Banjir Jakarta, Perjalanan KA di Cirebon Terlambat Lebih Tiga Jam
Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya berimbas pada perjalanan kereta api di Daerah Operasi 3 Cirebon. Belasan perjalanan kereta api pun terlambat 30 menit hingga lebih dari 180 menit.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya berimbas pada perjalanan kereta api di Daerah Operasi 3 Cirebon. Belasan perjalanan kereta api pun terlambat 30 menit hingga lebih dari 180 menit.
Berdasarkan data PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon hingga Selasa (25/2/2020) pukul 11.00, tiga perjalanan KA terlambat lebih dari 3 jam. Kereta api tersebut adalah Kutojaya (Pasar Senen – Kutoarjo), Argo Dwipangga (Gambir – Solo), dan Fajar Utama (Pasar Senen – Yogyakarta).
Sebanyak 12 perjalanan KA juga mengalami keterlambatan 30 menit hingga 2 jam. Adapun tiga KA yang belum berangkat, yakni Gajahwong (Pasar Senen – Lempuyangan), Argo Bromo Anggrek (Gambir – Pasar Turi), serta Tawang Jaya (Pasar Senen – Semarang Tawang).
“Seharusnya saya sudah berangkat sejak pukul 09.45. Tetapi, sampai saat ini (pukul 11.30) keretanya belum datang. Ini jelas mengganggu aktivitas saya yang seharusnya tiba di Yogyakarta pukul 15.00,” ujar Sukron (27), calon penumpang KA Gajahwong. Meski demikian, karyawan swasta ini maklum karena molornya kereta akibat bencana banjir.
Seharusnya saya sudah berangkat sejak pukul 09.45. Tetapi, sampai saat ini (pukul 11.30) keretanya belum datang. Ini jelas mengganggu aktivitas saya yang seharusnya tiba di Yogyakarta pukul 15.00 (Sukron)
Pantauan Kompas, kursi ruang tunggu di Stasiun Cirebon nyaris penuh. Sejumlah calon penumpang beberapa kali mendatangi petugas untuk menanyakan posisi kereta yang akan ditumpangi. Petugas juga mengumumkan informasi keterlambatan penumpang.
Manajer Humas PT KAI Daop 3 Cirebon Luqman Arif mengatakan, pihaknya memohon maaf sebesar-besarnya kepada calon penumpang kereta api karena banjir di wilayah Daop 1 Jakarta. Perjalanan kereta, katanya, karena rel terendam di atas 10 sentimeter. Dampaknya, kereta api harus antre.
“Kami memprioritaskan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api. Jumlah keterlambatan KA masih bisa bertambah tergantung kondisi genangan air di rel,” ujar Luqman. Kalaupun surut, petugas harus mengecek kondisi rel sebelum mengoperasikan kereta api lagi. Kecepatan kereta ditingkatkan secara perlahan dari 20 kilometer per jam hingga 100 kilometer per jam.
“Kami belum tahun kapan perjalanan KA normal lagi. Kami terus berkoordinasi dengan Daop 1 Jakarta,” ucapnya.
Pihaknya memperkenankan para pengguna jasa yang terdampak gangguan perjalanan di atas 60 menit untuk membatalkan perjalanan dengan pengembalian bea 100 persen sesuai harga tiket. Menurut dia, hingga kini, sekitar 30 hingga 40 calon penumpang membatalkan keberangkatannya.
Sebagai bentuk permohonan maaf, pihaknya akan memberikan makanan ringan bagi calon penumpang yang mengalami keterlambatan di atas 180 menit. Adapun untuk pengguna yang telat di atas 300 menit berhak menerima makanan berat.
Luqman memastikan, wilayah Daop 3 Cirebon yang membentang dari Tanjung Rasa hingga Stasiun Brebes masih aman dari banjir. Dengan perjalanan 192 KA atau melintas setiap 7 menit, Daop 3 Cirebon termasuk jalur padat.
Terdapat dua titik rawan banjir di wilayah Daop 3 Cirebon, yakni Losari –Tanjung dan Ciledug – Ketanggungan. Akhir Februari 2018 lalu, jalur KA utara Jabar dan Jawa tengah lumpuh hampir 24 jam karena rel Losari – Tanjung terendam.
“Kami sudah mengantisipasi banjir dengan menyiagakan petugas 24 jam dan terus memberikan informasi terkini,” lanjutnya. Alat material untuk siaga berupa batu balas, bantalan rel, dan pasir juga disiapkan di stasiun terdekat.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati Ahmad Faa Izyin mengingatkan, hujan deras di Cirebon dan sekitarnya diprediksi masih berlangsung hingga sepekan ke depan. Hujan deras dapat mencapai 50 sampai 100 milimeter per hari. Padahal, normalnya hanya 20 milimeter per hari.