Empat Pekerja di Pasuruan Tewas Tertabrak Mobil Saat Berdemo
Empat orang tewas dalam kecelakaan tunggal di Jalan Raya Malang-Surabaya, tepatnya di daerah Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (10/03/2020) pukul 01.30. Kecelakaan diduga karena sopir mengantuk.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Empat orang tewas dalam kecelakaan tunggal di Jalan Raya Malang-Surabaya, tepatnya di daerah Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (10/03/2020) pukul 01.30. Korban adalah pekerja yang sedang tidur di depan pabrik mereka dalam rangka protes pemutusan hubungan kerja.
Empat korban tewas adalah H (warga Prigen, Pasuruan), D (warga Ngepung, Nganjuk), S (warga Sukorejo, Pasuruan), dan A (warga Pandaan, Pasuruan). Selain itu, juga ada beberapa korban luka berat, yakni Arif (warga Prigen) dan Mahfud (warga Purwosari). Sopir minibus, SW (warga Mojokerto), saat ini menjalani pemeriksaan oleh personel Kepolisian Resor Pasuruan.
Semua korban adalah pekerja di perusahaan air minum di sana. Mereka tidur di tenda depan pabrik karena sedang berunjuk rasa akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dialami.
JITET KOESTANA
Ilustrasi kecelakaan
”Kecelakaan itu tidak ada hubungannya dengan aktivitas pekerja. Antara korban dan pengemudi tidak kenal. Kecelakaan diduga karena sopir kendaraan mengantuk setelah 2 hari baru tidur 1 jam dan kemudian menyetir,” kata Kepala Kepolisian Resor Pasuruan Ajun Komisaris Besar Rofiq Ripto Himawan, Selasa (10/03/2020), saat dihubungi dari Malang.
Kecelakaan itu tidak ada hubungannya dengan aktivitas pekerja. Antara korban dan pengemudi tidak kenal.
Menurut Rofiq, mobil tersebut melaju dari arah Kota Batu menuju Surabaya. Di dalam mobil berisi 6 orang (termasuk di dalamnya tiga anak-anak). ”Yang menyetir adalah SW, yang menjemput keluarga kakaknya dari Kota batu. Masalahnya, kondisi sopir tersebut pada saat itu baru tidur 1 jam dalam dua hari ini. Dimungkinkan sopir mengantuk, ia tidak bisa menguasai kendaraan yang melaju kencang, hingga akhirnya menabrak rombongan korban di pinggir jalan,” kata Rofiq.
AKBP Rofiq Ripto Himawan, Kepala Kepolisian Resor Pasuruan.
Tutus, warga yang turut mengevakuasi korban kecelakaan, mengaku, saat dirinya tiba di lokasi, mobil minibus berpelat nomor AG 1270 VI yang menabrak korban sudah tidak berpenumpang. ”Saat itu penumpang mobil sudah kosong. Di bagian sisi sebelah kiri (mobil) ringsek. Warga menyebut mereka semua pergi ke arah utara,” katanya.
Saat itu, ia melihat ada sejumlah orang tergeletak di balik trotoar. ”Saya melihat ada tiga orang sudah tidak bernapas serta ada beberapa orang yang masih bernapas dan luka-luka. Korban kemudian diangkut dengan beberapa kendaraan ke beberapa rumah sakit terdekat,” kata Tutus.
Dari pengamatannya, mobil diduga tidak bisa mengendalikan kecepatan di jalan yang agak berbelok ke arah kanan tersebut. Mobil justru bergerak lurus, melewati trotoar di pinggir jalan, menabrak beberapa motor pekerja yang diparkir di depan pabrik, dan menabrak pekerja yang tidur di dekat trotoar. Mobil berhenti setelah menabrak gapura bangunan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pasuruan Ajun Komisaris Dwi Nugroho mengatakan, saat ini sopir sudah menjalani pemeriksaan. ”Sopir sekarang menjalani pemeriksaan, sedangkan penumpang mobil tidak mengalami luka serius,” ujar Dwi.
Menurut Dwi, jalur Surabaya-Malang tersebut memang merupakan ”jalur hitam” untuk terjadi kecelakaan. Kondisi jalan yang lebar dan bebas hambatan membuat pengemudi akan cenderung memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. ”Harapannya, masyarakat kian berhati-hati dalam berlalu lintas. Jika memang sedang lelah, lebih baik menepi dan beristirahat. Daripada dipaksakan, malah jadinya nyawa dipertaruhkan,” katanya.
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI
Ilustrasi. Evakuasi mobil dalam kecelakaan lalu lintas beruntun di Jalan Raya Surabaya-Malang, Minggu (22/12/2019), di Desa Sentul, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Dalam kecelakaan tersebut, umlah korban lebih dari lima orang.