Banjir Pekalongan Hambat Aktivitas Belajar Mengajar
Banjir kembali melanda wilayah Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Ratusan warga terpaksa kembali ke pengungsian. Banjir juga menghambat aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
KAJEN, KOMPAS -- Banjir kembali melanda sebagian wilayah Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (2/3/2020) dini hari. Ratusan warga terpaksa kembali ke pengungsian dan aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah pun terganggu.
Hujan deras yang mengguyur sejumlah kawasan pesisir pantai utara bagian barat Jateng pada Minggu (1/3/2020) malam membuat sejumlah sungai meluap. Ratusan rumah dan fasilitas umum di Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan terendam air dengan ketinggian 10-80 sentimeter (cm).
Hingga Senin malam, banjir menghambat aktivitas warga dua kecamatan di Kabupaten Pekalongan yakni, Kecamatan Wonokerto dan Kecamatan Tirto. Di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Tirto, misalnya, sejumlah siswa tidak bisa mengikuti simulasi ujian nasional berbasis komputer (UNBK) karena seluruh ruang kelas terendam air dengan ketinggian mencapai 80 cm.
SMPN 3 Tirto batal mengikuti simulasi UNBK yang sedianya dilakukan serentak se-Kabupaten Pekalongan pada Senin pagi. Sekolah tersebut kemudian mengganti simulasi UNBK dengan uji coba ujian nasional secara manual memakai soal dan lembar jawab kertas. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Masjid Jami An Nur, Kelurahan Karangjompo, Kecamatan Tirto dari pukul 08.00-10.00.
"Tidak ada sekat-sekat yang memisahkan satu kelas dengan yang lain, jadi bising sekali. Saya sulit berkonsentasi," kata Riska (15), siswa kelas 9 SMPN 3 Tirto yang merupakan peserta uji coba ujian nasional, Senin siang.
Tidak hanya gagal mengikuti simulasi UNBK, SMPN 3 Tirto juga tidak bisa mengadakan jam tambahan bagi siswa kelas 9. Biasanya, jam tambahan diadakan sebelum jam pelajaran biasa dimulai, yakni pukul 06.00-07.00. Peniadaan jam tambahan ini disesalkan sejumlah siswa.
"Saya sedih jam pelajaran tambahan ditiadakan. Jam pelajaran tambahan adalah hal yang penting bagi saya. Sebab, saat jam pelajaran tambahan, saya bisa mendalami materi-meteri pelajaran yang belum saya pahami secara intensif," ujar Dian Nurussobah (15), siswa kelas 9 SMPN 3 Tirto.
Pihak sekolah sudah berupaya menekan dampak banjir dengan cara membangun tanggul setinggi 2 meter. Namun, banjir masih tetap bisa masuk ke area sekolah.
Sementara itu, Kepala SMPN 3 Tirto Sunardi mengatakan, pihak sekolah sudah berupaya menekan dampak banjir dengan cara membangun tanggul setinggi 2 meter di depan sekolah. Namun, banjir masih tetap bisa masuk ke area sekolah.
"Untuk sementara waktu, kegiatan belajar mengajar kami lakukan di Masjid Jami An Nur Karangjompo mulai pukul 08.00-11.45. Semoga banjir bisa segera teratasi dan kami bisa kembali belajar di sekolah," ucap Sunardi.
Sunardi menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan skenario terburuk apabila saat pelaksanaan UNBK yakni 20-23 April mendatang, sekolah masih terendam banjir. Kemungkinan, 69 siswa kelas 9 akan menumpang ujian di sekolah terdekat yakni Sekolah Menengah Kejuruan Ma\'arif Nahdlatul Ulama Tirto .
Diperpanjang
Setelah sebelumnya sempat surut, banjir kembali melanda sejumlah daerah Kabupaten Pekalongan pada Senin dini hari. Sebanyak 179 orang kembali mengungsi di tiga pengungsian yakni, Gedung Kopindo dan Gedung Nabati di Kelurahan Bener serta Masjid Dupantek di Kelurahan Karangjompo.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan memutuskan memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir dari 2-8 Maret.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan memutuskan memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir dari 2-8 Maret. Sebelumnya, masa tanggap darurat bencana banjir ditetapkan pada 24 Februari-1 Maret.
"Tujuannya agar penanganan korban bencana banjir bisa berkelanjutan. Suplai bantuan makanan, minuman, dan obat-obatan juga bisa terus kami lakukan selama masa tanggap darurat masih berlangsung," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo.
Sementara itu, di Kota Pekalongan, sebanyak 668 orang juga kembali mengungsi pada Senin pagi. Mereka mengungsi di sejumlah posko pengungsian antara lain, Masjid Al Karomah, Musala Al Ikhsan Tirto, Aula Kelurahan Pasirkratonkramat, Musala Al Ghazali Pasirsari, Musala Rudhotul Hikmah, dan Stadion Hoegeng.
Hingga Senin malam, banjir setinggi 20-40 cm masih merendam sejumlah daerah antara lain, Kelurahan Tirto, Pasirkratonkramat, Panjang Baru, Kandang Panjang, dan Panjang Wetan. "Saat ini kami fokus menangani pengungsi dan menyalurkan bantuan logistik bagi korban terdampak yang masih bertahan di rumah," tutur Kepala BPBD Kota Pekalongan Saminta.