Pelindo III Berikan Insentif Jasa Kepelabuhan Produk Ekspor Bali
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) memberikan insentif bagi jasa kepelabuhan berupa bongkar muat terhadap pengangkutan ekspor produk Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) memberikan insentif bagi jasa kepelabuhan berupa bongkar muat terhadap pengangkutan ekspor produk Bali melalui Pelabuhan Benoa di Kota Denpasar, Bali. Insentif diberikan agar menarik minat pengangkutan logistik melalui angkutan laut dan juga meningkatkan ekspor produk, terutama dari Bali.
Pemberian insentif dari Pelindo III sebesar 31 persen dari tarif dasar jasa kepelabuhan. Insentif itu menjadi bagian dari nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Bali, PT Pelindo III (Persero), Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) Daerah Bali, dan PT Meratus Line serta Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Denpasar. Kesepakatan itu ditandatangani di Gedung Benoa Cruise Terminal, kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Jumat (28/2/2020).
Acara penandatanganan itu turut dihadiri Gubernur Bali I Wayan Koster dan Sekretaris Daerah Provinsi Bali I Dewa Made Indra. Koster menyatakan kerja sama itu sebagai inovasi di bidang transportasi laut. ”Inovasi kebijakan ini mengoptimalkan peran pelabuhan sebagai fasilitas transportasi laut,” kata Koster dalam sambutannya.
Koster menambahkan, pengangkutan logistik dalam peti kemas dengan kapal laut itu juga akan mengurangi risiko kemacetan dan kecelakaan di jalan raya. Selain itu, pengangkutan dengan cara itu dinilai efisien dalam pembiayaan, antara lain, karena adanya insentif jasa kepelabuhan di Pelabuhan Benoa dari PT Pelindo III dan pengurangan biaya ekspedisi muatan kapal laut dari ALFI/ILFA di Bali.
Direktur Operasional dan Komersial PT Pelindo III Putut Sri Muljanto menerangkan, angkutan laut belum banyak peminatnya, termasuk untuk angkutan logistik dalam kontainer dengan kapal. Kondisi tersebut, menurut Putut, turut dipengaruhi biaya pelayanan yang belum kompetitif dibandingkan dengan angkutan darat.
Dengan kebijakan pemberian insentif berupa diskon 31 persen dari total tarif jasa bongkar muat serta penyiapan fasilitas sandar dan lapangan penumpukan yang memadai di Pelabuhan Benoa, Putut berharap lalu lintas logistik melalui Pelabuhan Benoa akan meningkat.
Selain itu, menurut Putut, pengalihan angkutan logistik dengan menggunakan kapal laut itu juga diharapkan menunjang pariwisata Bali dengan meningkatnya kenyamanan dan berkurangnya kemacetan di jalan.
Adapun perusahaan ekspedisi yang dilibatkan adalah PT Meratus Line. Dalam tahap awal, PT Meratus Line menyiapkan dua kapal untuk mengangkut logistik dari Bali dengan jadwal tiga harian untuk rute Pelabuhan Benoa ke Surabaya.
”Angkutan laut ini juga mampu berkompetisi dengan angkutan darat,” kata Trade Director PT Meratus Line Budi Muljono Rachman di Pelabuhan Benoa, Jumat.
Angkutan laut ini juga mampu berkompetisi dengan angkutan darat.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai TMP A Denpasar Kusuma Santi Wahyuningsih mengatakan, kebijakan insentif dan kemudahan itu bertujuan meningkatkan ekspor Bali sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi Bali. Pihak Bea dan Cukai Denpasar membantu kegiatan ekspor melalui pelayanan klinik ekspor dan impor selain mendorong peningkatan utilisasi Pelabuhan Benoa.
Dari sisi transportasi, menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gede Wayan Samsi Gunarta, kerja sama dan kolaborasi multipihak itu juga bertujuan meningkatkan kenyamanan masyarakat dan wisatawan di Bali selain mendorong pertumbuhan ekspor Bali.
Dengan meningkatkan angkutan laut dalam pengangkutan logistik dari Bali, khususnya produk untuk ekspor, angkutan logistik melalui darat diharapkan berkurang sehingga risiko kemacetan ataupun kecelakaan di jalan serta kerusakan infrastruktur jalan juga berkurang. ”Angkutan laut ini dapat menjadi pilihan yang andal,” kata Samsi.