Tempat Wisata dan Pusat Perbelanjaan di Sulsel Diminta Tutup
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memutuskan memindahkan aktivitas belajar sekolah ke rumah selama 14 hari. Tempat wisata dan pusat perbelanjaan juga diinstruksikan ditutup sementara.
Oleh
RENY SRI AYU
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memutuskan memindahkan aktivitas belajar sekolah ke rumah selama 14 hari. Tempat wisata dan pusat perbelanjaan juga diinstruksikan ditutup sementara. Namun, aparatur sipil negara tetap bekerja seperti biasa untuk memberi pelayanan publik.
Keputusan ini diambil Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah setelah menggelar rapat yang dihadiri pimpinan forum komunikasi daerah, DPRD Sulsel, dan berbagai instansi terkait, Senin (16/3/2020). Keputusan ini mulai berlaku sejak Rabu (18/3/202) hingga dua pekan ke depan. Namun, ujian nasional SMK tetap digelar sesuai jadwal, dengan catatan seluruh siswa dan pengawas menaati prosedur kebersihan dengan mencuci tangan.
”Saya minta pihak Dinas Pendidikan bertemu para guru dan orangtua siswa untuk menjelaskan soal ini. Intinya tak ada libur, tetapi belajar dipindahkan ke rumah. Saya juga minta tempat wisata dan pusat perbelanjaan ditutup dan warga tak bepergian maupun mudik. Saya juga meminta pintu-pintu masuk ke daerah ini diawasi ketat,” papar Nurdin.
Walau instruksi pemindahan aktivitas belajar di rumah diputuskan mulai Rabu, sejak Senin (16/3/2020) sebagian besar sekolah sudah menghentikan aktivitas belajar-mengajar di lingkungan sekolah. Bahkan, sejumlah perguruan tinggi juga meliburkan mahasiswa untuk waktu dua pekan hingga lebih.
Di Universitas Muslim Indonesia, misalnya, perkuliahan tatap muka ditiadakan mulai Selasa (17/3/2020) hingga Minggu (5/4/2020). Di Universitas Islam Negeri, kuliah di rumah mulai berlaku Senin (16/3/2020) hingga dua pekan ke depan.
”Sepakat dengan keputusan ini karena semua pihak memang harus bekerja sama untuk memutus mata rantai Covid-19 dan mencegah hal yang tidak diinginkan,” kata Eka Wulandari (40), orangtua siswa.
Sementara itu, terkait orang dalam pemantauan atau pasien dalam pengawasan, pihak Dinas Kesehatan melansir data bahwa ada delapan orang yang sudah menjalani pemeriksaan dan enam di antaranya negatif. Dua orang lainnya masih menunggu hasil uji laboratorium.
Masih terkait antisipasi Covid-19, saat ini sebagian besar kantor pemerintah, perusahaan, dan sekolah mewajibkan mencuci tangan atau memberi cairan antiseptik sebelum masuk ruangan. Selain itu, jabat tangan ditiadakan.