Siap Bantu Uji Sampel Terduga Covid-19, FK Universitas Andalas Tunggu Kiriman Reagen
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, siap membantu pengujian laboratorium sampel pasien terduga Covid-19. Mereka kini tengah menunggu reagen yang didatangkan dari Korea Selatan.
Oleh
yola sastra
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, siap membantu pengujian laboratorium sampel pasien terduga Covid-19. Untuk bisa segera menguji sampel, mereka tinggal menunggu reagen yang didatangkan dari Korea Selatan.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Rika Susanti di Padang, Rabu (18/3/2020), mengatakan, sarana dan prasarana laboratorium serta sumber daya manusia di Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi FK Unand sudah memadai. ”Sarana dan prasarana sudah siap. SDM sudah. Kami punya ahli untuk memeriksa sampel. Masalahnya, sekarang reagen. Kami sudah pesan ke Korea Selatan. Mudah-mudahan satu minggu ke depan sampai di Padang,” kata Rika.
Reagen merupakan cairan yang digunakan untuk melihat reaksi kimia. Reagen dibutuhkan dalam proses pengujian sampel usap tenggorokan dan hidung untuk pembuktian pasien positif atau negatif Covid-19.
Menurut Rika, pihaknya pernah meminta bantuan reagen ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan. Namun, ketersediaannya di Balitbangkes juga terbatas. Oleh sebab itu, fakultas tetap menunggu reagen yang tengah dipesan.
Rika melanjutkan, sejauh ini fakultas sudah mendapat izin lisan dari Balitbangkes untuk pengujian. Untuk izin tertulis, fakultas telah mengirimkan surat permohonan ke Balitbangkes per hari ini.
Rika menjelskan, dalam 24 jam, laboratorium FK Unand bisa menguji 100 sampel. Untuk sekali pengujian butuh waktu sekitar 3-4 jam dan bisa banyak sampel sekaligus. Rika menambahkan, pusat diagnostik dan penelitian telah berpengalaman menguji sejumlah virus, yaitu H5N1, rotavirus, HPV, HIV, dan CMV, serta telah menghasilkan sejumlah penelitian di bidang virologi. Proses pengujian, kata Rika, disesuaikan standar Balitbangkes.
Saat ini, Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi FK Unand Andani Eka Putra dan tim sedang di Jakarta. Mereka tengah mempelajari standar pengujian yang diterapkan di Balitbangkes.
Laboratorium FK Unand bisa menguji 100 sampel. Untuk sekali pengujian butuh waktu sekitar 3-4 jam dan bisa banyak sampel sekaligus
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday mengatakan, keberadaan laboratorium untuk menguji sampel pasien terduga mengidap Covid-19 di daerah sangat dibutuhkan. Proses pengujian yang lama di Balitbangkes, karena jumlah sampel banyak, membuat rumah sakit kewalahan.
Apabila FK Unand bisa melakukan pengujian, kata Merry, hasilnya bisa segera diketahui. Pasien yang negatif bisa segera dipulangkan atau dirawat di ruangan lain. Selama ini, pasien bisa dua minggu dirawat di ruang isolasi karena harus menunggu hasil uji laboratorium.
”Jadi, pasien yang negatif tidak lama-lama di ruang isolasi. Apalagi jumlah ruang isolasi di rumah sakit terbatas. Kami kasihan juga dengan pasien, bisa stres kena kurung lama-lama di ruang isolasi, enggak bisa dijenguk,” ujar Merry.