Pedagang Berharap Harga Bawang Putih Segera Stabil
Sempat melonjak hingga Rp 60.000 per kilogram, harga bawang putih di Kota Semarang, Jawa Tengah perlahan turun hingga Rp 50.0000 per kilogram. Namun, harga itu masih dirasa tinggi. Para pedagang berharap harga stabil.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KOMPAS/KRISTI UTAMI
Bawang putih mulai sulit didapat di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Hal itu disebabkan oleh menipisnya ketersediaan barang. Sementara itu, bawang putih impor belum sampai ke Kabulaten Tegal.
SEMARANG, KOMPAS - Harga bawang putih di Kota Semarang, Jawa Tengah yang pekan lalu mencapai Rp 60.000 per kilogram kini mulai turun menjadi Rp 50.0000 per kilogram. Namun, harga itu masih dirasa tinggi. Para pedagang pun berharap harga komoditas tersebut dapat segera stabil.
Menurut data Sistem Informasi dan Produksi Komoditas Jateng, untuk Kota Semarang, pada Rabu (29/1/2020), harga bawang putih masih Rp 33.800 per kilogram (kg). Sejak itu, harganya terus naik hingga puncaknya pada Kamis (6/2/2020) yakni Rp 58.000 per kg. Harga lalu perlahan turun hingga Rabu (12/2/2020) yakni Rp 48.000 per kg.
Dari pantauan di sejumlah pasar di Kota Semarang, bawang putih masih dijual sekitar Rp 50.000 per kg. “Sempat Rp 60.000 per kg. Sejak kemarin turun jadi Rp 50.000 per kg. Mudah-mudahan bisa normal lagi, tetapi yang penting harga stabil saja,” ujar Supadmi (61) pedagang di Pasar Bulu Semarang.
Pedagang mengupas bawang putih di Pasar Johar Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang, Selasa (24/4/2019). Menjelang bulan puasa, harga bawang putih kating melonjak hingga Rp 52.000 per kilogram (kg).
Supadmi menambahkan, saat harga bawang putih normal sekitar Rp 35.000 per kg, dalam sehari ia bisa menjual hingga 50 kg per hari. Namun, akibat kenaikan harga dalam sepekan terakhir, dia hanya menyediakan stok sekitar 10 kg dalam sehari. Sebab, banyak yang urung membeli karena harga tinggi.
Imah (51), pedagang di Pasar Johar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang, juga berharap harga bawang putih bisa lebih dikendalikan. “Mudah-mudahan bisa stabil terus. Kalau dalam sebulan harga turun naik, pembelinya juga jadi jarang datang. Seringnya tidak jadi beli kalau harga sampai Rp 60.000 per kg,” katanya.
Adapun kenaikan harga bawang putih di berbagai daerah di Indonesia salah satunya karena hambatan pasokan. Hal ini terkait wabah virus korona jenis baru mengingat mayoritas bawang putih di Indonesia berasal dari negeri tirai bambu tersebut.
Bawang putih dijual oleh sejumlah pedagang di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah, seperti terlihatr, Senin (10/6/2019)
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng Arif Sambodo, mengatakan, terhambatnya pasokan bawang putih disebabkan operasional sejumlah pelabuhan di China yang belum optimal. Selain baru saja Hari Raya Imlek, juga terkait isu wabah virus korona jenis baru. Namun, saat ini kondisi itu sudah pulih.
“Sekarang harganya Rp 45.000-50.000 per kilogram. Seperti yang dibicarakan di pemerintah pusat, maka nanti ketika stok datang, (distributor) agar jangan melempar pada posisi harga saat ini, tetapi perhitungan wajar, yakni Rp 30.000-Rp 35.000 per kg,” kata Arif.
Ia menambahkan, ada hikmah yang bisa diambil dari kenaikan bawang putih yang sempat terjadi beberapa hari terakhir. Pertama, yakni jangan sampai terjadi ketergantungan komoditas pada satu negara. Saat ini, 90 persen impor bawang putih dari China. Selain itu, perlu peningkatan produksi di dalam negeri.
Arif menambahkan, pihaknya terus melakukan upaya antara lain dengan operasi pasar, agar harga di pasar terus stabil. “Pada Senin (10/2/2020) kami mengadakan sidak (kepada distributor) di Tambakaji. Dilaporkan produk impor akan datang. Kami besok juga akan operasi pasar ke Solo,” katanya.