Sebanyak tujuh orang diisolasi di Kalimantan Tengah karena masuk dalam pengawasan dan pemantauan pandemi Covid-19. Meskipun demikian, belum ada pasien yang terkonfirmasi terjangkit virus SARS-CoV-2.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Sebanyak tujuh orang diisolasi di Kalimantan Tengah karena masuk dalam pengawasan dan pemantauan pandemi Covid-19. Meskipun demikian, belum ada pasien yang terkonfirmasi terjangkit virus SARS-CoV-2.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Endang Sri Lestari, yang juga juru bicara penanganan pandemi Covid-19 di Provinsi Kalteng, menjelaskan, dari tujuh orang itu, enam orang pasien dalam pengawasan dan satu pasien dalam pemantauan. Semuanya berada di ruang isolasi sampai hasil laboratorium keluar.
”Sampai sekarang belum ada pasien yang terkonfirmasi positif di Kalimantan Tengah meskipun kami masih menunggu juga hasil lab untuk yang masih dalam pengawasan,” kata Endang di Palangkaraya, Kalteng, Kamis (12/3/2020).
Endang menjelaskan, pasien dalam pemantauan ialah seseorang yang tidak memiliki gejala batuk atau pilek ataupun pneumonia, tetapi memilki riwayat perjalanan dari daerah atau negara terjangkit Covid-19. Sementara orang dalam pengawasan adalah pasien yang memiliki kriteria demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, ataupun gejala pneumonia ringan hingga berat.
Endang menambahkan, sebelum tujuh orang dalam pengawasan dan pemantauan itu masuk ruang isolasi, sudah ada empat orang lain yang juga menjadi terduga Covid-19. Hasil laboratorium keempat orang tersebut sudah keluar dan hasilnya negatif. Mereka pun dipulangkan.
Mereka pun dipulangkan.
Salah satu pasien dalam pengawasan itu dideteksi oleh alat pendeteksi panas tubuh di Bandar Udara Tjilik Riwut pada Jumat (6/3) lalu. Pasien tiba di Bandar Udara Tjilik Riwut sekitar pukul 17.00 WIB. Saat hendak keluar dari terminal kedatangan, petugas langsung membawa yang bersangkutan ke ruangan yang sudah disiapkan oleh petugas kesehatan.
”Ia terdeteksi thermal scanner karena panas tinggi di bandara, lalu langsung dibawa ke RSUD Doris Sylvanus, langsung kami bawa ke ruang isolasi,” kata Kepala Bidang Pendidikan, Pengembangan SDM, dan Hubungan Masyarakat RSUD Doris Sylvanus, Riza Syahputra.
Riza mengungkapkan, sebelum dibawa ke RSUD Doris Sylvanus, pasien tersebut diperiksa petugas dan memenuhi syarat untuk diawasi. Pasien tersebut juga baru pulang dari salah satu negara yang terjangkit dan tiba di Indonesia pada 25 Februari lalu. ”Dia bukan warga Kalteng, di sini tinggal di hotel, tetapi sebelum ke hotel langsung kami bawa ke rumah sakit untuk diambil tindakan selanjutnya,” katanya.
Pemerintah Provinsi Kalteng sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah virus masuk ke wilayah mereka. Mereka juga tak henti-hentinya melakukan sosialisasi dan pengawasan di daerah-daerah.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti menjelaskan, sebelumnya dua mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Wuhan, China, dan menjalani masa observasi selama 14 hari di Natuna sudah pulang ke Kalteng. Pihaknya yakin, kedua mahasiswa yang tinggal di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur; dan Kota Palangkaraya itu dalam kondisi sehat dan tidak terjangkit Covid-19.
”Satu-satunya cara untuk membatasi penularan memang ruang isolasi bagi yang sakit. Makanya, kami selalu meminta kesediaan pasien untuk diisolasi demi keluarga dan masyarakat, tetapi sampai saat ini semuanya terbukti negatif,” ucap Suyuti.
Pihaknya juga menambah satu rumah sakit rujukan untuk penanganan Covid-19, yakni RSUD Imannudin, Kabupaten Kotawaringin Barat. Dengan demikian, ada tiga rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan Covid-19 di Kalteng, yakni RSUD Doris Sylvanus, RSUD Murjani di Kabupaten Kotawaringin Timur, dan RSUD Imannudin di Kotawaringin Barat. Pihaknya bersama rumah sakit dan pemerintah di setiap kabupaten/kota memiliki persediaan dan persiapan yang memadai untuk menghadapi penyakit itu.