Pembangunan Ruko dan Rumah Warga Wamena yang Rusak akibat Kerusuhan Tengah Berjalan
Pembangunan 403 rumah toko dan 190 rumah rusak akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, sudah berjalan sejak dua minggu lalu. Warga berharap hal ini menjadi awal baik menata hidup pascakerusuhan.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
WAMENA, KOMPAS — Pembangunan 403 rumah toko dan 190 rumah yang rusak akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, sudah berjalan sejak dua minggu lalu. Warga berharap hal ini menjadi awal baik menata hidup pascakerusuhan.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo saat berkunjung ke Wamena, Jumat (7/2/2020). Wempi meninjau pembangunan rumah toko dan rumah tinggal di Pasar Wouma dan Jalan Pikhe.
Dia datang bersama Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Papua Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Cornelis Sagrim dan Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah IV Provinsi Papua Togap Hariyanto Manik.
”Sudah dibangun 10 ruko. Sementara pembangunan rumah telah mencapai 20 unit,” katanya.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Wamena pada 23 September 2019. Dalam kerusuhan itu, 33 warga meninggal dan 77 warga mengalami luka-luka ringan ataupun berat. Sejumlah rumah dan tempat usaha warga juga rusak.
Pembangunan ruko melibatkan 4 kontraktor utama dan 70 kontraktor lokal. Sementara pembangunan rumah dilaksanakan prajurit Zeni Tempur TNI Angkatan Darat. Pembangunan ruko dan rumah itu ditargetkan tuntas 10 bulan mendatang.
”Kami akan membayar kontraktor yang telah menyelesaikan pembangunan 10 ruko terlebih dahulu. Setelah itu, kami akan kembali membayar 10 ruko berikutnya yang telah tuntas,” ujar Wempi.
Ia menambahkan, terdapat sejumlah kendala yang menyebabkan penyelesaian pembangunan ruko masih minim. Selain banyak puing bangunan dan kendaraan bermotor yang terbakar belum dipindahkan, kontraktor lokal juga mengeluhkan minimnya anggaran membeli material, seperti pasir dan batu.
”Kami akan berkoordinasi dengan gabungan pelaksana konstruksi nasional Indonesia, Pemkab Jayawijaya, dan tokoh adat untuk menentukan lokasi penimbunan puing-puing bangunan dan kendaraan bermotor. Kami juga akan membantu pengadaan material,” kata mantan Bupati Jayawijaya ini.
Ny Agu Huby, pengusaha di Wamena, mengapresiasi upaya pemerintah pusat untuk memulihkan Wamena pascakerusuhan. Ia menyambut baik langkah pemerintah membangun lapak pedagang di Pasar Wouma yang telah tuntas sejak akhir tahun lalu.
Ke depan, dia berharap, pembangunan 403 ruko yang tengah berjalan tak terkendala anggaran. Tujuannya agar kondisi perekonomian di Wamena kembali berjalan normal seperti semula.