Daya pikat Lampung sebagai surga wisata tak perlu diragukan. Tak hanya gunung dan air terjun, provinsi di ujung Sumatera ini juga memiliki pantai dengan pasir putih dan debur ombak yang besar.
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
Daya pikat Lampung sebagai surga wisata tak perlu diragukan. Tak hanya gunung dan air terjun, provinsi di ujung Sumatera ini juga memiliki pantai dengan pasir putih dan debur ombak yang besar. Pesona inilah yang coba dijual kepada wisatawan lewat berbagai gelaran festival.
Minggu (9/2/2020) sore, suasana Elephant Park, kawasan ruang terbuka hijau di pusat Kota Bandar Lampung, lebih ramai daripada hari-hari biasanya. Jajaran birokrat dan masyarakat berkumpul menyaksikan peluncuran Kalender Wisata 2020 oleh Pemerintah Provinsi Lampung. Acara dimulai dengan berbagai penampilan seni tari dari anak-anak muda Lampung.
Ada juga yang tampil dengan mengenakan kostum karnaval khas Lampung, seperti pakaian tapis dan mengenakan siger. Penampilan anak-anak muda itu menjadi perhatian pengunjung. Tak sedikit warga yang berswafoto dengan para model, seakan mereka sedang menikmati festival. Peluncuran Kalender Wisata Lampung 2020 oleh Wakil Gubernur Lampung Chusnunia itu pun menjadi pemantik semangat bagi kebangkitan pariwisata Lampung.
Tahun ini, Lampung akan menggelar 86 kegiatan wisata di 15 kabupaten/kota. Bahkan, dua kegiatan masuk dalam kalender nasional, yakni Lampung Festival Krakatau dan Krui Pro/World Surf League di Kabupaten Pesisir Barat. Tak sedikit warga Lampung ataupun dari luar Lampung yang menantikan peluncuran kalender wisata itu. Bahkan, ada juga yang sudah memasukkan kegiatan festival tersebut dalam salah satu rencana liburan tahun ini.
Reza Saputra (27), warga Palembang, Sumatera Selatan, misalnya, mengaku aktif mencari informasi kegiatan wisata di Lampung lewat Instagram. Dia juga mencari info tentang jasa wisata yang menyiapkan paket open trip lewat media sosial. Tahun ini, dia berencana berlibur ke Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, bertepatan dengan kegiatan World Surf League pada April mendatang.
Meski tak bisa berselancar, dia mengaku ingin menikmati keindahan pantai Labuhan Jukung dan melihat aksi peselancar dunia secara langsung. Sejak Jalan Tol Trans-Sumatera beroperasi, Reza dapat dengan mudah berlibur ke Lampung saat akhir pekan. Waktu tempuh Palembang-Bandar Lampung yang semula mencapai 10-12 jam, kini bisa ditembus hanya dalam 4-5 jam.
”Saya juga pernah berlibur ke Pulau Pahawang dan Pulau Tegal Mas. Pantai dan pemandangan bawah lautnya indah,” ujarnya. Reza senang berwisata ke pantai di Lampung. Sebab, di daerah asalnya, tempat wisata itu sulit ditemukan. Maka, setiap kali punya kesempatan ke Lampung, dia selalu menyempatkan diri main ke pantai.
Makin gencar
Pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera, Dermaga Eksekutif Bakauheni, dan Bandara Radin Inten II membuat Pemprov Lampung semakin gencar membangun pariwisata. Bahkan, sejak awal dilantik, pasangan Gubernur Arinal Djunaidi dan Chusnunia berkomitmen memajukan pariwisata Lampung dalam lima tahun masa jabatannya. Menurut Chusnunia, sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas pembangunan di Lampung, selain sektor pertanian dan industri.
Hal ini karena wisata membawa efek berantai bagi pengembangan sektor lainnya. Pertumbuhan sektor ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar daerah wisata. Pembangunan infrastruktur strategis di Lampung diyakini akan membawa dampak positif bagi kemajuan pariwisata di Lampung. Chusnunia optimistis, jumlah kunjungan wisatawan tahun ini akan meningkat.
Pada 2019, jumlah wisatawan lokal dan mancanegara di Lampung tercatat 10.743.918 juta. Ke depan, tantangan pengembangan pariwisata Lampung tidak hanya masalah infrastruktur dan fasilitas di lokasi wisata. Namun, pemerintah daerah juga harus mampu membangun kualitas sumber daya manusia di sektor tersebut.
Selain memastikan keamanan di lokasi wisata, masyarakat lokal juga harus memiliki kesadaran wisata. Dia menekankan, kepala daerah di tingkat kabupaten dan kota juga harus kreatif dan inovatif dalam merancang kegiatan festival. Pemerintah daerah tidak cukup hanya mengenalkan potensi daerahnya masing-masing, tetapi juga harus mampu menggali potensi lainnya, seperti kekayaan kuliner daerah hingga kerajinan tangan yang dapat dikembangkan sebagai oleh-oleh khas daerah.
”Pengelola harus mampu memberikan kesan manis agar wisatawan kembali datang ke Lampung,” ujarnya. Selain pemerintah, sejumlah komunitas juga akan terlibat dalam panitia kegiatan festival. Ketua Komunitas Trail Adventure Krui Herdi Wilismar mengatakan, komunitasnya akan menggelar kegiatan balap motor trail bertajuk ”Jelajah Alam Krui” pada April 2020. Lewat kegiatan itu, peserta diajak menikmati keindahan alam Krui, mulai dari pantai, hutan damar, hingga pegunungan.
”Kami bisa ikut berkontribusi dalam mempromosikan pariwisata Lampung,” ujarnya. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung Edarwan mengatakan, berbagai kegiatan wisata yang digelar Lampung bertujuan untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara. Acara itu sekaligus mendukung program Pemprov Lampung Kaya Festival.
Selain kegiatan wisata, Pemprov Lampung juga menyiapkan layanan informasi pariwisata dan Lampung Great Sale. Lewat layanan informasi pariwisata, pihaknya menyiapkan nomor telepon layanan untuk menjawab kebutuhan wisatawan, misalnya informasi destinasi wisata, akomodasi, rumah makan, tempat suvenir, dan pola perjalanan wisata.
Adapun Lampung Great Sale merupakan kegiatan bazar yang diikuti oleh industri pariwisata, restoran, dan sektor usaha UMKM lainnya. Meski sempat terpukul akibat tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018, pariwisata di Lampung, khususnya di Kabupaten Lampung Selatan, sudah pulih. Sejumlah pantai, seperti Pantai Minang Rua, Pantai Wartawan, dan Pantai Merak Belatung yang rusak diterjang tsunami, kini sudah diperbaiki.
Bahkan, fasilitas tambahan berupa penginapan juga sudah dibangun. Sejak jalan tol beroperasi, Lampung telah menjadi daerah tujuan wisata, khususnya bagi masyarakat dari Sumatera Selatan dan Banten. Maka, tahun ini adalah pembuktian kebangkitan pariwisata Lampung.