Pasca-penemuan dua pasien positif terpapar Covid-19, Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, menambah kapasitas penanganan baru ini menjadi 12 pasien.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pasca-penemuan dua pasien positif terpapar virus SARS-CoV-2, Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, menambah kapasitas penanganan baru ini menjadi 12 pasien. Simulasi pun dilaksanakan sehingga para petugas bisa menangani pasien dengan dugaan penyakit corona virus desease (Covid-19) dengan maksimal.
Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Nina Susana Dewi di Bandung, Jumat (6/3/2020), menuturkan, penambahan ini dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi Covid-19. RS ini menjadi salah satu rujukan untuk penanganan awal pasien yang diduga terpapar virus korona jenis baru ini. Karena itu, kesiapan dari pihak rumah sakit menjadi perhatian.
Sebelumnya, RSHS memiliki satu ruangan dengan kapasitas isolasi lima pasien. Di samping itu, tujuh tempat tidur di high care unit (HCU) disiapkan untuk menangani pasien tambahan jika ruang isolasi tidak memungkinkan. Ruangan ini memiliki standar pengawasan yang sama dengan lima ruangan sebelumnya.
Simulasi ini melibatkan lebih kurang 50 petugas mulai dari dokter, perawat, petugas pengamanan, hingga petugas ambulans. ”Kami melakukan simulasi dengan seluruh unit agar mereka paham dan terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Berdasarkan simulasi ini, petugas memakan waktu sekitar 30 menit dari penanganan di Instalasi Gawat Darurat hingga ke ruang isolasi. Skenarionya, petugas yang menyamar menjadi pasien melaporkan gangguan kesehatan dengan ciri-ciri mendekati infeksi virus korona jenis baru. Pasien kemudian dilarikan ke IGD dan menjalani pemeriksaan selama kurang lebih 30 menit.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan suhu tubuh hingga mengamati gejala-gejala lainnya. Di luar ruangan, keluarga yang mengantarkan diminta untuk mengisi data keluarga dan diharapkan bisa melapor ke petugas jika terjadi gejala yang serupa dengan pasien.
Setelah itu, pasien dibawa ke ruang isolasi oleh dua petugas dengan alat pelindung diri (APD). Pasien dibawa dengan ambulans yang telah disediakan menuju Ruang Isolasi Infeksi Khusus Kemuning (RIIKK) yang memiliki pintu di sebelah timur rumah sakit. Jarak antara spot pemberhentian ambulans di RIIKK dan pintu ruang isolasi tidak lebih dari 20 meter.
Transportasi pasien sengaja dilakukan dari luar Rumah Sakit meski ada jalur yang tersedia dari dalam rumah sakit. Dengan cara ini, petugas dan pasien terduga Covid-19 bisa menghindari pertemuan dengan pasien lainnya selama perjalanan.
Nina menjelaskan, RSHS menerima dua alur pelaporan penanganan pasien terinfeksi virus SARS-CoV-2. Alur pertama melalui komunikasi antarrumah sakit yang dirujuk pasien sebelumnya. Untuk alur ini, pasien tidak perlu ke IGD dan ambulans bisa langsung menuju spot penurunan pasien di RIIKK. Sementara alur pelaporan pasien langsung di IGD RSHS menggunakan cara seperti yang disimulasikan pada Jumat ini.
Pasien baru
Hingga Jumat (6/3/2020), RSHS menangani tiga pasien dengan gejala Covid-19. Ketiga pasien tersebut masuk dua hari dan sehari sebelumnya dan masih dalam observasi petugas.
Nina menyatakan, pihaknya tidak bisa menyatakan status pasien karena itu merupakan wewenang pusat. RSHS masih melakukan isolasi ketiga pasien sambil menunggu hasil pemeriksaan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
”Semuanya warga negara Indonesia dewasa. Pengumuman hasil ada di Jakarta untuk menghindari simpang-siur informasi dan meresahkan masyarakat,” tuturnya.