Sebanyak delapan desa di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020), kembali dilanda banjir. Alih fungsi lahan dan berkurangnya resapan air menjadi salah satu pemicunya.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Banjir menggenangi Desa Sidareja, Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020). Tampak warga melintasi genangan banjir.
CILACAP, KOMPAS — Sebanyak delapan desa yang terdapat di Kecamatan Sidareja, Kedungreja, dan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020), kembali direndam banjir. Luapan Sungai Cibeureum dan Citengah menyebabkan 2.861 rumah terendam dan 19 keluarga mengungsi ke tempat aman.
”Kemarin Kamis hujan lebat sejak pukul 15.00 sampai dengan pukul 18.00. Air mulai memasuki rumah dan pukul 20.00 kami mengungsi,” kata Dedi Iskandar (66), warga Desa Sidareja, Kecamatan Sidareja, Jumat (28/2/2020).
Dedi menyampaikan, dia bersama istri dan anaknya kemudian mengungsi ke Aula Koramil Sidareja yang berjarak sekitar 250 meter dari rumahnya. Akibat banjir ini, Dedi yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini tidak bisa bekerja. ”Ini tidak bisa kerja karena menyelamatkan barang-barang agar tidak terendam air,” ujarnya.
Baca juga :Cuaca Ekstrem, Ratusan Hektar Sawah dan Rumah di Cilacap Dilanda Banjir
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Banjir menggenangi Desa Sidareja, Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020). Anak-anak bermain banjir.
Sadiman (45), warga lainnya, juga mengungsi bersama empat orang anggota keluarganya sejak semalam. Banjir yang terjadi hampir setiap tahun ini membuatnya kesulitan untuk bekerja. ”Saya setiap hari jualan makanan, gado-gado, dan soto. Saya tetap masak dan berjualan meskipun terganggu dengan banjir ini,” ujar Sadiman.
Sementara Yuni (39) mengharapkan banjir bisa segera surut karena merepotkan aktivitasnya sehari-hari, apalagi putrinya yang berusia 9 tahun baru saja pulang dari rumah sakit karena tipes. ”Ini anak saya baru pulang tiga hari dari rumah sakit, malah sekarang banjir. Takutnya demam lagi,” kata Yuni.
Berdasarkan pemantauan Kompas di Dusun Cibenon, Desa Sidareja, air menggenangi jalan dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter. Dusun ini tepat berada sebelah utara Sungai Cibeureum. Air juga memasuki sejumlah rumah dengan ketinggian 20 sentimeter sampai dengan 50 sentimeter. Di pekarangan, ketinggian air bahkan mencapai 80 sentimeter.
Banjir menggenangi Desa Sidareja, Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020). Ketinggian air mencapai 80 sentimeter.
Selain Desa Sidareja, banjir juga menggenangi Desa Gunungreja, Tegalsari, Tinggarjaya, Sidamulya, Sudagaran di Kecamatan Sidareja; Desa Bangunreja (Kecamatan Kedungreja); dan Desa Wringinharjo (Kecamatan Gandrungmangu). Rumah terdampak yang paling banyak ada di Desa Sidareja. Jumlahnya mencapai 2.561 rumah.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sidareja Agus Sudaryanto menyampaikan, banjir terjadi karena tanah di Sidareja dan sekitarnya lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya di sebelah utara yang merupakan perbukitan.
Selain itu, lanjut Agus, diduga terjadi alih fungsi lahan juga terjadi di bagian hulu serta masifnya pembangunan di daerah resapan dan bantaran sungai di Sidareja. ”Banjir juga terjadi akibat peninggian jalan serta ada sungai yang tidak memiliki tanggul,” ujarnya.
Banjir menggenangi Desa Sidareja, Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020). Anak-anak tampak bermain.
Menurut Agus, pihaknya sudah menyiapkan delapan titik lokasi yang bisa dijadikan pengungsian jika banjir makin tinggi dan tidak segera surut. Delapan titik itu, antara lain, aula dan mushala Koramil Sidareja, balai desa, aula penyuluhan pelayanan KB, pendopo kecamatan, panti asuhan, gudang salah satu toko di Sidareja, serta SMP Islam Terpadu. ”Untuk logistik, seperti makanan, kami berkoordinasi dengan dinas sosial,” kata Agus.
Banjir juga terjadi akibat peninggian jalan serta ada sungai yang tidak memiliki tanggul.
Selain menyiapkan pengungsian dan logistik, lanjut Agus, pihaknya juga menyiapkan lima perahu untuk proses evakuasi warga. ”Kami masih bersiaga jika di hulu hujan lebat, air berpotensi naik kembali,” kata Agus.
Berdasarkan catatan Kompas, banjir di wilayah ini pernah terjadi pada November 2017 dan menggenangi 210 rumah. Kemudian pada Desember di tahun yang sama, banjir menggenangi 56 rumah. Pada Desember 2018, banjir di wilayah ini mengakibatkan 74 orang mengungsi. Kemudian pada Maret 2019, banjir di Sidareja menggenangi pekarangan dan jalan dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter.
Banjir menggenangi Desa Sidareja, Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020). Tampak warga menunggu rumahnya yang kebanjiran.