumunan. Dinas Kesehatan Sumsel sendiri sudah membatasi kegiatan yang melibatkan banyak orang. Perjalanan dinas ke daerah terjangkit dibatalkan, bahkan narasumber dari daerah terjangkit juga tidak dihadirkan lagi.
”Kalaupun tetap harus dilaksanakan, kursi harus dibuat berjarak,” ungkap Lesty. Hal ini dilakukan ketika acara Pertemuan Penanganan Covid-19 di Sumsel yang tempat duduk setiap peserta diberi jarak. Bahkan, setiap orang yang masuk harus menggunakan masker dan diperiksa suhu tubuhnya.
Baca juga : Pemerintah Segera Impor Alat ”Rapid Test” Covid-19
PDP bertambah
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumatera Selatan mengatakan, Kamis ini, ada satu orang pasien dalam pengawasan (PDP) yang dibawa ke ruang isolasi RSUP Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, yakni JS (54).
Dia berasal dari Palembang, Sumsel. Diketahui JS baru saja melakukan perjalanan di Jakarta beberapa waktu lalu. Yusri mengatakan, saat dirujuk, kondisi JS mengalami demam, batuk, dan pilek.
Namun, sekarang kondisinya sudah membaik. Hanya saja, spesimen dari JS tetap dikirim ke laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta.
Dengan penambahan ini, total PDP yang sedang dirawat di ruang isolasi RSMH Palembang berjumlah empat orang. Adapun untuk orang yang sedang dipantau berjumlah lima orang.