Kedatangan delegasi Belanda ke Surabaya akan diikuti dengan investasi dan kerja sama riset. Raja dan Ratu Belanda berjanji membawa anak-anak mereka ke Danau Toba.
Oleh
Nikson Sinaga/Melati Mewangi/Iqbal Basyari
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Tim misi dagang dan riset delegasi Pemerintah Belanda yang antara lain beranggotakan Wakil Menteri Perdagangan Luar Negeri Belanda Peter Potman, Kamis (12/3/2020), mengunjungi Kota Surabaya, Jawa Timur. Mereka tertarik berinvestasi dan bekerja sama di bidang riset.
Di Balai Kota Surabaya, Potman melakukan pertemuan tertutup dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sekitar satu jam. Sementara saat di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, sejumlah perusahaan Belanda menandatangani nota kesepahaman dengan ITS disaksikan Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda Cora van Nieuwenhuizen.
Seusai pertemuan, Potman mengatakan, kedatangan delegasi Belanda ke Surabaya akan dilanjutkan kunjungan pengusaha Belanda untuk berinvestasi atau memenuhi permintaan barang dan jasa. ”Kami berharap makin banyak perusahaan dari Belanda berinvestasi di sini,” katanya. Delegasi Belanda menilai perekonomian Surabaya cukup baik. Salah satunya didukung upaya pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan.
Situasi di Surabaya juga cukup aman dan stabil sehingga mendukung iklim investasi. Risma pun berharap investor Belanda menanamkan modal di sektor pengolahan air minum. Selama ini, perusahaan daerah air minum hanya menyuplai air bersih sehingga warga masih harus memprosesnya. ”Kalau ada investasi itu, air yang diterima warga bisa langsung diminum sehingga mengurangi pengeluaran mengolah sebelum bisa diminum,” ujarnya.
Rektor ITS Mochamad Ashari mengungkapkan, kerja sama dengan sejumlah perusahaan Belanda meliputi riset bidang kemaritiman dan pengelolaan sampah. Peneliti ITS akan memperdalam riset dengan perusahaan Belanda terkait topik-topik itu. Dana riset dari Nuffic Neso dari Belanda. ”Kerja sama ini yang kedua setelah kerja sama pertama yang dimulai pada 2012 menghasilkan banyak manfaat bagi ITS, salah satunya pendirian Jurusan Transportasi Laut,” katanya.
Di sektor maritim, kerja sama antara lain soal kapal, keamanan laut, digitalisasi dalam kapal, dan kapal tanpa awak. Penelitian akan terfokus pada riset maritim, magang, mendatangkan pengajar dari Belanda, dan kunjungan ke fasilitas riset di Belanda. Di Balige, Sumatera Utara, Kamis, Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima mengunjungi obyek wisata Danau Toba. Mereka bertemu dan berbincang dengan tokoh pemuda dan tetua adat.
Raja dan Ratu menikmati pemandangan Danau Toba dari Bukit Singgolom di Desa Lintong Nihuta, Tampahan, Kabupaten Toba. Raja mengenakan setelan jas kuning pucat, sedangkan Ratu memakai setelan merah jambu kasual. Menurut Ketua Lembaga Adat Dalihan Na Tolu Janter Simanjuntak, kedatangan tamu penting itu dimaknai sebagai pengobat luka masa lalu.
”Mari bangun persahabatan dengan Belanda untuk pembangunan bersama-sama,” katanya. Raja berjanji membantu membangun pariwisata, pendidikan, dan pertanian. Raja dan Ratu berkeinginan datang lagi ke Danau Toba membawa serta anak-anak.