Cegah Penyebaran Virus, Gereja di Purwokerto Disemprot Disinfektan
Gereja Katolik Santo Yosep di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, disemprot disinfektan untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru. Selain itu, prosesi berkat bagi anak-anak saat komuni ditiadakan.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Gereja Katolik Santo Yosep di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, disemprot disinfektan untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru. Selain penyemprotan, umat juga diimbau menjaga kebersihan dan mengurangi pertemuan yang melibatkan banyak orang.
”Kami fokus ke pencegahan. Bagaimana mengantisipasi supaya penyebaran tidak terjadi saat umat mengikuti misa,” kata Ketua Tim Kerja Kesehatan Paroki Santo Yosep Purwokerto Leony Julietta, di Purwokerto, Selasa (17/3/2020).
Leony menyampaikan, penyemprotan disinfektan ini dilakukan seminggu dua kali pada Selasa dan Jumat hingga waktu yang belum ditentukan. Area yang disemprot bagian dalam dan luar gedung gereja, antara lain bangku, lantai, pegangan pintu, pegangan atau pagar tangga, dan sejumlah ruangan di gereja.
“Selain disinfeksisasi, akan disiapkan juga cairan pembersih tangan di panti imam (area tempat pastor memimpin ibadah) dan umat yang datang juga akan disemprot tangannya dengan hand sanitizer serta dicek suhunya,” paparnya.
Upaya pencegahan juga dilakukan dengan menambah dua keran air beserta sabun di bagian depan dan belakang gereja. ”Di toilet gereja sudah ada empat wastafel dan kami akan menambah dua titik lagi,” ucap Leony yang juga Ketua I Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Cabang Banyumas.
Dokter hewan Michael Damar Agung yang memimpin proses penyemprotan disinfektan menyampaikan, cairan yang dipakai adalah produk Istam karena dinilai aman bagi manusia. Cairan ini sebanyak 50 cc dicampur untuk 5 liter air. ”Ini disinfektan paling rendah, antikorosif, dan paling aman untuk manusia. Untuk ketahanan tergantung dari pengenceran dan kondisi di lapangan,” katanya.
Ini disinfektan paling rendah, antikorosif, dan paling aman untuk manusia.
Menurut Michael, disinfektan ini diharapkan bisa mengurangi risiko persebaran virus yang menempel pada benda-benda mati. ”Ini bisa mengurangi. Kalau membunuh total, tidak bisa. Paling tidak, ini bisa mengurangi risiko,” tuturnya.
Uskup Purwokerto Christophorus Tri Harsono dalam surat edaran menyampaikan, ancaman virus korona jenis baru ini nyata dan ada di depan mata. Selain tetap memohon perlindungan Tuhan, umat juga diajak menjaga kebersihan. Umat juga diimbau untuk tidak berjabat tangan, baik sebelum maupun sesudah misa. Terlebih saat upacara ”Salam Damai” dalam misa.
Selain itu, prosesi berkat bagi anak-anak saat komuni ditiadakan. Untuk pencegahan penularan virus melalui kantong kolekte, uang persembahan dimasukkan ke kotak yang disediakan di depan gereja. ”Kegiatan yang melibatkan banyak orang sedapat mungkin ditunda atau dibatalkan,” ujarnya.