Mewabahnya virus korona baru turut berdampak pada pertumbuhan pariwisata Jambi. Tingkat kunjungan wisata ziarah ke situs Candi Muaro Jambi yang selama ini menjadi andalan daerah itu kini melesu.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Mewabahnya virus korona baru turut berdampak pada pertumbuhan pariwisata Jambi. Tingkat kunjungan wisata ziarah ke situs Candi Muaro Jambi yang selama ini menjadi andalan daerah itu kini melesu.
Roy Mardianto dari Humas Asosiasi Agen Perjalanan (Asita) Provinsi Jambi mengatakan, sejak merebaknya virus korona, kunjungan wisatawan mancanegara turut terdampak. Sepanjang Januari hingga sekarang, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke situs warisan Buddha abad VII hingga XIV tersebut menurun.
”Sejumlah grup wisatawan sudah membeli paket wisata ziarah ke Candi Muaro Jambi. Namun, akhirnya mereka membatalkan perjalanan,” kata Roy, Senin (10/2/2020).
Padahal, selama ini, wisatawan asal China, Hongkong, dan Singapura paling dominan di antara wisatawan mancanegara lainnya.
Sejumlah grup wisatawan sudah membeli paket wisata ziarah ke Candi Muaro Jambi. Namun, akhirnya mereka membatalkan perjalanan.
Petugas di Situs Muaro Jambi, Zubaidi, menyebut, jumlah pengunjung ke Candi muaro Jambi sepanjang Januari lalu sebanyak 15.671 wisatawan lokal dan 63 wisatawan mancanegara. Adapun, wisatawan mancanegara mayoritas dari Australia 26 orang, Singapura 16 orang, dan Nepal 9 orang. Sisanya dari Tibet, India, dan Hong Kong.
Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata Provinsi Jambi Jefri mengakui wabah korona berdampak pada penurunan kunjungan wisatawan ke Situs Muaro Jambi, khususnya yang dari wilayah Asia Timur, seperti dari China dan Hong Kong. Pihaknya memprediksi penurunan kunjungan masih akan berlanjut hingga beberapa bulan ke depan.
Salah satu agenda kegiatan pariwisata yang bakal terimbas adalah peringatan hari raya Waisak. Meski masih akan dilangsungkan 3 bulan mendatang, berbagai persiapan biasanya akan menggaet para peziarah datang ke Muaro Jambi. ”Kami khawatir tingkat kunjungan wisatawan mancanegara menjelang Waisak akan terdampak,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi penurunan kunjungan drastis, pihaknya berupaya menggandeng wisatawan dari Asia Selatan. Pekan lalu, lanjut Jefri, pihaknya telah berkomunikasi dengan Duta Besar India untuk Indonesia. Hubungan Muaro Jambi dan Nalanda di India sebagai sister city diharapkan mendongkrak minat warga India berkunjung. ”Pihak Kedutaan (India) sudah menyatakan antusias untuk mendorong kunjungan bagi warganya ke Muaro Jambi,” katanya.
Upaya lainnya memperkuat pengelolaan situs agar dapat segera ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Kompleks Percandian Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi, memiliki luas 3.981 hektar. Situs tersebut telah masuk daftar tentatif Warisan Budaya Dunia sejak 6 Oktober 2009, bersama-sama dengan tiga situs lainnya, yakni Bawomataluo, Candi Muara Takus, dan Situs Prasejarah Maros-Pangkep. Hingga kini, proses penetapannya masih jalan di tempat.