Jenazah pria tanpa identitas ditemukan di Sungai Comal, Desa Kandang, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Sabtu (8/2/2020). Pria tersebut diduga terseret arus sungai yang deras akibat hujan lebat.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Jenazah pria tanpa identitas ditemukan di Sungai Comal, Desa Kandang, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (8/2/2020). Pria tersebut diduga meninggal karena terseret arus sungai yang deras akibat hujan lebat pada Jumat hingga Sabtu dini hari.
Jenazah pria tersebut pertama kali ditemukan oleh warga Desa Kandang yang hendak mencari kayu pada Sabtu sekitar pukul 07.00. Saat ditemukan, jenazah tersebut tersangkut pada tumpukan sampah bambu di bantaran Sungai Comal. Warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Sektor (Polsek) Comal.
”Berdasarkan hasil identifikasi, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada jenazah tersebut. Usai diidentifikasi, jenazah tersebut langsung dibawa ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) M Ashari Pemalang untuk diotopsi,” kata Kepala Polsek Comal Ajun Komisaris I Ketut Mara di Pemalang, Sabtu.
Ketut Mara menduga, pria yang diperkirakan berusia 40 tahun itu meninggal akibat terseret arus sungai saat hujan lebat Jumat petang. Hingga saat ini, identitas mayat tersebut belum diketahui.
”Masyarakat yang kehilangan anggota keluarga silakan melapor atau mengecek jenazah yang saat ini berada di RSUD M Ashari,” ujar Ketut Mara.
Sebelumnya, tiga orang dilaporkan tenggelam akibat terseret arus Sungai Gandu di Desa Simpur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Jumat petang. Akibat kejadian tersebut, satu orang meninggal, sedangkan dua lainnya dapat diselamatkan.
Kejadian tersebut bermula ketika enam perempuan dari Desa Simpur hendak mengambil bantuan pangan dari pemerintah di Dusun Cengis yang berada di seberang Sungai Gandu. Di daerah itu, warga terbiasa menyeberang langsung di sungai karena tidak ada jembatan. Keenam warga tersebut nekat menyeberang sungai meski sudah diperingatkan bahwa arus sungai di bagian hulu, yakni di daerah Desa Belik, deras.
Warga terbiasa menyeberang langsung di sungai karena tidak ada jembatan.
Saat tengah menyeberang, tiga dari enam orang tersebut terjatuh dan terseret arus sungai. Nyawa Raisah (65), warga Desa Simpur, tidak tertolong, sementara dua warga lainnya bisa diselamatkan warga.
”Tubuh Raisah terseret hingga akhirnya tersangkut pada bambu yang melintang di sungai. Kemungkinan, korban meninggal akibat terbentur batu-batu besar saat terseret arus,” ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pemalang Wahadi.
Peristiwa meninggalnya warga akibat terseret arus sungai bukan yang pertama kali terjadi di Pemalang. Pada April 2019, enam orang meninggal setelah terseret arus Sungai Kali Jasa, Desa Beluk, Kecamatan Belik. Keenam orang tersebut terseret arus saat sedang mandi di bantaran sungai.
Banjir
Hujan lebat yang melanda Kota Pekalongan juga menyebabkan Sungai Bremi meluap. Sebanyak 300 orang mengungsi di empat lokasi pengungsian di Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, sejak Sabtu dini hari.
Hingga Sabtu siang, air dengan ketinggian 30-70 sentimeter masih menggenangi sejumlah permukiman di Kelurahan Tirto. Warga belum berani kembali ke rumah masing-masing karena hujan dengan intensitas sedang masih mengguyur Kota Pekalongan pada Sabtu petang.
”Kami masih terus melakukan penyedotan dengan pompa untuk mengurangi ketinggian genangan air. Upaya pembersihan saluran air juga sudah kami lakukan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan,” ujar Kepala BPBD Kota Pekalongan Saminta.