Anggota Babinsa Kodim 0402/OKI, Iskandar Zulkarnain, yang gugur karena diserang gajah, dianugerahi kenaikan pangkat luar biasa. Iskandar gugur saat membantu warga menghalau gajah.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Anggota Babinsa Kodim 0402/OKI, Iskandar Zulkarnain, yang gugur karena diserang gajah, dianugerahi kenaikan pangkat luar biasa. Iskandar gugur saat membantu warga menghalau gajah.
Hal itu disampaikan Panglima Kodam II Sriwijaya Mayor Jenderal Irwan setelah mendampingi Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru bersama Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Priyo Widyanto mendatangi Desa Banyu Biru, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kamis (5/3/2020). ”Iskandar dianugerahi kenaikan pangkat dari sersan satu menjadi sersan kepala anumerta,” kata Irwan.
Bahkan, Iskandar berhak dimakamkan di makam pahlawan. Hanya saja, hal itu tergantung dari keputusan keluarga. Jenazah Serka Anumerta Iskandar Zulkarnain sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum di Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin.
Irwan mengatakan, setelah mendapatkan penjelasan dari warga yang menyaksikan kejadian tersebut, diketahui Iskandar gugur diserang gajah yang diduga sedang birahi. Gajah jantan itu berusia sekitar 44 tahun.
Berdasarkan keterangan pawang gajah yang ada di kawasan itu, gajah tersebut diasingkan dari kelompoknya. ”Kemungkinan karena kalah bersaing,” katanya.
Akibatnya, gajah tersebut memasuki kawasan perkebunan warga yang berjarak sekitar 7 kilometer dari Suaka Margasatwa Air Sugihan. Karena itu, dua anggota babinsa yang ada di sekitar kawasan tersebut segera turun ke lapangan untuk menghalau gajah itu.
Ketika keduanya berupaya menghalau gajah, satwa tersebut tiba-tiba menyerang. ”Kebetulan, saat gajah mengamuk, Iskandar sedang mendokumentasikan gajah tersebut sebagai laporan,” kata Irwan.
Kebetulan, saat gajah mengamuk, Iskandar sedang mendokumentasikan gajah tersebut sebagai laporan.
Sekitar 1,5 jam, Iskandar diserang oleh gajah tersebut. Warga pun tidak bisa berbuat banyak karena serangan gajah tergolong brutal.
Herman menambahkan, Iskandar tidak sendiri, seorang warga, yakni Khairul, juga menjadi sasaran amukan gajah. Khairul bisa melarikan diri dan selamat dari peristiwa tersebut, tetapi mengalami patah tulang rusuk.
”Sekarang Khairul sudah dibawa ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin untuk mendapatkan perawatan lanjutan. Pemerintah Provinsi Sumsel akan menanggung seluruh biaya pengobatan,” kata Herman.
Menurut Herman, sebenarnya warga yang tinggal di kawasan tersebut sudah terbiasa dengan kehadiran gajah. ”Memang lokasi permukiman dengan kawasan suaka margasatwa hanya sekitar 7 kilometer sehingga kehadiran gajah sudah dianggap biasa oleh masyarakat setempat,” ucapnya.
Herman mengatakan, seharusnya memang gajah tidak berada di lokasi itu karena mereka memiliki lahan yang cukup luas sebagai habitatnya, yakni mencapai 86.000 hektar. ”Luas lahan itu cukup untuk menampung kehidupan 200 gajah,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, kawasan konflik diperkirakan terjadi di jalur jelajah gajah sumatera. Pertemuan warga dengan gajah tidak hanya sekali. Dalam tiga tahun terakhir, setidaknya sudah empat kali terjadi konflik antara gajah dan manusia.