Infrastruktur dan Koordinasi untuk Cegah Karhutla Sedini Mungkin
Pencegahan kebakaran hutan dan lahan tahun 2020 mulai dilakukan sedini mungkin. Selain memeriksa kesiapan infrastruktur dan peralatan, pemerintah daerah juga diminta untuk lebih siap berkoordinasi dengan multi pihak.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PULANG PISAU, KOMPAS – Pencegahan kebakaran hutan dan lahan tahun 2020 mulai dilakukan sedini mungkin. Selain memeriksa kesiapan infrastruktur dan peralatan, pemerintah daerah juga diminta untuk lebih siap berkoordinasi dengan multi pihak.
Hal itu disampaikan Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG) Myrna Safitri di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Rabu (12/2/2020). Myrna hadir untuk melihat program revitalisasi ekonomi yang dijalankan di Kalteng.
Saat ini, lanjut Myrna, pihaknya sedang melakukan pendataan semua infrastruktur yang sudah dibangun BRG di seluruh wilayah kerja restorasi gambut. Hal itu dilakukan untuk memastikan semua peralatan berfungsi dengan baik. “Jadi kami tahu persis kondisinya sekarang seperti apa, karena pemeliharaan merupakan prioritas juga di tahun ini,” kata Myrna.
Di Kalimantan Tengah, BRG sudah membangun lebih kurang 8.875 sumur bor dan 2.534 sekat kanal. Selain itu, ada 92 paket revitalisasi ekonomi yang diberikan kepada masyarakat.
Melalui Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD), BRG juga sudah membuat 3.225 sumur bor, 1.250 sekat kanal, dan 62 paket revitalisasi ekonomi. Total ada 12.100 sumur bor, 2.784 sekat kanal, dan 154 paket revitalisasi ekonomi di Kalteng.
Myrna menyampaikan, semua infrastruktur tersebut dibangun untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Saat ini pihaknya bersama pemerintah daerah akan memastikan semua infrastruktur, seperti sumur bor dan sekat kanal, bisa berfungsi dengan baik saat digunakan untuk pembasahan di wilayah rentan sebelum terbakar.
Musim kemarau tahun 2020 akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2019.
Sebelumnya, Stasiun Meteorologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya memprediksi musim kemarau tahun 2020 akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2019. Hal itu akan membuat beberapa wilayah akan jauh lebih rentan terbakar, khususnya wilayah gambut.
Tahun 2019, luas indikatif kebakaran hutan dan lahan di Kalteng mencapai 134.227 hektar. Dengan rincian, 58.276 hektar lahan mineral, 75.951 hektar di lahan gambut. Di beberapa wilayah di lahan gambut terbakar lamanya kebakaran bisa mencapai tiga hingga empat bulan. Pulang Pisau merupakan satu dari 14 kabupaten/kota di Kalteng yang rawan terbakar.
Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo mengungkapkan, selain menambah anggaran, pihaknya akan memastikan semua pihak bisa berkoordinasi dengan baik. Tak hanya pemerintah, BRG, dan aparat saja, bahkan kelompok masyarakat juga lembaga swadaya masyarakat akan dilibatkan dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
“Jadi kami pastikan dulu bahwa peralatan sudah siap, bahkan akan ditambah lagi di tahun ini sesuai kebutuhan. Kami benar-benar serius karena karhutla sangat merugikan,” kata Edy.
Edy menyampaikan, di Kecamatan Kahayan Kuala, fasilitator desa dari Kemitraan-Partnership membuat daftar semua infrastruktur di wilayahnya, seperti sumur bor dan sekat kanal. Daftar itu dilengkapi dengan nomor kontak orang-orang yang paling dekat dengan lokasi infrastruktur. “Sehingga pada saat dibutuhkan, orang-orang tahu siapa yang harus dihubungi jadi yang paling dekat dengan lokasi kebakaran itu lalu langsung responsif,” kata Edy.