Peternak Ayam Lombok Tengah Butuh Indukan Berkualitas
Peternak ayam di Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, butuh indukan yang berkualitas. Saat ini, mereka mengandalkan indukan turunan tujuh sehingga menurunkan kualitas telur dan daging ayam.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Peternak ayam di Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, membutuhkan bantuan indukan yang berkualitas. Saat ini, mereka mengandalkan indukan turunan tujuh sehingga menurunkan kualitas telur dan daging ayam potong.
Hal itu terungkap dalam dialog antara kelompok peternak ayam dan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, di Dusun Bunut Jero, Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Daerah yang dicanangkan menjadi sentra peternakan ayam ini berjarak sekitar 48 kilometer dari Lombok, ibu kota NTB, Rabu (5/2/2020).
Menurut Saharudin (55), anggota Kelompok Peternak Ayam Tui Jati, daging ayam dari Teruwai sangat diminati. Peternak memasok daging ayam untuk pedagang kuliner di Kota Mataram dan kebutuhan bagi warga miskin penerima bantuan nontunai dari Kementerian Sosial di NTB.
Akan tetapi, dia mengatakan, peternak mengalami sejumlah kendala. Selain mengandalkan mesin tetas sederhana buatan sendiri, indukan ayam bantuan sebanyak 6.000 ekor dari Dinas Peternakan NTB tahun 2014 kini dianggap sudah apkir. Dalam enam tahun terakhir, sebagian besar indukan ayam itu dinilai tidak produktif lagi karena produksi telurnya tidak layak ditetaskan.
”Masa produktif indukan minimal dua tahun. Dari 500 butir yang ditetaskan, sebanyak 150 butir cangkangnya kosong,” ujarnya.
H Sukardi (45) dari kelompok peternak Ayam Muammalah juga mengatakan hal serupa. Dia meminta Pemerintah Provinsi NTB memberikan indukan baru. Ia berharap, dengan indukan yang berkualitas, peternak bisa leluasa memasok kebutuhan daging ayam untuk hotel dan restoran di NTB, terutama Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.
Masa produktif indukan minimal dua tahun. Dari 500 butir yang ditetaskan, sebanyak 150 butir cangkangnya kosong.
Sitti Rohmi Djalilah berjanji bakal memberikan sejumlah bantuan bagi peternak. Selain 10.000 ekor indukan baru, akan diberikan juga 5.000 mesin penetas telur. Ia juga bakal merekomendasikan produk ayam milik 34 kelompok peternak di Desa Teruwai untuk kebutuhan hotel dan restoran.
”Untuk menekan harga pakan, insya Allah, segera dibangun di NTB karena sudah ada investor yang bersedia membangun pabrik pakan ternak,” ujarnya.
Akan tetapi, Sitti mengingatkan agar peternak menjaga kualitas kandang. ”Sampah plastik, misalnya, dipilah, lalu dijual ke bank sampah. Sampah tidak lagi jadi musibah, melainkan mendatangkan berkah (uang),” katanya.