Jumlah Pasien yang Diisolasi di Kalbar Terus Bertambah
Jumlah pasien yang diisolasi di Kalimantan Barat terkait dengan Covid-19 terus bertambah. Pada Kamis (19/3/2020) terdapat satu pasien baru yang diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso, Pontianak.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Jumlah pasien yang diisolasi di Kalimantan Barat terkait dengan Covid-19 terus bertambah. Pada Kamis (19/3/2020), terdapat satu pasien baru yang diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso, Pontianak.
”Ada satu pasien baru diisolasi di RSUD Soedarso, Pontianak. Yang besangkutan memiliki riwayat bepergian ke Kuching, Malaysia, untuk berobat asma pada 10 Maret. Pulang ke Kalbar tanggal 15 Maret melalui Entikong,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson.
Pasien mulai dirawat di RSUD Soedarso pada 18 Maret. Dia mengalami keluhan batuk, pilek, dan demam. Hasil pemeriksaan rontgen, pasien menderita asma dan pneumonia. Pasien diisolasi di ruang isolasi baru RSUD Soedarso. Kapasitas ruangan itu bisa menampung 200 pasien.
Dengan bertambahnya pasien yang diisolasi, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih diisolasi di Kalbar saat ini ada 10 orang. Mereka diisolasi di RSUD Soedarso, Pontianak (4); RSUD Abdul Aziz, Singkawang (2); RS Pemangkat, Kabupaten Sambas (1); RS Sambas, Kabupaten Sambas (2); dan RSUD Ade Mohammad Djoen, Sintang (1).
Terkait dengan adanya warga Kalbar yang mengikuti acara Ijtima Jamaah Tabligh Se-Asia di Gowa, Sulawesi Selatan, Harisson mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan aparat untuk melacak nama dan alamat warga Kalbar yang mengikuti acara tersebut. Jika mereka pulang, mereka akan diperiksa oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan.
”Tentu saja warga Kalbar ini akan kami isolasi secara mandiri di rumah masing-masing. Selama masa isolasi nanti, mereka tidak diperbolehkan keluar rumah selama 14 hari,” ujar Harisson.
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun Kompas, kebutuhan alat pelindung diri (APD) untuk para petugas medis mendesak, terutama di rumah sakit yang merawat pasien isolasi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas Fatah Maryunani mengatakan, kebutuhan APD yang sesuai standar di Sambas sangat mendesak.
”Pastinya jumlah APD yang sesuai standar tidak mencukupi. Kami pesan APD langsung ke agen yang datang hari ini. Rencananya hanya 10 APD dan langsung akan kami bagi kepada petugas. Itu tidak mencukupi. Akhirnya, petugas kesehatan menggunakan APD seadanya, misalnya dengan jas hujan. Yang penting aman,” ungkap Fatah saat dihubungi dari Pontianak, Kamis pagi.
Fatah mengirimkan foto salah satu petugas kesehatan yang menggunakan jas hujan sebagai pengganti APD kepada Kompas. Kebutuhan APD di Sambas yang diajukan ke Pemerintah Provinsi Kalbar sekitar 1.000 set. Namun, bantuannya belum datang. Kemudian, Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas juga memesan sendiri ke agen penyedia sebanyak 200 set APD.
Terkait dengan APD, Harisson, saat jumpa pers Selasa (17/3) lalu, mengatakan, dari sekitar 5.400 APD yang diusulkan kepada Kementerian Kesehatan, hanya 100 APD yang dikirim Kementerian Kesehatan. APD itu telah dikirim ke empat rumah sakit rujukan di Kalbar, yakni RSUD Soedarso, RSUD Abdul Aziz, RSUD Ade Mohammad Djoen, dan RSUD Agoesdjam, Ketapang.
Dalam sehari, kebutuhan bisa mencapai 10 APD. Menurut Harisson, pengiriman APD masih sedikit karena produksi pabrik terbatas. Namun, dalam waktu dekat, menurut dia, akan dikirim lagi dalam jumlah yang banyak.
Sementara itu, upaya mencegah Covid-19 terus dilakukan. Sejumlah tempat, misalnya taman dan rumah-rumah ibadah di Kota Pontianak, disemprot dengan disinfektan oleh petugas sejak beberapa hari lalu hingga Kamis.