Jumlah Korban Meninggal Dunia dan Sakit akibat DBD di Sikka Bertambah
Jumlah korban meninggal dunia akibat virus demam berdarah dengue di Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur bertambah dua orang. Total ada 11 meninggal, dan 1.217 pasien.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
MAUMERE, KOMPAS-Jumlah korban meninggal dunia akibat virus demam berdarah dengue di Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur bertambah dua orang. Total ada 11 orang meninggal, dan 1.217 orang dirawat. Pemkab Sikka mengalokasikan anggaran Rp 1,8 miliar mengatasi DBD ini.
Kepala Dinas Kesehatan Sikka, Petrus Herlemus Baru dihubungi di Maumere, Kamis (5/3/2020) mengatakan, Pemkab Sikka telah mengerahkan seluruh kekuatan mengatasi demam berdarah dengue (DBD) di Sikka, sejak Januari 2020. Tetapi kasus ini tidak pernah selesai, bahkan cenderung meningkat.
“Korban meninggal sudah mencapai 11 orang, sementara dirawat sampai hari ini 1.217 orang. Mereka tersebar di tiga rumah sakit, yakni TC Hillers Maumere, RS Katolik Kewapante, dan RS St Elisabeth Lela. Rumah sakit TC Hillers memiliki pasien terbanyak, yakni 768 orang, Kewapante sebanyak 335 orang, dan St Elisabeth Lela 114 orang,” kata Petrus.
Pasien yang masih dirawat di tiga rumah sakit ini sebanyak 258 orang. Sebelumnya 959 pasien yang disempat dinyatakan terkena DBD sudah dinyatakan sembuh dan pulang ke kediaman masing-masing. Beberapa di antaranya terkena dbd lebih dari sekali dalam dua bulan terakhir.
Kebanyakan pasien DBD adalah anak –anak di bawah usia 15 tahun. Mereka sering tidur siang dan malam hari tidak menggunakan selimut atau sarung sehingga dengan mudah digigit nyamuk.
Ia mengatakan, Sikka sudah memberlakukan status kejadian luar biasa DBD sebanyak tiga kali sejak 2000. Program penanganan tetap sudah diterapkan, namun kasus terus berulang.
Masyarakat membiarkan genangan air di sekitar mereka karena air harus ditampung di musim kemarau. Kawasan Sikka memang tergolong sulit air.
Guna mengatasi masalah DBD di Sikka, Pemkab Sikka telah mengelokasikan anggaran senilai Rp 1,8 miliar. Dana itu diajukan pihak RSUD TC Hillers. Rumah sakit sendiri mengelola Rp 800 juta guna menangani pasien DBD yang masih dalam proses perawatan.
Ia mengatakan, setiap hari semua aparat PNS, siswa SD, SMP, dan SMA di seluruh Sikka membersihkan lingkungan masing-masing selama 2 jam, mulai pukul 07.00 – pukul 09.00 Wita. Kegiatan ini akan berlangsung sampai dengan masuk musim kemarau, April 2020.
Anggota DPRD NTT daerah pemilihan Sikka Imanuel Kolfidus mengatakan kasus DBD di Sikka sudah berulang-ulang setiap musim hujan tiba. Tetapi proses penanganan tidak pernah tuntas,”kata Kolfidus.
Anggota Komisi V dari fraksi PDI-P yang membidangi antara lain masalah kesehatan ini mengatakan, saat ini jumlah korban meninggal akibat DBD di 22 kabupaten/kota di NTT ada sebanyak 26 orang. Ada 2.312 orang pernah dan sedang dirawat karena DBD.