Banjir Surut, Kewaspadaan Warga Bandung dan Sumedang Tetap Meluap
Hujan lebat di kawasan Bandung Raya menyebabkan banjir yang menggenangi lebih dari 5.000 rumah di Kabupaten Bandung dan Sumedang, Jawa Barat, Jumat (28/2/2020). Meskipun banjir berangsur surut, warga tetap waspada.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
SOREANG, KOMPAS — Hujan lebat di kawasan Bandung Raya menyebabkan banjir yang menggenangi lebih dari 5.000 rumah di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (28/2/2020). Meskipun banjir berangsur surut, warga tetap waspada banjir kembali meninggi karena saat ini wilayah Jabar memasuki puncak musim hujan.
Hujan mengguyur kawasan Bandung Raya sejak Jumat sore. Akibatnya, sejumlah sungai, antara lain Citarik, Cikeruh, Citarum, dan Cisangkuy, meluap menggenangi permukiman warga dan beberapa ruas jalan.
Empat kecamatan di Kabupaten Bandung, yaitu Rancaekek, Dayeuhkolot, Baleendah, dan Cicalengka, dilanda banjir hingga ketinggian 1,5 meter. Sementara ketinggian banjir di Sumedang yang melanda Kecamatan Jatinangor, Cimanggung, dan Sumedang Utara mencapai 2 meter.
Banjir berangsur surut pada Sabtu pagi. Namun, sejumlah rumah warga masih terendam hingga ketinggian 40 sentimeter.
Sejumlah warga juga mengungsi ke rumah kerabat. Namun, sebagian besar sudah kembali ke rumah masing-masing. ”Kemungkinan besar nanti (Sabtu) malam juga mengungsi lagi. Soalnya, sekarang masih puncak musim hujan,” ujar Rudi (35), warga Desa Rancaekek Kulon.
Sejumlah warga mengungsi ke rumah kerabat. Namun, sebagian besar sudah kembali ke rumah masing-masing.
Selain menggenangi permukiman warga, banjir juga merendam sejumlah ruas jalan. Salah satunya Jalan Raya Majalaya-Rancaekek yang tidak dapat dilalui kendaraan pada Jumat malam.
Sejak Sabtu siang, jalan tersebut sudah dapat dilalui kendaraan. Ketinggian banjir di jalan ini sekitar 20 sentimeter. Jalan Raya Majalaya-Rancaekek merupakan salah satu akses penghubung Kabupaten Bandung ke Kota Bandung.
Warga Baleendah yang sering dilanda banjir saat musim hujan juga tetap waspada meskipun banjir di kawasan itu mulai surut. Hingga Sabtu sore, ketinggian banjir berkisar 20 cm-40 cm.
”Kecenderungan hujan lebat terjadi sore dan malam. Jadi, harus tetap waspada karena banjir bisa datang tengah malam atau dini hari,” ujar Opik (29), warga Baleendah.
Untuk memudahkan evakuasi, warga menambatkan perahu di pagar rumah. Sementara warga yang rumahnya berada di gang-gang sempit menyiapkan ban bekas sebagai pelampung alternatif.
”Kalau sudah lewat pukul 19.00, warga akan bertahan di lantai dua rumah. Ada juga warga yang berjaga untuk mengabarkan jika banjir meninggi,” ujar Rudi.
Banjir di Kabupaten Sumedang menyisakan lumpur dan sampah. Sejak Sabtu pagi, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang bersama personel TNI, Polri, dan masyarakat membersihkan rumah terdampak banjir dan jalan menuju permukiman warga.
Banjir di Kabupaten Bandung dan Sumedang tidak hanya disebabkan tingginya intensitas hujan. Tidak maksimalnya fungsi saluran air akibat pendangkalan dan tersumbat sampah turut membuat air cepat meluap.
Kepala Pelaksana BPBD Jabar Supriyatno mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bandung dan Sumedang beserta Basarnas untuk mengevakuasi warga. BPBD juga telah menyiagakan posko lapangan di Gedung Inkanas, Baleendah, untuk memudahkan evakuasi.
”Per hari ini, warga telah kembali ke rumah masing-masing karena banjir sudah surut,” ujarnya.