Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (18/2/2020), mengeluarkan asap yang tebal dan tinggi yang terlihat jelas dari Kota Malang. Asap itu adalah uap air.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (18/2/2020) pagi, tampak mengeluarkan asap tebal dan tinggi. Bubungan asap tersebut terlihat jelas dari Kota Malang. Asap mengarah ke selatan-tenggara.
Namun, asap itu tidak berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Semeru. ”Itu asap kawah karena curah hujan yang sangat tinggi. Itu uap air,” kata Liswanto, Kepala Pos Pengamatan Gunung Sawur di Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, saat dihubungi dari Malang.
Menurut Liswanto, biasanya Gunung Semeru juga mengeluarkan asap, tetapi tipis sebab curah hujannya tidak begitu tinggi. Asap itu ada di permukaan gunung. ”Jadi seismiknya juga kosong meskipun ada asap,” katanya.
Ia memastikan Gunung Semeru dalam situasi aman dengan status Waspada atau Level II. Meski demikian, masyarakat diminta mematuhi batas larangan mendekati Semeru.
Menurut data pemantauan Semeru per Senin (17/2/2020) hingga pukul 24.00, status Semeru tetap Waspada atau Level II. Saat itu tidak teramati letusan asap, visual Gunung Semeru tertutup kabut. Teramati sinar api pada kawah aktif di malam hari saat visual gunung jelas.
Terjadi letusan satu kali dengan amplitudo 10 milimeter (mm) dengan durasi 51 detik, 6 kali guguran dengan durasi 40-57 detik, 2 kali embusan dengan durasi 21-27 detik, serta terjadi gempa tektonik jauh sekali dengan amplitudo 28 mm berdurasi 65 detik.
Masyarakat tetap diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 kilometer dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif.
”Menyikapi apa pun kondisi Semeru, masyarakat Lumajang harus selalu siap dan waspada. Masyarakat tetap diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 kilometerdan wilayah sejauh 4 kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru sebagai alur luncuran awan panas, serta mewaspadai gugurnya kubah lava di kawah Jongring Saloko,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistisk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Mohammad Wawan Hadi Siswoyo.
Gunung Semeru terakhir kali erupsi pada 24 Januari 2020 dengan tinggi kolom abu teramati 400 meter di atas puncak (4.076 meter di atas permukaan laut). Erupsi terekam dengan seismogram, dengan amplitudo maksimum 24 mm berdurasi 1 menit 45 detik. Statusnya saat itu tetap Wasapada Level II hingga sekarang.
Jejak letusan
Gunung Semeru tercatat pernah mengalami letusan hebat pada 1994. Saat itu, gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut tersebut meletus disertai dentuman dan hujan abu serta guguran lava membentuk awan panas dari kubah lava dan lidah lava.
Aliran awan panas guguran saat itu masuk ke Besuk Kobokan sejauh 11,5 km ke Besuk Kembar sejauh 7,5 km, dan ke Besuk Bang sejauh 3,5 km. Volume awan panas mencapai 6,8 juta meter kubik. Akibat erupsi besar itu, jatuh korban jiwa dengan 7 orang meninggal dan 2 orang hanyut oleh lahar.
Pada 31 Desember 2002, Gunung Semeru juga meluncurkan awan panas dengan intensitas besar. Saat itu awan panas memiliki jarak luncur hingga 11 km dari puncak dan masuk ke Besuk Bang. Akibat kejadian itu, sebanyak 501 orang diungsikan.
Pada Februari 2012, status Semeru sempat naik dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III). Saat itu terjadi guguran lava panas dengan jarak luncur hingga 2.500 meter. Sejak itu, status Semeru stabil di Waspada Level II.
Kawasan rawan
Kawasan di sekitar Gunung Semeru sendiri terbagi dalam tiga kawasan rawan bencana (KRB). KRB III adalah kawasan berpotensi besar terlanda awan panas, lava, lontaran lava pijar, dan gas beracun. Areanya berada di sekitar puncak.
Berikutnya KRB II, yaitu daerah yang berpotensi terkena, aliran lava, hujan abu, lumpur panas (Kali Manjing, Kali Gligik, Sumbersari, Besuk Sat, Besuk Kobokan,) serta terkena lontaran batu pijar.
Adapun KRB I adalah kawasan berpotensi terlanda lahar, tertimpa material jatuhan berupa hujan abu. Kawasan ini dibagi dua, yaitu kawasan rawan lahar dan kawasan rawan hujan abu.
Kawasan rawan lahar terletak di sepanjang lembah dan bantaran sungai yang berhulu di daerah puncak, yaitu Kali Manjing, Kali Gligik, Besuk Sat, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, Kali Pancing, dan lainnya. Kawasan rawan abu berada di sekeliling gunung.
Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan ketinggian 3.676 mdpl, dan termasuk salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Tidak saja mampu memuntahkan material vulkanik dari atas (puncak), tetapi Semeru juga mampu mengeluarkan material vulkanik dari samping (celah), sebagaimana pernah terjadi tahun 1941. Potensi terjadi letusan samping dari gunung di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, itu masih terus ada hingga sekarang.