Terindikasi MERS-Cov Pulang Umrah, Warga Sumsel Diisolasi
Satu anggota jemaah umrah berinisial MY, yang baru mendarat di Palembang, Sumsel, dari Jeddah, Arab Saudi, masuk ke ruang isolasi RS Mohammad Hoesin, Palembang, Selasa (3/3/2020, karena terindikasi terkena MERS-CoV.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Satu anggota jemaah umrah berinisial MY (64), yang baru mendarat di Palembang, Sumatera Selatan, dari Jeddah, Arab Saudi, dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat dr Mohammad Hoesin atau RSMH Palembang, Selasa (3/3/2020). Dia mengalami sejumlah gejala yang terindikasi mengarah pada sindrom pernapasan akut Timur Tengah atau MERS.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Palembang Nur Purwoko Widodo saat dihubungi pada Selasa sore. MY yang merupakan warga Kota Prabumulih, Sumsel, ini mendarat di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang pada Selasa, pukul 11.20 WIB, dengan menggunakan pesawat Lion Air.
Saat tiba di Bandara SMB II Palembang, MY mengalami demam tinggi dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celsius dan mengalami sesak napas dan batuk. Proses pemeriksaan tidak hanya melalui pemindai suhu tubuh, tetapi juga melalui termometer. ”Atas dasar inilah, kami merujuk MY ke RSMH untuk mendapatkan perawatan lanjutan,” kata Nur.
Nur menerangkan, sampai saat ini dirinya belum bisa mememastikan apa yang dialami oleh pasien. Sejauh ini di Arab Saudi belum ditemukan kasus Covid-19, tetapi kewaspadaan terhadap virus korona sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV) belum ditutup.
Tidak hanya pasien, tetapi pihaknya juga memberikan kartu kewaspadaan kesehatan (HAC) kepada semua penumpang yang menggunakan pesawat yang sama dengan MY. ”Nantinya, keadaan dari semua penumpang tersebut akan dipantau,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Anggrainy mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan kewaspadaan untuk menangkal penyebaran Covid-19 dan sejenisnya masuk ke Sumsel.
Pihaknya juga memberikan kartu kewaspadaan kesehatan (HAC) kepada semua penumpang yang menggunakan pesawat yang sama dengan MY.
Saat ini ada enam rumah sakit yang menjadi rujukan untuk penanganan pasien yang mengalami gejala seperti penderita Covid-19 di Sumsel. Meskipun demikian, ungkap Lesty, pihaknya telah menginstruksikan setiap rumah sakit untuk menyediakan ruang isolasi untuk observasi awal.
Dalam waktu dekat, Pemerintah Provinsi Sumsel juga akan membuat Satuan Tugas (Satgas) Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 langsung di bawah tanggung jawab Gubernur Sumsel. ”Satgas ini dibentuk untuk meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait,” ucap Lesty.
Pemprov Sumsel juga akan menyiapkan tempat karantina bagi warga yang memiliki riwayat berada dari daerah terjangkit Covid-19 atau berinteraksi dengan terduga Covid-19. ”Untuk rencana awal, lokasi karantina akan ada di pusat krisis dekat Bandara SMB II Palembang,” katanya.
Eksekutif General Manager Angkasa Pura II Bandara SMB II Palembang Fahroji mengatakan, proses pemantauan di dalam bandara diperketat. ”Saat ini, thermal scanner tidak hanya diletakkan di jalur internasional, tetapi juga di jalur domestik,” katanya. Untuk meminimalkan menyebarnya Covid-19, pihaknya juga menyiapkan cairan pembersih tangan bagi penumpang.