Pemilu diharapkan menjadi sistem yang dapat memunculkan pemimpin bermutu dan berintegritas. Untuk itu, semua pihak harus mendukung pelaksanaan pemilu berkualitas.
Oleh
ANDREAS BENOE ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
JEMBER, KOMPAS — Pemilu berkualitas diharapkan dapat menghasilkan pemimpin yang bermutu dan berintegritas. Faktor-faktor yang memengaruhi pemilu berkualitas yaitu partai politik, tahapan pemilu, penyelenggara, media, dan pemilih.
Hal itu mengemuka dalam diskusi ”Mencari Pemimpin, Menuju Pilkada Damai” sebagai rangkaian Vote Festival yang diselenggarakan Kompas TV, Universitas Jember, dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jember, Jawa Timur, Sabtu (7/3/2020).
Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut Ketua KPU RI Arief Budiman, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dosen Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Agus Trihartono, dan Manager Pemberitaan Kompas TV Eko Wahyu Tawantoro.
Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan, cita-cita bangsa mewujudkan negara yang adil makmur dan sejahtera dapat dicapai apabila muncul pemimpin berkualitas dan berintegrtias. Oleh karena itu, pemilu diharapkan menjadi sistem yang dapat memunculkan pemimpin yang berkualitas dan berintegritas tersebut.
”Cara mendapatkan pemimpin yang berkualitas dan berintegritas ialah dengan penyelenggaraan pemilu berkualitas. Pemilu berkualitas tersebut dapat terwujud dari hadirnya pemilih berdaulat, sistem yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber-jurdil),” ujarnya.
Arief mengakui, pemilu merupakan sebuah kompetisi yang sengit. Namun, kompetisi tersebut harus berjalan secara bebas dan adil. Konsep tersebut bisa terwujud apabila berjalan sesuai prosedur terjadwal.
”Tahapan-tahapan pemilu harus diketahui dan harus tepat waktu agar penyelenggaraannya adil. Namun, dengan tahapan yang sudah pasti, tidak satu orang pun yang bisa memastikan hasilnya. Memang ada survei. Namun, itu hanya prediksi, bukan hasil pasti,” tuturnya, menambahkan.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menilai, pemimpin yang berintegritas ialah pemimpin yang sesuai dengan keinginan rakyat. Pasalnya, seorang kepala daerah dipilih untuk bekerja sesuai harapan warganya.
Kendati dipilih oleh rakyat, partai politik memiliki peran penting dalam melahirkan seorang pemimpin. Pasalnya, sebagian besar calon kepala daerah yang berkompetisi merupakan calon-calon yang ditawarkan partai politik.
Kendati dipilih oleh rakyat, partai politik memiliki peran penting dalam melahirkan seorang pemimpin.
”Pemimpin yang berintegritas dan berkualitas bisa muncul apabila partai politik menawarkan calon-calon pemimpin yang baik. Kalau partai politik membawa calon-calon yang baik, ini akan membantu warga memilih calon yang lebih baik, lebih berkualitas, dan lebih berintegritas,” tuturnya.
Anas mengakui, banyak tokoh pemimpin yang berkualitas, tetapi elektabilitasnya rendah sehingga partai politik enggan menggunakannya. Anas berharap ada upaya bersama antara calon dan partai politik untuk membuat elektabilitas dan kualitas berjalan secara paralel.
Hal itu langsung ditanggapi oleh dosen Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember, Agus Trihartono. Ia mengatakan, bukan sebuah masalah apabila ada pemimpin berkualitas yang tidak didukung partai politik. Pasalnya, saat ini ada ruang bagi calon independen untuk maju dalam kontestasi politik.
”Kalau tidak didukung partai politik, tidak masalah, yang penting elektabilitas tinggi. Bisa jadi calon independen menang. Bila itu yang terjadi, mungkin ini tanda ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik,” tuturnya.
Agus menilai, pemimpin yang berintegritas dan berkualitas dapat lahir dari berbagai faktor yang berkualitas. Proses yang baik, pemilih cerdas, penyelenggara berintegritas, partai politik yang menawarkan calon baik, serta media yang sehat menjadi faktor penting untuk melahirkan pemimpin yang baik dan berintegritas.