Minimnya perilaku hidup bersih dan sehat menjadi penyebab merebaknya kusta di Kabupaten Asmat, Papua. Salah satu pemicunya, warga tidak menggunakan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Oleh
Fabio M Lopes Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sedikitnya 178 warga di Kabupaten Asmat, Papua, menderita kusta. Tim kesehatan dikerahkan untuk menangani kasus kusta di sana agar tidak merebak.
”Jumlah ini kemungkinan bisa bertambah karena masih minimnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat di daerah pedalaman Asmat, ” kata Yamamoto Sasarari, Kepala Seksi Penanganan Krisis Kesehatan dan Penyakit Dinas Kesehatan Papua, Senin (3/2/2020), di Jayapura.
Dinas Kesehatan Papua bersama Pemerintah Kabupaten Asmat menyiapkan pengobatan massal untuk mencegah penyebaran kusta, terutama di tiga distrik yang banyak penderita kusta. Tiga distrik itu meliputi Sawa Erma, Swator, dan Juto. ”Tujuannya agar penderita kusta tidak terus bertambah,” kata Yamamoto.
Kepala Dinas Kesehatan Asmat Richard Mirino mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim untuk mengobati penderita kusta di tiga distrik tersebut. ”Menurut rencana, tim dari Kementerian Kesehatan dan Dinkes Papua akan tiba di Asmat pada bulan ini. Mereka yang akan memberikan pengobatan dengan kemoprofilaksis,” katanya.
Tak gunakan air bersih
Penyebab merebaknya kusta di daerah itu, menurut Ricard, adalah minimnya perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu pemicunya, warga tidak menggunakan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
”Pemda telah menyiapkan pipa dan fasilitas penampungan air di setiap kampung. Namun, ada oknum warga yang merusak fasilitas tersebut. Akibatnya, mereka terpaksa menggunakan air sungai yang berwarna keruh,” ujarnya.
Yayasan Alfons Suwada Asmat (ASA), lembaga sosial milik Keuskupan Agats yang bergerak di bidang kesehatan, telah mengirimkan tujuh perawat. Temuan awal Yayasan ASA, hingga Januari 2020 terdapat 136 penderita kusta di 11 kampung di tiga distrik itu.
”Kami akan mendapatkan tambahan tenaga dokter dalam waktu dekat. Kami pun sementara membangun rumah singgah bagi tenaga kesehatan yang menangani kusta di Kampung Karbis,” kata Pastor Hendrik Hada Pr, Ketua Yayasan ASA.