Kebun Binatang Surabaya menambah fasilitas lintasan joging dan pusat media. Pembangunan fasilitas ini diharapkan mampu menarik minat pengunjung yang gemar berolahraga, terutama komunitas lari di Surabaya.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kebun Binatang Surabaya menambah fasilitas lintasan joging dan pusat media. Pembangunan fasilitas ini diharapkan mampu menarik minat pengunjung yang gemar berolahraga, terutama komunitas lari di Surabaya.
Lintasan joging yang berada di kawasan Kebun Binatang Surabaya (KBS) ini memiliki panjang 205 meter. Lintasan selebar 2 meter ini mengitari kandang satwa, seperti siamang, burung pelikan, burung bilbong, burung kepodang, ayam ketawa, dan angsa. Sementara di pusat media, pengunjung bisa memperoleh informasi mengenai satwa dan kegiatan di KBS.
Fasilitas ini semoga bisa menambah daya tarik bagi pengunjung. Selain bisa berwisata edukasi, pengunjung bisa sambil berolahraga agar tetap sehat.
Lintasan joging dibuka setiap akhir pekan sejak pukul 05.30 atau tiga jam lebih awal dari jam buka normal. Kawasan itu akan disterilkan dari pengunjung lain hingga pukul 08.00 agar pelari lebih nyaman ketika berlari di lintasan.
”Fasilitas ini semoga bisa menambah daya tarik bagi pengunjung. Selain bisa berwisata edukasi, pengunjung juga bisa sambil berolahraga agar tetap sehat,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat peresmian lintasan lari di KBS, Minggu (23/2/2020).
Pelari dari komunitas Delta Runner, Atvinanta Amudra (34), mengatakan, pembangunan lintasan joging di KBS menambah pilihan lokasi untuk berlari. Di tempat ini, pelari bisa berolahraga dengan pemandangan pepohonan dan binatang sehingga membuat olahraga semakin nyaman.
”Lintasannya yang melingkar dan ada titik naik turun diperlukan jika ingin melatih lari di lintasan alam. Bentuknya yang melingkar bisa untuk melihat catatan waktunya,” ujarnya.
Risma mengklaim, sejak KBS diambil alih dari swasta pada 2013, pihaknya terus melakukan pembenahan. Program yang dilakukan antara lain perbaikan infrastruktur, perbaikan kandang satwa, serta penambahan wahana dan fasilitas bagi pengunjung.
Dari segi sisi fasiltas penunjang, Pemkot Surabaya membangun termpat parkir di Terminal Intermoda Joyoboyo di selatan KBS untuk menyelesaikan masalah keterbatasan parkir di kawasan tersebut. Tempat parkir lima lantai ini mampu menampung 363 mobil, 292 sepeda motor, 69 mikrolet, dan 12 bus.
Pada tahun ini, Pemkot Surabaya membangun terowongan bawah tanah untuk menghubungkan tempat parkir tersebut menuju pintu masuk KBS. Pengunjung nantinya tidak perlu berjalan kaki di trotoar dari tempat parkir menuju pintu masuk karena akan ada akses langsung yang lebih mudah dan aman.
”Lelang pembangunan terowongan bawah tanah akan dilakukan April dan pengerjaannya berlangsung selama tujuh bulan,” ujar Risma.
Mengubah citra
Perbaikan yang dilakukan diharapkan bisa mengubah citra KBS yang dulu dijadikan tempat wisata bagi masyarakat kelas menengah ke bawah agar bisa memikat pengunjung dari kelas menengah ke atas. Oleh sebab itu, fasilitas seperti lintasan lari yang kini banyak digemari masyarakat dibangun. Kebersihan di kawasan KBS juga terus dijaga agar tidak lagi tampak kumuh dan bau.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS Chairul Anwar mengatakan, pihaknya saat ini mengembangkan sistem penjualan tiket secara elektronik. Pengunjung, terutama rombongan dari luar kota, bisa memanfaatkan fasilitas ini agar tidak kesulitan membeli tiket di pintu masuk.
”Penggunaan e-tiket bisa menghemat kertas karena hanya perlu memindai barcode saat masuk,” katanya. Sementara pembelian tiket di lokasi akan terus dibenahi agar tidak terjadi penumpukan di loket pembelian.
Dia berharap pembenahan yang terus dilakukan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan di KBS. Adapun pengunjung selama 2019 mencapai 2,5 juta orang dan ditargetkan ada 2,6 juta wisatawan tahun ini. Pengunjung bisa melihat 2.160 satwa dari 216 jenis.