Tingkat Kedatangan Wisman di Ngurah Rai Turun 24 Persen
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali, mencatat adanya penurunan kedatangan wisatawan mancanegara sebanyak 24 persen selama sepekan terakhir.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, mencatat adanya penurunan kedatangan wisatawan mancanegara sebanyak 24 persen selama sepekan terakhir. Penurunan itu diduga dampak penutupan sementara penerbangan dari dan ke China sebagai antisipasi penyebaran virus korona tipe baru Covid-19 per 5 Februari 2020.
Pada 5-13 Februari 2020, kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai terdata 128.982 orang. Sementara pada pekan yang sama tahun 2019, jumlah wisman mencapai 160.188 orang.
”Turun banget dan bisa berkurang terus selama ada isu virus korona ini dan penutupan penerbangan dari dan ke China. Tetapi, penutupan ini untuk kebaikan bersama meski konsekuensinya kedatangan wisatawan asing ke Bali turun,” kata Communication and Legal Manager Angkasa Pura I Bandara Internasional Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di Badung, Jumat (14/2/2020).
Menurut dia, wisatawan asing yang datang berjumlah rata-rata per hari 18.000 orang sebelum isu korona ini. Bahkan, musim tertentu wisatawan asing yang datang bisa mencapai rata-rata 20.000 orang per hari. Sekarang, rata-rata kedatangan wisatawan 14.000 orang per hari dan bisa terus menurun.
Petugas imigrasi pun memperketat pemeriksaan paspor warga asing yang datang atau seluruh penumpang dari negara asing sebelum melewati gerbang masuk Bali di Ngurah Rai. Per 14 Februari 2020, sebanyak 91 orang ditolak masuk ke Bali karena memiliki riwayat berada di China. Pihak maskapai diminta memulangkan penumpang tersebut.
Per 14 Februari 2020, sebanyak 91 orang ditolak masuk ke Bali karena memiliki riwayat berada di China.
Kepala Kantor Perwakilan Hukum dan HAM Provinsi Bali Sutrisno beberapa kali menegaskan bahwa petugasnya berusaha seketat mungkin memeriksa seluruh paspor penumpang penerbangan luar negeri yang datang apakah selama 14 hari terakhir memiliki riwayat mengunjungi China. Jika terbukti tercatat di paspornya, maskapai yang menerbangkan harus memulangkan para penumpang yang ditolak ini. Karena itu, ia berharap kerja sama dari maskapai untuk turut mengawasi.
”Petugas imigrasi berupaya semaksimal mungkin memeriksa semua paspor calon wisatawan Bali, terutama yang masuk melalui pintu Bandara Ngurah Rai,” katanya.
Selain itu, pengajuan perpanjangan visa oleh wisatawan asal China ke imigrasi untuk tinggal di Bali juga marak. Per 14 Februari 2020 tercatat 314 orang yang mengajukan perpanjangan visa. Pengajuan dilakukan karena mereka takut pulang tertular korona. Berdasarkan perkiraan Kantor Konsulat Jenderal China untuk Denpasar, masih ratusan wisatawan China yang melancong di Bali.
Hingga Jumat ini, selain memperketat pengawasan wisatawan yang masuk melalui pengecekan paspor serta suhu tubuh, PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai juga menyediakan cairan pembersih tangan. Sebanyak 48 alat dipasang di beberapa titik yang dapat terjangkau penumpang atau petugas yang lalu lalang di area bandara, baik di terminal domestik maupun internasional.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Herry AY Sikado mengungkapkan, penyediaan cairan pembersih merupakan upaya pencegahan penularan penyakit. Selain menggunakan alat pelindung diri, cairan pembersih juga penting disediakan.
Sebelumnya, Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) telah menerapkan penggunaan alat pelindung diri (APD) berupa masker N95, kacamata pelindung (goggles), serta sarung tangan (handgloves) pada petugas operasional yang berinteraksi dengan banyak orang.