Penyebaran wabah virus korona jenis baru (Covid-19) berdampak pada sektor pariwisata di Jawa Timur. Salah satunya pembatalan sandar tiga kapal pesiar yang membawa ribuan wisatawan.
Oleh
ANDREAS BENOE ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Penyebaran wabah virus korona jenis baru atau Covid-19 berdampak pada sektor pariwisata di Jawa Timur. Salah satunya ialah pembatalan sandar tiga kapal pesiar yang membawa ribuan wisatawan. Hal ini memperparah kondisi pariwisata di tengah siklus musim sepi kunjungan.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi Dampak Virus Corona bagi Pariwisata yang digelar Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Banyuwangi di Rumah Budaya Osing Banyuwangi, Kamis (27/2/2020).
”Ada tiga kapal pesiar dari Amerika, Eropa, dan Australia yang batal bersandar di Jawa Timur. Menurut rencana, dua kapal akan bersandar di Surabaya dan satu kapal di Probolinggo. Namun, karena penyebaran wabah korona, kapal itu batal sandar,” ujar Ketua Dewan Pengurus Daerah HPI Jawa Timur Sujai Asmed.
Setiap kapal pesiar membawa ratusan hingga ribuan wisatawan. Saat bersandar di suatu daerah, sebagian wisatawan biasanya akan turun dan mengikuti paket wisata.
Sujai mengatakan, biasanya ada 17 bus hingga 20 bus yang akan mengantarkan para wisatawan berkeliling saat kapal pesiar sandar di Surabaya atau Probolinggo. Apabila satu bus mampu membawa 40 wisatawan, total ada sekitar 2.000 hingga 2.400 wisatawan dari tiga kapal pesiar yang batal berwisata tersebut.
Banyak agen wisata ataupun wisatawan membatalkan kunjungannya ke Jawa Timur.
Sujai mengakui banyak agen wisata ataupun wisatawan membatalkan kunjungannya ke Jawa Timur. Pembatalan bahkan dilakukan hingga agenda wisata untuk bulan Maret dan April.
”Pramuwisata berbahasa khusus Jerman, Belanda, dan Perancis biasanya sudah banyak dipesan untuk bulan Maret dan April. Saat ini, beberapa di antaranya mulai mendapat pembatalan. Perbandingannya dari tiga yang memesan, ada satu yang membatalkan,” tuturnya.
Sujai mengapresiasi langkah pemerintah dalam menekan kerugian sektor pariwisata akibat penyebaran virus korona. Pemerintah berencana memberikan potongan harga sebesar 30 persen untuk tiket penerbangan dan pembebasan pajak hotel dan restoran selama enam bulan ke depan.
Kebijakan tersebut hanya berlaku untuk 10 destinasi wisata yang telah ditetapkan. Di Jawa Timur, hanya Malang yang masuk skema tersebut.
”Saat ini bagaimana upaya daerah-daerah lain di sekitar Malang ikut terdampak dengan memanfaatkan peluang tersebut. Pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata harus jeli untuk dapat menarik wisatawan yang berkunjung ke Malang agar mau singgah ke daerahnya,” ujar Sujai.
Dampak korona terhadap penurunan kunjungan wisatawan dibenarkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi Zaenal Muttaqin. Kendati belum menghitung pasti penurunan kunjungan, pihaknya sudah mendapat laporan dari sejumlah pengelola hotel dan restoran di Banyuwangi.
”Bulan Januari hingga April memang low season untuk dunia pariwisata. Penyebaran wabah korona saat ini semakin membuat pariwisata tertekan. Kami sedang menghitung penurunan okupansi hotel di tahun ini. Dari laporan sejumlah hotel, kondisinya lebih buruk dibandingkan di tahun lalu,” tuturnya.
PHRI Banyuwangi, lanjut Zaenal, mengimbau pemilik hotel dan restoran agar segera menerapkan strategi wisata yang menyasar wisatawan domestik. Saat ini, wisatawan domestik harus dijadikan sasaran saat pasar wisatawan mancanegara tertekan.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi mencatat, pada 2019 kunjungan wisatawan domestik mencapai 5,4 juta orang, sedangkan wisatawan mancanegara mencapai 109.000 orang. Dari jumlah tersebut, wisatawan yang menginap di hotel mencapai 702.993 wisatawan domestik dan 77.210 wisatawan mancagegara.
”Selama ini, wisatawan mancanegara memang lebih banyak menghabiskan uang saat berwisata ke Banyuwangi. Wisatawan mancanegara rata-rata menghabiskan Rp 2,7 juta per hari, sedangkan wisatawan domestik menghabiskan Rp 1,5 juta per hari,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Yuniarto Bramuda.
Ia berharap upaya pelaku usaha pariwisata untuk menggenjot kunjungan wisatawan domestik dapat mengurangi kerugian akibat penularan virus korona. Hingga saat ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi belum menghitung berapa kerugian pariwisata akibat penyebaran virus korona.