Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya, membatasi jumlah warga yang ingin melakukan pengecekan Covid-19 sebanyak 100 orang per hari.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya, di Jawa Timur membatasi jumlah warga yang ingin melakukan pengecekan coronavirus disease 2019 atau Covid-19 sebanyak 100 orang per hari. Pemberlakuan kuota ini dilakukan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki tidak sebanding dengan tingginya antusias warga.
”Dikarenakan minimnya kapasitas sumber daya manusia di RS Universitas Airlangga (Unair), kami mengimbau masyarakat agar bersabar karena pemeriksaan dibatasi sebanyak 100 orang per hari,” kata Rektor Unair Mohammad Nasih di Surabaya, Selasa (17/3/2020).
Sejak ditunjuk sebagai salah satu lembaga untuk melakukan pengujian spesimen Covid-19, ratusan warga antusias untuk memeriksakan diri. Dalam sehari, antrean mencapai lebih dari 100 orang.
Dikarenakan minimnya kapasitas sumber daya manusia di RS Unair, kami mengimbau masyarakat agar bersabar karena pemeriksaan dibatasi sebanyak 100 orang per hari.
”Saya datang sekitar pukul 10.00 dan ternyata antreannya sudah habis. Besok kembali lagi,” ujar salah satu warga yang ingin tes Covid-19.
Dia mengaku khawatir dengan kondisinya lantaran pekan lalu bertemu warga negara asing. Tiga hari lalu, dia sempat batuk. ”Semoga ini hanya batuk biasa karena terlalu banyak pikiran,” katanya.
Melihat kondisi itu, Nasih menilai, pembatasan sebanyak 100 orang merupakan jumlah yang paling efektif agar pelayanan bisa tetap optimal. Pembatasan itu juga merupakan upaya untuk mengurangi risiko penularan karena interaksi antarpasien yang terjadi saat antrean membeludak.
Nasih mengatakan, tidak semua warga yang datang ke Poli Khusus Korona harus dilakukan swab. Ada kriteria yang harus dipenuhi, seperti gejala dan riwayat melakukan kontak dengan pasien positif korona.
”Setelah dilakukan observasi, dokter akan menentukan langkah selanjutnya sesuai kondisi, jadi tidak semua orang melakukan swab,” ucapnya.
Pihaknya tetap melakukan kerja sama dengan rumah sakit rujukan lain di Jatim untuk melakukan pemeriksaan spesimen Covid-19. Dengan demikian, sampel yang diperiksa bukan hanya berasal dari RS Unair. Diketahui ada 44 rumah sakit di Jatim yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.
Ketua Lembaga Penyakit Tropis Unair Prof Maria Lucia Inge Lusida mengatakan, ada sekitar 500 sampel yang sudah diuji. Adapun hasil pemeriksaannya menunjukkan enam spesimen positif Covid-19. Sampel positif itu berasal dari beberapa rumah sakit yang ada di Surabaya.