Seorang Pekerja Migran Indonesia dalam Pengawasan di Cirebon
Tujuh orang dalam pemantauan dan dua orang dalam pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Jabar, menyusul merebaknya wabah Covid-19 yang disebabkan virus korona baru. Seorang di antaranya pekerja migran Indonesia.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sebanyak tujuh orang dalam pemantauan dan dua orang lainnya dalam pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyusul merebaknya wabah Covid-19 yang disebabkan virus korona baru. Seorang pasien merupakan pekerja migran Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Enny Suhaeni mengatakan, dua pasien dalam pengawasan berusia 30-40 tahun. ”Seorang pasien baru pulang bekerja dari Singapura. Satu lagi orang Cirebon yang pekerjaannya kerap berhubungan dengan banyak orang,” kata Enny di Cirebon, Rabu (11/3/2020).
Kedua pasien tersebut saat ini dirawat di ruang isolasi dua rumah sakit di Cirebon. Namun, Enny enggan menyebutkan lebih detail identitas pasien dan kronologinya dengan alasan menghormati etika kedokteran.
Pasien dalam pengawasan adalah pasien yang mengalami gejala demam lebih dari 38 derajat celsius, batuk, flu, nyeri tenggorokan, dan memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit Covid-19.
”Kondisi kedua pasien sudah membaik. Demamnya turun,” ucap Enny. Serum darah, apus hidung dan tenggorokan, serta dahak keduanya telah diambil pada Selasa (10/3/2020). Hasil pemeriksaan di Laboratorium Virologi Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Kementerian Kesehatan keluar tiga atau empat hari ke depan.
Sebelumnya, pada akhir Januari dan awal Februari, dinas kesehatan memantau dua pasien dalam pengawasan Covid-19. Mereka adalah SH (44), warga Cirebon yang sempat ke Taiwan untuk mengikuti seminar, dan XC (25), warga Hubei, China. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, keduanya negatif terkena virus korona baru.
Saat ini, tujuh warga Cirebon juga tercatat sebagai orang dalam pemantauan. Mereka diketahui memiliki kontak dengan pasien dalam pengawasan, tetapi tidak diisolasi di rumah sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon memantau mereka dalam 14 hari.
”Awalnya ada 12 orang dalam pemantauan, tetapi lima orang sudah sehat dan selesai dipantau,” lanjut Enny.
Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cirebon Suharto belum mengetahui kabar seorang pekerja migran Indonesia asal Cirebon yang statusnya pasien dalam pengawasan terkait Covid-19.
”Kami sudah mengimbau pekerja migran Indonesia agar tidak bepergian dulu karena ada virus korona,” katanya.
Setiap tahun, jumlah pekerja migran asal Cirebon berkisar 8.000-10.000 orang. Setiap hari, ujar Suharto, pihaknya menerima 40 sampai 60 permohonan bekerja ke luar negeri lewat layanan terpadu satu atap.
”Namun, sudah setengah bulan ini tidak ada yang mengajukan permohonan karena wabah virus korona baru,” lanjutnya.
Wartoni, Koordinator Wilayah Kerja Pelabuhan Cirebon Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung di Kementerian Kesehatan, mengatakan, pengawasan terhadap pendatang dari luar negeri dilakukan di Pelabuhan Cirebon dan Bandara Internasional Jabar Kertajati di Kabupaten Majalengka.
”Pengukuran suhu tubuh dilakukan setiap hari,” katanya.