Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Palu Bersiap di Tengah Keterbatasan
Dua rumah sakit rujukan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, menyiapkan diri untuk penanganan pasien dengan infeksi Covid-19, penyakit dari virus korona baru.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Dua rumah sakit rujukan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, menyiapkan diri untuk penanganan pasien dengan infeksi Covid-19, penyakit dari virus korona baru. Persiapan itu dilakukan di tengah adanya keterbatasan, terutama alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan.
Untuk menguji kesiapan, Rabu (4/3/2020), RSU Anatapura, Palu, salah satu rumah sakit rujukan di Sulteng, melakukan simulasi penanganan pasien yang diduga terinfeksi Covid-19.
Dalam simulasi itu, pasien langsung dibawa ke ruang isolasi yang khusus untuk penanganan pasien. Perawat yang bersiaga langsung memesan selang oksigen, mengecek tensi, dan suhu tubuh pasien. Setelah itu, dokter yang piket menanyakan sejumlah hal kepada pasien, antara lain lamanya gejala penyakit (demam, batuk, sesak napas, dan lemas) serta riwayat penyakit paru-paru sebelumnya.
Pasien juga ditanyakan riwayat bepergian ke luar negeri dalam seminggu terakhir, terutama ke negara-negara yang saat ini positif melaporkan kasus Covid-19. Dokter menyampaikan, pasien ke ruang perawatan tersebut karena terkait Covid-19.
Setelah itu, pasien memasuki bagian observasi di ruangan yang sama. Jika gejala-gejala yang ditanyakan dokter dialami pasien, petugas mengambil sampel untuk dikirim ke Kementerian Kesehatan. Dalam waktu sekitar dua hari, hasil pemeriksaan diketahui.
Secara umum kami siap dengan fasilitas dan tenaga medis. Tenaga medis terdiri dari 7 dokter dan 10 perawat. Kami baru saja ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan, kami perlu mempersiapkan segala sesuatunya.
Jika positif, pasien diisolasi di ruangan yang hanya dihuni pasien yang bersangkutan. Jika tidak positif, pasien bisa kembali ke rumah, tetapi ”diisolasi” selama 14 hari. Selama periode itu, yang bersangkutan tetap diobservasi. Manakala kondisi kesehatannya memburuk, pasien mengikuti prosedur penanganan pasien terduga Covid-19 lagi di rumah sakit rujukan.
Pelaksana Tugas Direktur Utama RSU Anatapura Herry Mulyadi menyampaikan, simulasi dilakukan agar tenaga medis memiliki gambaran kerja dengan panduan yang sudah ditetapkan Kementerian Kesehatan.
”Secara umum kami siap dengan fasilitas dan tenaga medis. Tenaga medis terdiri dari 7 dokter dan 10 perawat. Kami baru saja ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan, kami perlu mempersiapkan segala sesuatunya,” katanya.
RSU Anatapura baru ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan pada Senin (2/3). Ini melengkapi empat rumah sakit lainnya, yakni RSUD Undata di Palu, RSU Luwuk (Banggai), RSU Kolonodale (Morowali Utara), dan RSU Mokopido (Tolitoli).
Sedang dipersiapkan
RSU Anatapura menyiapkan 12 tempat tidur untuk penanganan penyakit dari virus korona baru. Empat tempat tidur di setiap ruang untuk isolasi pasien yang sudah positif terjangkit Covid-19. Sisanya untuk penanganan awal, dan observasi pasien yang berada dalam satu ruangan dibatasi dengan kain atau layar. Jarak setiap tempat tidur 1 meter. Ada tempat tidur yang sudah dipasangi dengan cairan pembersih tangan, ada juga yang belum punya cairan tersebut.
Kain pembatas antartempat tidur masih dikerjakan di bagian observasi. Satu tempat tidur di ruang isolasi juga masih dipersiapkan fasilitasnya, termasuk pendingin ruangan.
Selain fasilitas tersebut masih perlu dibereskan, peralatan pendukung rumah sakit belum betul-betul lengkap. Alat pelindung diri (APD) masih terbatas jumlahnya. ”Di sini jumlahnya masih terbatas. Kami baru punya 22 unit,” kata Herry.
APD merupakan paket perlengkapan yang terdiri dari pakaian yang mirip pakain astronot, kaca mata, dan boot. APD dikenakan tim medis saat merawat para pasien terduga atau sudah positif terinfeksi Covid-19.
Herry tidak menyebutkan berapa jumlah idealnya, tetapi seharusnya stok APD banyak karena APD hanya sekali pakai untuk jaga kesterilannya.
Kondisi yang sama dialami RSUD Undata yang menjadi rumah sakit pusat rujukan. Saat ini hanya 12 APD yang tersedia. Padahal, perlengkapan lainnya sudah tersedia, seperti 12 tempat tidur di ruang isolasi. Pihak rumah sakit telah menyampaikan kekurangan tersebut kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng Renny Lamadjido mengatakan, pihaknya masih berusaha mendatangkan APD tersebut. Koordinasi dengan Kementerian Kesehatan terus dilakukan.
Ketua tim penanganan Covid-19 RSU Anatapura, Syafruddin, menyatakan, simulasi perlu digelar lagi agar tenaga medis makin jelas gambaran kerjanya.
Terkait dengan komposisi tim, Syafruddin yang dokter spesialis penyakait paru menyebutkan, enam dokter terdiri dari berbagai spesialisasi, antara lain mata, telinga hidung dan tenggorokan (THT), dan berbagai penyakit dalam.