Dekat Lokasi Longsor, Rekayasa Jalur di Tol Purbaleunyi Menjadi Opsi
Jalur Tol Purbaleunyi Km 118 yang berada dekat dengan titik longsor di Desa Sukatani, Kecamatan, Ngamprah, Bandung Barat, dinilai masih bisa dilewati. Namun, pemberlakuan rekayasa lalu lintas menjadi opsi selanjutnya.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
NGAMPRAH, KOMPAS — Jalur Tol Purbaleunyi Km 118+600 yang berada dekat dengan titik longsor di Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Bandung Barat, dinilai masih bisa dilewati. Namun, pemberlakuan rekayasa lalu lintas menjadi opsi yang dibicarakan untuk mengurangi beban jalan selama proses perbaikan kawasan itu.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono saat berada di lokasi terdampak, Senin (17/2/2020) sore, menyatakan, jalur Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaluenyi) Km 118 masih aman untuk dilewati. Dia menuturkan, kondisi jalan saat ini belum terdampak longsor sehingga faktor keamanan masih bisa dijamin.
Hingga Senin pukul 20.00, kondisi lalu lintas di jalan bebas hambatan tersebut tampak lancar. Pengendara terlihat menjaga kecepatannya karena peringatan dari petugas dengan menggunakan bendera dan pencahayaan darurat. Perbaikan permanen ditargetkan rampung Maret 2020.
Akan tetapi, demi kelancaran perbaikan, Basuki menyarankan adanya rekayasa arus lalu lintas sehingga beban jalan bisa dikurangi selama pengerjaan. ”Kami berkoordinasi dengan Kepala Korps Lalu Lintas Polri. Nanti beliau yang menetapkan. Lebih cepat lebih baik,” katanya.
Pergerakan tanah terjadi di dua sisi jalan, baik dari Jakarta ke Bandung (jalur B) maupun dari sebaliknya (jalur A). Di sisi jalur A tampak genangan air seluas lebih dari 50 meter persegi. Berdasarkan informasi dari PT Jasa Marga, genangan tersebut ada sejak Selasa (11/12/2019) akibat longsor di area persawahan dan menutupi terowongan saluran irigasi.
Di sisi lain, terdapat longsoran dengan luasan lebih dari 500 meter dan posisi atas longsor yang berjarak kurang dari 10 meter dari bahu jalan. Setidaknya longsoran pada Selasa (11/2/2020) merusak 10 rumah di Desa Sukatani dan menimbun lebih dari 3 hektar sawah warga.
Basuki menuturkan, pihaknya akan fokus secepatnya pada pengerjaan di jalur A sehingga saluran irigasi bisa berfungsi kembali. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak susulan akibat penumpukan air kembali jika terjadi hujan.
Dalam pemantauannya, Basuki tampak menegur beberapa petugas dan meminta perbaikan dilakukan dengan perhitungan yang detail sehingga anggaran yang dikeluarkan tidak terbuang percuma. ”Sementara kami akan menangani yang di sana (jalur A), mensketsa, dan menangani saluran irigasi dulu. Untuk di sisi ini (jalur B), kami bisa menggunakan terasering, beronjong, dan beberapa infrastruktur penahan tebing,” tuturnya.
Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Komisaris Besar Eddy Djunaedi menuturkan, pihaknya siap menanti arahan dari Kakorlantas untuk melakukan rekayasa arus lalu lintas di sekitar lokasi terdampak. Dia mengimbau warga untuk tidak memperlambat kecepatan dengan alasan ingin melihat lokasi longsoran.
”Jalur ini masih bisa dilalui dua arah tanpa hambatan. Namun, jika memang diperlukan rekayasa lalu lintas seperti mengubah rute untuk kendaraan besar, kami siap menyiagakan petugas,” katanya.
Sementara kami akan menangani yang di sana (jalur A), mensketsa, dan menangani saluran irigasi dulu. Untuk di sisi ini (jalur B), kami bisa menggunakan terasering, beronjong, dan beberapa infrastruktur penahan tebing.(Basuki Hadimuljono)
Enam jembatan
Basuki menuturkan, sejak kejadian longsor yang terjadi di Jembatan Cisomang dan Km 92, pihaknya memantau secara intensif di jalur-jalur rawan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan jalur lintasan ratusan kendaraan setiap harinya ini aman untuk dilalui.
Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani menuturkan, pihaknya memantau setidaknya enam titik di jembatan-jembatan yang ada di Tol Purbaluenyi untuk mengantisipasi kejadian pergerakan tanah yang berdampak pada infrastruktur jalan. ”Sejauh ini, semuanya normal. Kami terus mengamati enam titik tersebut dengan metode-metode yang ada,” ujarnya.