WNI Positif Korona di Singapura Terus Bertambah, Batam Masih Nol Kasus
Jumlah warga negara Indonesia yang terdeteksi positif Covid-19 di Singapura bertambah menjadi delapan orang. Pada saat yang sama, Batam di Kepulauan Riau belum melaporkan satu pun kasus positif penyakit menular itu.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Jumlah warga negara Indonesia yang terdeteksi positif coronavirus disease 2019 (Covid-19) di Singapura bertambah menjadi delapan orang. Pada saat yang sama, wilayah terdekat dengan Singapura, yaitu Batam di Kepulauan Riau, belum melaporkan satu pun kasus positif Covid-19.
Kompas menerima siaran pers dari Kepala Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura Ratna Lestari Harjana, Minggu (15/3/2020). Pemerintah Singapura, Sabtu (14/3/2020), mengumumkan, kasus positif Covid-19 ke-212 adalah WNI berusia 64 tahun.
Pasien laki-laki itu kini dirawat di National Center for Infectious Diseases (NCID) Singapura. Pelacakan kontak oleh Pemerintah Singapura menunjukkan WNI tersebut tidak memiliki kaitan dengan tujuh kluster penularan Covid-19 di negara itu. Diperkirakan ia terinfeksi SARS-CoV-2 dari wilayah di luar Singapura.
Wisatawan kini memang harus membayar sendiri biaya pengobatan. Oleh karena itu, kami mengimbau agar WNI menggunakan asuransi perjalanan ketika bepergian ke luar negeri.
Pemerintah Singapura melaporkan kasus pertama pada 23 Januari dan hingga kini berkembang menjadi 212 kasus positif Covid-19. Dari jumlah tersebut, delapan orang merupakan WNI. Satu WNI positif Covid-19 telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit pada 8 Februari.
Ratna mengingatkan kepada semua WNI yang sedang berada di Singapura maupun yang akan berkunjung ke sana bahwa status waspada penyakit (DORSCON) oranye masih berlaku di negara itu. Diharapkan semua WNI di Singapura segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami simtomatik.
Sejak 7 Maret, Pemerintah Singapura mengharuskan pendatang dengan visa turis/kunjungan 30 hari untuk membayar biaya perawatan Covid-19. Adapun biaya tes deteksi penyakit itu tetap gratis.
”Wisatawan kini memang harus membayar sendiri biaya pengobatan. Oleh karena itu, kami mengimbau agar WNI menggunakan asuransi perjalanan ketika bepergian ke luar negeri,” kata Ratna.
Sementara itu, Batam sebagai wilayah yang terdekat dari Singapura belum mengumumkan satu pun kasus positif Covid-19. Sejak Januari, ada 13 pasien dalam pengawasan yang diisolasi di dua rumah sakit rujukan. Hasil uji laboratorium menunjukkan 11 pasien di antaranya negatif Covid-19.
”Dua pasien lain masih dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi.
Nihilnya kasus di Batam itu menimbulkan pertanyaan. Salah satunya ketika pasien dalam pengawasan AA (61) meninggal ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam pada 22 Februari. Pneumonia dilaporkan sebagai penyebab kematian warga negara Singapura tersebut.
Dikejutkan notifikasi
Selang empat hari, Batam kembali dikejutkan notifikasi dari Pemerintah Singapura. Pasien positif ke-103 di Singapura ternyata pernah berada selama tiga hari di Batam. Setelah kembali ke Singapura, pasien ke-103 itu diketahui menularkan SARS-CoV-2 kepada empat orang lain.
Pelacakan di Batam menemukan ada 31 WNI yang pernah menjalin kontak dekat dengan pasien ke-103 tersebut. Pemerintah Kota Batam berupaya mengobservasi 31 orang itu, tetapi dua di antaranya yang merupakan pengojek daring menolak karena pemerintah tidak memberikan ganti penghasilan.
Setelah melalui proses cukup panjang, akhirnya dua pengojek daring itu bersedia menjalani observasi di Asrama Haji Kota Batam. Pemerintah Kota Batam belakangan mengumumkan uji laboratorium terhadap spesimen yang diambil dari cairan hidung dan tenggorokan 31 orang itu menunjukkan hasil negatif.
Menanggapi persoalan orang yang menolak diobservasi karena tidak mendapat ganti penghasilan, Wali Kota Batam Muhammad Rudi, Kamis (12/3/2020), mengatakan, cadangan dana di level daerah untuk menangani pandemi Covid-19 memang terbatas, hanya sekitar Rp 2 miliar, dan diperkirakan akan segera habis.