Sebanyak 400.202 halaman naskah kuno koleksi perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, didigitalisasi. Ini sebagai upaya melestarikan naskah-naskah tersebut yang sudah rapuh dan rusak.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Sebanyak 400.202 halaman naskah kuno koleksi perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, didigitalisasi. Langkah itu dilakukan sebagai upaya melestarikan naskah-naskah tersebut yang saat ini kondisi fisiknya telah rapuh dan rusak.
Pengelola perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran, Darweni, mengatakan, Reksa Pustaka memiliki total 11.000 koleksi berupa manuskrip, arsip, buku sejarah dan budaya, hingga majalah kuno. Dari total koleksi itu, telah didigitalisasi sebanyak 3.132 koleksi dengan jumlah halaman 400.202 lembar naskah.
Kalau tidak dialihmediakan, kondisinya akan semakin rapuh, semakin rusak, sehingga generasi berikutnya nanti tidak bisa membaca isinya.
Koleksi yang dialihmediakan antara lain staatsblad (lembar negara masa kolonial), babad, majalah Jawa, dan buku-buku kuno yang berhubungan dengan sejarah Mangkunegaran dan budaya Mangkunegaran atau budaya Jawa pada umumnya.
”Kalau tidak dialihmediakan, kondisinya akan semakin rapuh, semakin rusak, sehingga generasi berikutnya nanti tidak bisa membaca isinya,” kata Darweni di Solo, Kamis (13/2/2020).
Darweni menyebutkan, manuskrip kuno yang telah didigitalisasi antara lain Serat Ambiya yang ditulis dengan aksara Jawa sekitar abad ke-18. Manuskrip ini berisi tentang sejarah nabi-nabi. Selain itu, manuskrip karya Mangkunegara IV berjudul Serat-serat Anggitan Dalem Mangkunegara IV (Karya-karya Pilihan Mangkunegara IV) yang di antaranya berisi tentang pendidikan karakter dan moral anak dan keluarga.
”Reksa Pustaka menyimpan 700 manuskrip kuno, tetapi baru sekitar 10 persen yang telah didigitalisasikan,” katanya.
Menurut Darweni, kondisi fisik manuskrip kuno itu secara umum telah rapuh, bahkan sebagian telah mengalami kerusakan. Manuskrip kuno yang belum digitalisasi itu antara lain karya Mangkunegara I tahun 1769 berjudul Sejarah Wiwit Nabi Adam Dumugi Ratu-ratu Tanah Jawi (Sejarah Mulai Nabi Adam hingga Raja-raja Tanah Jawa).
”Itu belum didigitalisasi karena masih kami simpan di tempat khusus, masih belum dibaca untuk umum,” kata Darweni.
Darweni menambahkan, digitalisasi naskah-naskah kuno koleksi perpustakaan Reksa Pustaka mendapat bantuan dari Epson Indonesia yang bekerja sama dengan PT Unibless Indo Multi, konsultan pengarsipan digital. Pihaknya menyambut baik uluran tangan tersebut untuk melestarikan naskah-naskah kuno di Reksa Pustaka.
”Digitalisasi ini bisa memperpanjang usia naskah. Ke depan, orang tidak lagi menyentuh langsung naskah-naskah ini, tetapi membacanya dari komputer. Sebab, kalau naskah-naskah itu terlalu sering dipegang tangan, akan semakin rusak,” katanya.
Direktur PT Unibless Indo Multi Sylvie Selyn Sembiring mengatakan, kegiatan digitalisasi arsip pustaka klasik di perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran dimulai sejak Juni 2019 hingga Januari 2020. Tim berhasil menyelesaikan target lebih cepat, dari seharusnya 12 bulan menjadi 7 bulan.
Pekerjaan yang dilakukan tidak sebatas memindai. Namun, hasil pemindaian dimasukkan dalam sistem pengarsipan elektronik menggunakan aplikasi Unidocsys.
”Dengan aplikasi Unidocsys, setiap pengunjung perpustakaan Reksa Pustaka bisa mencari, mengidentifikasi, dan membaca koleksi perpustakaan Reksa Pustaka dari komputer yang sudah tersedia,” katanya.
Marketing Division Head Epson Indonesia Riswin Li mengatakan, digitalisasi naskah ini merupakan program bantuan sosial perusahaan Epson Indonesia. Pihaknya berharap, dengan berkontribusi pada digitalisasi ini, teknologi Epson dapat mengambil peran dalam pelestarian budaya di Indonesia.