Minim Alat Pelindung Diri, Petugas Medis di Kalbar Pakai Jas Hujan
Jumlah alat pelindung diri bagi petugas medis di Kalimantan Barat masih minim. Akibatnya, petugas medis ada yang terpaksa menggunakan jas hujan saat merawat pasien Covid-19.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Jumlah pasien dalam pengawasan di Kalimantan Barat bertambah. Pada Kamis (19/3/2020) terdapat satu pasien baru yang diisolasi sehingga total pasien dalam pengawasan mencapai 10 orang. Ironisnya, jumlah alat pelindung diri bagi petugas medis masih minim sehingga ada yang terpaksa menggunakan jas hujan.
Sejumlah empat pasien dalam pengawasan (PDP) diisolasi di RSUD Soedarso, Pontianak, satu di antaranya positif Covid-19. Selebihnya diisolasi di RSUD Abdul Aziz, Singkawang, sebanyak dua orang, satu di antaranya positif Covid-19; di RS Sambas Kabupaten Sambas dua orang; serta di RS Pemangkat Kabupaten Sambas dan RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang masing-masing satu orang.
Di tengah kondisi PDP yang bertambah, jumlah alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis justru belum mencukupi. Padahal, mereka merupakan garda terdepan dalam perawatan PDP yang diisolasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas Fatah Maryunani menuturkan, kebutuhan APD yang sesuai standar di Sambas sangat mendesak. ”Pastinya jumlah APD yang sesuai standar tidak mencukupi di rumah sakit. Akhirnya petugas kesehatan menggunakan APD seadanya, misalnya dengan jas hujan, yang penting aman,” ungkap Fatah.
Pihaknya sudah memesan 10 APD, langsung ke agen yang menjual. Pesanan APD menurut rencana dikirim hari ini dan langsung dibagikan kepada petugas. Namun, jumlah tersebut belum mencukupi.
Fatah mengirim foto salah satu petugas kesehatan yang menggunakan jas hujan sebagai pengganti APD kepada Kompas. Kebutuhan APD di Sambas yang diajukan ke Pemerintah Provinsi Kalbar sekitar 1.000 set APD. Bantuannya masih ditunggu.
”Kemudian, Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas juga pesan sendiri ke agen 200 set APD. Namun, masih menunggu pesanan datang,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Direktur RSUD Abdul Aziz, Singkawang, Ruchanihadi. Menurut dia, persediaan APD masih kurang. APD yang dipakai petugas ada 12 set dan stok di gudang tinggal delapan set. Stok delapan APD itu diperkirakan hanya cukup untuk dua hari.
”Dalam sehari petugas masuk kamar isolasi sekitar tiga kali. Artinya, dalam sehari memerlukan tiga hingga lima APD. Kami sudah mengusulkan adanya tambahan APD ke pemerintah provinsi sebanyak 500 dan sedang ditunggu. Kalau APD habis, tidak menutup kemungkinan juga menggunakan jas hujan,” tuturnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pengendalian Bagian Humas RSUD Soedarso, Pontianak, Diah Kusuma W juga mengakui, persediaan APD terutama untuk petugas kesehatan sangat minim. Dengan langkanya persediaan APD di pasaran, baik APD lengkap untuk petugas kesehatan maupun masker untuk pasien dan masyarakat, ia berharap tidak ada lagi penambahan kasus Covid-19.
Apabila kurang, apa boleh buat, petugas akan menggunakan jas hujan, yang penting terlindungi dan pasien terlayani.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang Harysinto Linoh menyebutkan, APD di Sintang juga masih minim. Pihaknya sudah mengajukan bantuan ke provinsi, tetapi masih menunggu pesanan datang.
”Kami juga sudah berusaha membeli ke agen, tetapi sulit mendapatkannya. Stok pada kami masih sekitar 12 APD. Apabila kurang, apa boleh buat, petugas akan menggunakan jas hujan, yang penting terlindungi dan pasien terlayani,” ujar Harysinto.
Terkait APD, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson, saat jumpa pers, Selasa (17/3/2020), mengatakan, dari sekitar 5.400 APD yang diusulkan kepada Kementerian Kesehatan, hanya 100 APD yang dikirim Kementerian Kesehatan. APD itu telah dikirim ke empat rumah sakit rujukan di Kalbar, yakni RSUD Soedarso Pontianak, RSUD Abdul Aziz Singkawang, RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang, dan RSUD Agoesdjam Ketapang.
Pengiriman APD masih sedikit karena produksi pabrik terbatas. Namun, dalam waktu dekat, dijanjikan akan dikirim lagi dalam jumlah yang banyak.