Demam berdarah dengue di Nusa Tenggara Timur merenggut nyawa 38 orang hingga 11 Maret 2020, sedangkan 3.222 orang dirawat di 22 kabupaten/kota. Sementara musim hujan masih berlanjut.
KUPANG, KOMPAS — Demam berdarah dengue di Nusa Tenggara Timur merenggut nyawa 38 orang hingga 11 Maret 2020, sedangkan 3.222 orang dirawat di 22 kabupaten/kota. Sementara musim hujan masih berlanjut.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan NTT drg Dominikus Minggus Mere di Kupang, Kamis (12/3/2020), hingga 4 Maret, jumlah kasus kematian akibat DBD 30 orang dan 2.746 dirawat. ”Kasus ini terus bertambah. Ini berarti, semua upaya yang sudah dan tengah dilakukan belum mampu menekan kasus DBD,” kata Minggus.
Penambahan kasus kematian dari Kabupaten Sikka 3 orang, Kabupaten Belu 2 orang, sedangkan Kota Kupang, Kabupaten Alor, dan Kabupaten Rote Ndao masing-masing 1 orang. Di Gedung DPRD NTT, kemarin, puluhan mahasiswa asal Sikka menggelar protes.
Mestinya ketika KLB pertama dan kedua, pemkab sudah memiliki program tetap mengatasi DBD di Sikka.
Mereka mendesak anggota DPRD, khususnya daerah pemilihan Sikka, lebih peduli pada masalah DBD yang merenggut 14 jiwa dan 1.215 pasien di Sikka. Koordinator aksi, David Fransiskus, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sikka tak punya rasa malu terkait DBD. Kejadian luar biasa (KLB) DBD di Sikka keempat kali berturut-turut, termasuk musim hujan 2019/2020.
”Mestinya ketika KLB pertama dan kedua, pemkab sudah memiliki program tetap mengatasi DBD di Sikka,” kata Fransiskus. Direktur Yayasan Bola Kemanusiaan Sikka Yie Gae Tjie meminta para pihak tidak saling menyalahkan. Sudah saatnya semua berbenah, membersihkan lingkungan.
Daerah lain
Di Banyuwangi, Jawa Timur, sejak Januari hingga pertengahan Maret, tercatat 39 kasus DBD dan dua orang meninggal. Di Sumatera Selatan, tiga orang meninggal. ”Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, demam berdarah tahun ini lebih kecil. Tahun 2019 hingga akhir Maret ada 71 kasus, sedangkan tahun ini hingga pertengahan Maret ada 39 kasus,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono.
Dua warga yang meninggal tahun ini seorang anak balita dan ibu yang sedang hamil. Di Sumsel, data Dinas Kesehatan Sumsel, tiga orang yang meninggal karena DBD berasal dari Musi Rawas Utara, Banyuasin, dan Muara Enim. Periode Januari-Februari 2020, total kasus DBD 819 orang. Terbanyak dari Musi Banyuasin (128), Palembang (122), dan Muara Enim (111).
Muyono, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sumsel Muyono, mengatakan, peningkatan jumlah penderita DBD mulai terasa Oktober 2019. Saat itu, ada 80 kasus. Jumlah kasus meningkat pada Januari 2020 menjadi 562 kasus.
Sebulan kemudian, turun menjadi 257 kasus. ”Kami sudah mengeluarkan surat edaran kesiapsiagaan peningkatan kasus DBD. Ini diperkuat surat edaran Gubernur Sumsel yang diterbitkan Februari 2020,” katanya.