Aparat gabungan Polri dan TNI berhasil menguasai perkampungan di sekitar Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, setelah kelompok kriminal bersenjata menebar teror di daerah tersebut sejak 26 Februari.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Aparat gabungan Polri dan TNI berhasil menguasai perkampungan di sekitar Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, setelah kelompok kriminal bersenjata menebar teror di daerah tersebut sejak 26 Februari lalu.
”Kami sudah menguasai kampung-kampung yang diganggu oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Tembagapura. Kondisi keamanan di sana telah kondusif,” kata Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw di Jayapura, Papua, Sabtu (14/3/2020).
Paulus mengatakan, keberhasilan aparat keamanan menguasai perkampungan menyebabkan KKB terpojok hingga menyingkir ke daerah Pegunungan Botak yang terletak jauh dari Tembagapura. Kelompok tersebut sempat melawan dengan melepaskan tembakan ke arah aparat keamanan di Kampung Opitawak.
”Saya sudah mengecek kondisi terakhir di Kabupaten Mimika, khususnya di Distrik Tembagapura. Saya mendapat laporan dari Kapolres Mimika bahwa ada aksi KKB di Kampung Opitawak daerah atas Gunung Botak, tetapi agak jauh dari Tembagapura,” tutur Paulus.
Mantan Kepala Polda Sumatera Utara ini menyatakan akan terus melakukan penegakan hukum secara maksimal untuk menghentikan tindakan KKB yang sangat mengganggu rasa aman warga sipil di Tembagapura. Ia menegaskan, Polda Papua mengerahkan 2.000 personel untuk mengejar kelompok tersebut di Tembagapura.
”Anggota Polri bersama satuan tugas lain yang mengamankan seluruh wilayah Tembagapura sekitar 3.000 personel,” kata Paulus. Jumlah itu dinilai mencukupi untuk menghadapi KKB. ”Dengan melihat perkembangan situasi saat ini, kekuatan pasukan di Tembagapura masih mampu untuk menghadapi kelompok tersebut,” ucapnya.
Anggota Polri bersama satuan tugas lain yang mengamankan seluruh wilayah Tembagapura sekitar 3.000 personel.
Sebelumnya KKB menebar teror terhadap warga sipil di perkampungan Distrik Tembagapura. Selain merampas bahan makanan dengan menodongkan senjata, KKB juga melakukan kekerasan terhadap warga sipil.
Teror itu menyebabkan 1.570 warga dari lima kampung mengungsi ke Kota Timika sejak Jumat (6/3). Ribuan warga ini terdiri dari 256 warga Kampung Waa Banti, 702 warga Kimbeli dan Kali Kabur, serta 612 warga Kampung Banti 1 dan sekitarnya.
Komandan Distrik Militer 1710/Mimika, Letnan Kolonel (Inf) Pio Nainggolan memaparkan, anggotanya bersiaga di setiap pos yang tersebar di distrik atau daerah setingkat kecamatan yang rawan gangguan keamanan.
Dua aparat keamanan di Mimika gugur karena diserang kelompok kriminal bersenjata dalam dua pekan terakhir. Korban pertama adalah Bharatu Anumerta Doni Priyanto gugur karena tertembak saat melaksanakan tugas di area Jipabera, Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura pada Jumat (28/2). Korban kedua adalah Sersan Kepala Anumerta La Ongge yang gugur akibat serangan KKB di salah satu pos koramil, Distrik Jila, Senin (9/3).
”Anggota kami dalam keadaan siaga untuk menghadapi kelompok tersebut. Situasi keamanan di Mimika, khususnya Distrik Tembagapura, masih kondusif hingga kini,” kata Pio.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), Sebby Sambom, ketika dikonfirmasi mengakui bahwa pihak TNI-Polri telah mengerahkan ribuan personel ke perkampungan Tembagapura. ”Jumlah anggota TPN OPM hanya sekitar 100 personel di Tembagapura. Meskipun jumlah pasukan tidak banyak, kami yakin bisa meraih kemenangan atas TNI Polri,” ujar Sebby.